ikhlas

Friday, December 28, 2018

HSI 8.22 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 20


Halaqah yang Ke Dua Puluh dua dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul alaihimus salam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 20.

④ Al Karomah menambah keimanan, ketakwaan & kerendahan hati pada pemiliknya, sedangkan Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah menambah kekufuran & kejauhan dari Allāh ajja wajalla.

Didalam kitab Hilyatul Auliya Abu Nu’āim rahimahullah membawakan dengan sanadnya kisah Abu Muslim Al Khaulani seorang yang shaleh dengan Al Aswad Al Amsyi orang yang mengaku menjadi Nabi berkata Syaroh bin Al Khaulani ketika Al Aswad bin qois bin dimar Al Amsyi di Yaman muncul dipanggilah Abu Muslim maka Al Amsyi berkata “apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullãh? ”

berkata ABU muslim 
 
“Iya”

kembali Al Amsyi bertanya

"apakah engkau bahwa aku adalah Rasulullãh? ”

berkata ABU muslim 
 
“aku tidak mendengar”

HSI 8.21 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 19


Halaqah yang Ke Dua Puluh Satu dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul alaihimus salam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 19.

Diantara hal yang perlu diketahui seorang muslim adalah perbedaan Al Karomah & Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah, karena sering terjadi seseorang menganggap Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah sebagai Al Karomah, menganggap seorang wali syaitan sebagai wali Allāh.

Berikut adalah perbedaan antara Al Karomah & Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah (semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan Taufik kita semua & menerangi diri kita dengan ilmu agama, diantara perbedaan antara Al Karomah & Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah :

① Melihat perjalanan hidup orang tersebut, kalau dia adalah seorang mukmin yang bertakwa maka ini adalah Al Karomah dan kalau sebaliknya dia bukan seorang yang mukmin & bukan orang yang bertakwa maka itu adalah Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah.

Berkata syaikh Abdul Aziz bin baz rahimahullah
وشرط كونها كرامةً أن يكون من جرت على يده هذه الكرامةُ مستقيمًا على الإيمان ومتابعة الشريعة فإن كان خلاف ذلك فالجاري على يده من الخوارق يكون من الأحوال الشيطانية 1:49

“Dan sesuatu yang luar biasa menjadi Karomah di syarat kan orang yang mendapatkan Karomah tersebut adalah orang yang istiqomah diatas iman & mengikuti syariat. Adapun apabila sebaliknya maka sesuatu yang luar biasa yg terjadi pada dirinya adalah termasuk Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah".


Friday, December 21, 2018

HSI 8.20 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 18


Halaqah yang Ke Dua Puluh dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul alaihimus salam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 18.

Disana ada perbedaan antara Al Mu’jizat dengan Al Karomah

① Al Mu’jizat disertai dengan pengakuan sebagai seorang Nabi sedangkan Al Karomah tidak disertai dengan pengakuan sebagai seorang Nabi tetapi terjadi Al Karomah dengan sebab dia mengikuti & beriman dengan Nabi & istiqomah diatasnya.

② Al Mu’jizat terjadi pada seorang Nabi & Nabi adalah manusia laki-laki yang merdeka sedangkan Al Karomah bisa terjadi bisa terjadi pada seorang Jin atau manusia, hamba sahaya atau orang yang merdeka, seorang laki-laki ataupun perempuan. Kalau mereka adalah orang-orang yang sholeh seperti yang terjadi pada Maryam & juga Safinah maula Rasulullãh ﷺ.

③ Al Mu’jizat sesuatu yang luar biasa disemua tempat & masa sedangkan Al Karomah adalah sesuatu yang luar biasa di tempat & juga masa tertentu saja, sedangkan Al Karomah adalah sesuatu yang luar biasa menurut tempat & masa tertentu saja. Oleh karena itu apa yang terjadi Maryam alaihi salam berupa ditemukannya makanan musim panas dimusim dingin & sebaliknya adalah sesuatu yang biasa di jaman sekarang


Monday, December 17, 2018

HSI 8.19 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 17


Halaqah yang Ke Sembilan belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul alaihimus salam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 17.

Setelah kita mengetahui tentang Al Karomah yang Allāh berikan kepada wali-Nya, maka hendaklah kita mengenal tentang Al Akhwal Asy-syaithoniyyah (keadaan² syaitan).

Al Akhwal Asy-syaithoniyyah/keadaan² syaitan adalah perkara² yang diluar kebiasaan yang terjadi pada seorang wali syaitan sebagai Istidroj.

Wali syaitan adalah pengikut syaitan & penolong syaitan. yang dimaksud dengan Istidroj adalah dibiarkan supaya bertambah kekufurannya kemudian di azab.

Dan diantara dalil yang menunjukkan adanya wali² syaitan adalah firman Allāh :
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Dan orang-orang yang kafir, maka wali² nya adalah Thogut yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan, mereka adalah penduduk Neraka, mereka kekal didalamnya”. (Al-Baqarah : 257)

Friday, December 14, 2018

HSI 8.18 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 16


Halaqah yang Ke Delapan belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul alaihimus salam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 16.

Diantara dalil dari As-Sunnah atas adanya Al Karomah:

① Kisah Abu bakar Asy Sidik radiallahu anhu ketika memberi makan sebagian ahlu suffah yang datang kepada beliau, setiap kali mereka mengambil satu suapan maka makanannya bertambah banyak

Diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhori & Al Imam Muslim.

② kisah dua orang shahabat Nabi ﷺ, yaitu Usaid bin Hudhair & Abbad bin Bisr semoga Allāh meridhoi keduanya. Ketika keduanya keluar dari sisi Nabi ﷺ, disuatu malam yang gelap gulita dan didepan mereka ada cahaya, kemudian ketika mereka berpisah terbagi lah cahaya tersebut menjadi dua.

Diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhâri

③ kisah Juraij seorang laki-laki yang shaleh dari kalangan Bani Israel yang dituduh berzina dengan seorang wanita ia mengaku hamil karena Juraij, kemudian ketika wanita tersebut melahirkan maka Juraij mengusap kepala bayi tersebut, sehingga bayi tersebut tersebut bisa menyebutkan siapa bapaknya.

Diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhori & Al Imam Muslim

Tuesday, December 11, 2018

HSI 8.17 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 15


Halaqah yang Ke Tujuh belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul alaihimus salam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 15.

Meyakini adanya Al Karomah adalah termasuk pokok akidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah.

Berkata Syaikhul Islam rahimahullah didalam kitab beliau Al Aqidah Al Wasitiyah
ومن عص

” termasuk pokok² Ahlus Sunnah adalah membenarkan Karomah para wali & perkara² diluar kebiasaan yang Allāh jalankan pada diri mereka”
Keyakinan dengan adanya Al Karomah berdasarkan dalil² dari Al Quran, As Sunnah & juga Ijma.

Adapun dari Alquran

① Kisah Maryam dengan Nabi Zakaria alaihi wa sallam

Dimana Nabi Zakaria alaihi salam adalah orang yang menanggung makanan bagi Maryam, yang telah mengkhususkan dirinya untuk beribadah kepada Allāh, namun sesuatu yang luar biasa setiap kali Zakaria memasuki mihrob Maryam dia mendapatkan makanan.

Thursday, December 6, 2018

HSI 8.16 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 14


Halaqah yang Ke Enam belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul alaihimus salam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 14.

Diantara perkara Aqidah yang berkaitan dengan Al Mu’jizat adalah beriman dengan Al Karomah.

Al Karomah secara bahasa adalah pemberian.

Secara syariat: sebuah perkara diluar kebiasaan yang terjadi pada seorang wali Allāh.

Sebuah perkara diluar kebiasaan maksudnya Karomah bukan pemberian /kenikmatan biasa, yang dimaksud dengan kebiasaan adalah kebiasaan manusia di zaman tersebut yang terjadi pada seorang wali Allāh, berarti Karomah tidak terjadi pada seorang Nabi & tidak pula pada wali Syaitan.

Yang dimaksud dengan wali Allāh : setiap orang yang beriman & bertakwa.

HSI 8.15 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 13


Halaqah yang Ke lima belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul alaihimus salam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 13.

Ayat-ayat yang Allāh berikan kepada Nabi Muhammad ﷺ sangat banyak, hal ini menunjukkan keutamaan beliau disisi Allāh & menunjukkan betapa pentingnya risalah yang beliau bawa, karena risalah beliau adalah risalah yang terakhir & tidak ada lagi risalah setelah risalah beliau ﷺ.

Dan diantara ayat-ayat atau mukjizat² tersebut:

① Al Isro & Al Mi’roj

Al Isro: dijalankannya Nabi Muhammad ﷺ diwaktu malam dari Al Masjidil Harom yang ada di Makkah ke Masjidil Aqso yang ada di Palestina.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Maha Suci Dzat yang telah menjalankan hambaNya dimalam hari dari Al Masjid Harom Ke Al Masjid Aqso yang Kami berkahi sekitarnya untuk Kami tunjukkan kepadanya sebagian dari ayat-ayat Kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Al-Isra : 1)

Thursday, November 29, 2018

HSI 8.14 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 12


Halaqah yang Ke empat belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul alaihimus salam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 12.

  ④. Diantara contoh bahwa Allāh menjadikan ayat-ayat seorang Nabi sesuatu yang sesuai dengan keadaan kaumnya adalah mukjizat.

Nabi Muhammad ﷺ yang berupa Al-Quran dizaman beliau, ﷺ bahasa Arab mencapai zaman keemasan penyair penyair bertebaran, berlomba menyumbangkan kefashehannya & kedalamannya didalam berbahasa Arab. Maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan hikmah Nya menjadikan ayat yang paling besar bagi Nabi Muhammad ﷺ adalah sebuah kitab yang diturunkan yang tidak mampu seseorangpun menandinginya, seandainya berkumpul seluruh manusia & Jin untuk mendatangkan yang semisalnya dengan Al-Qur’an niscaya mereka tidak mampu jangan kan satu Al-Quran 10 surat pun mereka tidak mampu & jangan kan 10 surat, satu surat pun mereka tidak akan mampu.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا

“katakanlah seandainya manusia Jin berkumpul untuk mendatangkan yang semisal Al-Qur’an niscaya mereka tidak akan bisa mendatangkannya meskipun sebagian mereka membantu sebagian yang lain”. (Al-Isra : 88)


Monday, November 26, 2018

HSI 8.13 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 11


Halaqah yang Ke tiga belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul alaihimus salam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 11.

Diantara hikmah Allāh menjadikan ayat² seorang Nabi / mukjizat mereka adalah sesuatu yang sesuai dengan keadaan kaumnya dan lebih dahsyat supaya lebih menunjukkan kebenaran kenabian Nabi tersebut.

Diantara contohnya

① Kaum Nabi Sholeh / kaum Tsamud

Yang terkenal sebagai kaum yang terkuat & biasa memahat gunung untuk dijadikan rumah.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا ۖ…

“dan ingatlah oleh kalian waktu Allāh menjadikan kalian pengganti² yang berkuasa sesudah kaum ‘Ad & memberikan tempat kepada kalian di bumi, kalian mendirikan istana² di tanah²nya yang datar & kalian memahat gunung² nya untuk dijadikan rumah”. (Al-A’raf : 74)

Friday, November 23, 2018

HSI 8.12 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 10


Halaqah yang Kedua belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul alaihimus salam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 10.

Di antara cara beriman kepada para rasul alaihimus salam adalah keyakinan bahwa Allāh telah menguatkan mereka dengan tanda-tanda kekuasaan-Nya sebagai pembenaran terhadap kenabian mereka. Tanda² kekuasaan ini telah tersebar dikalangan kaum muslimin dengan nama Mukjizat.

Al Mu’jizat adalah jamak dari Al Mu’jizat, yang secara bahasa artinya adalah yang melemahkan orang lain sehingga tidak bisa mendatangkan yang semisalnya

Lafadz ini tidak ada di dalam Al-Qur’an dan Al Hadits, yang sering digunakan adalah Al Ayat & Al Bayyinat.

Al Ayat artinya adalah tanda² kekuasaan
Al Bayyinat artinya adalah bukti² yang jelas.


Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِنْ بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ ۖ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ…

“dan sungguh Kami telah memberikan kepada Musa Al Kitab (At Taurat) & Kami susulkan setelahnya para Rasul & Kami berikan kepada Isa Ibn Maryam Al Bayyinat” (Al-Baqarah : 87)

HSI 8.11 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 9


Halaqah yang Kesebelas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 9.

Diantara Cara Beriman kepada para Rasul alaihim salam adalah *Wajib Beriman Kepada Para Rasul Secara Terperinci Maupun Secara Global*.
Iman yang terperinci maksudnya adalah beriman dengan nama kabar², kisah² para Nabi yang datang didalam Alquran & Sunnah yang shahihah.
Adapun iman secara global maka yang dimaksud adalah beriman bahwa Allāh memiliki Nabi² & Rasul² selain yang disebut namanya didalam Alquran & AlHadits.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗ

“dan sungguh Kami telah mengutus para Rasul sebelummu diantara mereka ada yang Kami kisahkan kepadamu & diantara mereka ada yang tidak Kami kisahkan kepadamu” [QS Ghafir 78]


Thursday, November 15, 2018

HSI 8.10 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 8


Halaqah yang Ke-10 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul "Cara Beriman kepada Para Rasul Bag 8"

Diantara cara beriman kepada para adalah keyakinan yang mendalam bahwasanya Allāh telah memberikan beberapa keistimewaan bagi para Nabi dan Rasul.

Di antaranya:

① Wahyu

Allāh berfirman:
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ ۚ…

“Sesungguhnya Kami telah wahyukan kepada mu sebagaimana telah Kami wahyukan kepada Nuh & Nabi² setelah dia” (An-Nisa’ : 163)
Dan diantara keistimewaan para Nabi apabila meninggal dunia tidak diwarisi & keluarganya tidak berhak untuk mewarisi hartanya. Rasulullãh ﷺ bersabda:

لَا نُورَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ

kami tidak diwarisi apa yang kami ditinggalkan adalah shodaqoh (HR Al Bukhori dan Muslim)


Tuesday, November 13, 2018

HSI 8.09 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 7


Halaqah yang Ke-9 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul "Cara Beriman kepada Para Rasul Bag 7"

Diantara cara beriman dengan para Rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa seluruh Nabi & Rasul alaihimus salam telah bersepakat dalam berdakwah kepada Tauhid & mengingatkan umat mereka dari kesyirikan.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ…

“Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul kepada kalian hanya menyembah kepada Allāh & jauhilah Thogut” (An-Nahl : 36)



yang dimaksud dengan Thogut adalah sesuatu yang disembah selain Allāh

Didalam ayat yang lain Allāh mengatakan:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Kami mengutus sebelum mu seorang Rasul kecuali kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku maka hendaklah kalian menyembah hanya kepadaKu” (Al-Anbiya’ : 25)


HSI 8.08 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 6


Halaqah yang Ke-8 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul "Cara Beriman kepada Para Rasul Bag 6"

Diantara cara beriman dengan para Rasul alaihimus salam adalah keyakinan bahwa Allāh melebihkan sebagian Nabi dan Rasul diatas sebagian yang lain tanpa merendahkan & melecehkan harga diri & kedudukan yang lain.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۘ

“Itu adalah para Rasul, Kami telah muliakan sebagian mereka diatas sebagian yang lain” (Al-Baqarah : 253)

Dan Allāh berfirman:
وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيِّينَ عَلَىٰ بَعْضٍ ۖ…

“Dan sungguh Kami telah memuliakan sebagian Nabi diatas sebagian yang lain” (Al-Isra : 55)


Adapun ayat yang berbunyi
… لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ…

“Kami tidak membedakan diantara seorangpun dari Rasul-RasulNya” (Al-Baqarah : 285)


Monday, November 5, 2018

HSI 8.07 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 5


Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul "Cara Beriman kepada Para Rasul Bag 5".

Diantara cara beriman dengan para Rasul adalah waspada dari ghuluw atau berlebihan terhadap para Rasul alaihim wa salam, seperti menganggap beliau mengetahui yang ghaib atau mensifati beliau dengan sifat² ketuhanan dan Allāh 'azza wajalla melarang Ahlu kitab dari sikap ghuluw dengan firman-Nya:
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ ۚ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۖ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ ۚ…

“Wahai Ahlu kitab janganlah kalian berlebih-lebihan didalam agama kalian & janganlah kalian berkata atas nama Allāh kecuali kebenaran, sesungguhnya Isa Ibn Maryam adalah Rasulullãh dan kalimatnya yang dia lemparkan kepada Maryam dan dia adalah Ruh dariNya maka berimanlah kalian kepada Allāh dan RasulNya dan janganlah kalian katakan Tuhan itu tiga… ”(An-Nisa’ : 171)



Thursday, November 1, 2018

HSI 8.06 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 4


Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul Allāh "Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 4"

Diantara cara beriman kepada para rasul adalah meyakini bahwa mereka maksum yaitu terjaga dari dosa besar seperti:

- Zina
- Mencuri
- Menipu
- Sihir
- Membuat berhala, dll


Ini adalah kesepakatan umat, adapun orang Yahudi dan Nashrani maka mereka menganggap para Nabi dan Rasul melakukan Dosa besar, seperti keyakinan bahwa Nabi Harun dialah yang membuat berhala & keyakinan bahwa Nabi Ibrahim mengorbankan Istri nya (Sarah) kepada Firaun & seperti keyakinan bahwa Nabi Luth alaihi salam mabuk dll.

Tuesday, October 30, 2018

HSI 8.05 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 3


Halaqah yang kelima dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul Allāh Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 3

5. Meyakini Dengan Keyakinan Yang Dalam Bahwa Mereka (Para Rasul) Adalah Manusia. 


Menimpa mereka apa yang menimpa manusia yang lain, mereka makan, minum, mencari rezeki, menikah, memiliki keturunan, tertimpa sakit, terbunuh, meninggal dll. 


Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ…

[QS Al-Kahf 110]
“katakanlah sesungguhnya aku adalah manusia seperti kalian di wahyukan kepadaku”

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


… قُلْ سُبْحَانَ رَبِّي هَلْ كُنْتُ إِلَّا بَشَرًا رَسُولًا

[QS Al-Isra’ 93]
“katakanlah Maha Suci Rabbku tidaklah aku kecuali seorang manusia yang diutus”


HSI 8.04 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 2


Diantara cara Beriman dengan para Rasul

3. Meyakini bahwa Para Rasul benar-benar terlepas dari sifat dusta, menyembunyikan ilmu & penghianatan.


Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :


قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ

[Surat Ya-Seen 52]

“Mereka berkata celaka kita, siapakah yang telah membangkitkan kita dari tempat istirahat kita, inilah yang dijanjikan oleh Ar-Rohman & benarlah para Rasul”


Tuesday, October 23, 2018

HSI 8.03 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 1


Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul Allāh "Cara Beriman kepada Para Rasul Bag 1"

Cara Beriman kepada Rasul Allāh mengandung beberapa perkara

1. Keyakinan yang dalam bahwa kenabian dan kerasulan adalah pilihan dari Allāh, 

Allāh memberikannya kepada siapa saja yang memang berhak & yang paling afdhol dan sempurna. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ ۗ

“Allāh lebih tau dimana Allāh meletakkan risalahNya” (Al-An’am : 124)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا وَمِنَ النَّاسِ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ

”Allāh memilih Rasul-rasul dari kalangan malaikat & dari kalangan manusia, sesungguhnya Allāh Maha Mendengar lagi Maha Melihat ” (Al-Hajj : 75)

Friday, October 19, 2018

HSI 8.02 - Perbedaan Antara Nabi Dan Rasul


Halaqah yang kedua dari Silsilah Beriman Kepada Rasul Allāh Perbedaan Antara Nabi Dan Rasul.
 

Dalil-dalil menunjukkan perbedaan antara Nabi & Rasul. 

Allāh berfirman :


وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ إِلَّا إِذَا تَمَنَّىٰ أَلْقَى الشَّيْطَانُ فِي أُمْنِيَّتِهِ

[Surat Al-Hajj 52]

“Dan tidaklah kami mengutus seorang Rasul dan tidak pula seorang nabi sebelum engkau (wahai Muhammad) melainkan apabila dia mempunyai sesuatu keinginan Syaitan pun memasukkan godaan² kedalam keinginannya tersebut”

Ayat diatas menunjukkan bahwa Rasul berbeda dengan Nabi.

Monday, October 15, 2018

HSI 8.01 - Pengertian Rasulullah Dan Dalil-Dalil Atas Wajibnya Beriman Dengan Para Rasul


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين


Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul Allāh


Pengertian Rasulullãh & Dalil² Atas Wajibnya Beriman Dengan Para Rasul

Diantara pokok² keimanan yang harus diimani oleh seorang hamba adalah beriman kepada para Rasul Allāh


Rasulun adalah bentuk tunggal dari rusulun, rusulun artinya utusan, rusulun artinya utusan-utusan, Rasulullãh artinya para utusan Allāh. Mereka adalah manusia² yang Allāh pilih menjadi utusanNya kepada manusia dengan membawa risalah dari Allāh untuk disampaikan kepada manusia. 



An-Nawaqidhul Islam 50 : Penjelasan Akhir Kitab Pembatal KeIslaman Bagian 4


Berkata sebagian salaf yaitu Ibrāhīm At Taimiy:

و من يأمن البلَ بعد إبراهيم

“Siapa yang aman dari fitnah, siapa yang aman dari menyimpang dari jalan Allāh setelah Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām”

Apabila Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām takut apabila menyimpang dari agama Allāh maka bagaimana dengan kita?

Oleh karena itu beliau mengatakan disini, wajib bagi seorang Muslim untuk waspada dengan 10 perkara ini dan takut terjerumus didalamnya.

Diantara bentuk kewaspadaan adalah mau mempelajari agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

√ Mempelajari mana yang benar sehingga bisa mengamalkannya.
√ Mempelajari sehingga tahu mana yang salah. Kemudian dia menjauhkan dirinya dari perkara yang salah tersebut.


Thursday, August 16, 2018

An-Nawaqidhul Islam 49 : Penjelasan Akhir Kitab Pembatal KeIslaman Bagian 3



وَكُلُّهَا مِنْ أَعْظَمِ مَا يَكُونُ خَطَرًا،

“dan semuanya ini ada termasuk yang paling berbahaya

وَ مِنْ أَكْثَرِ مَا يَكُونُ وُقُوعًا

Sepuluh perkara yang membatalkan keIslaman (yg disebut oleh Syaikh disini) beliau katakan ini adalah yang berbahaya.

Menunjukkan bahwasanya disana ada perkara² yang lain yang beliau tidak sebutkan disini, yang beliau sebutkan disini adalah sepuluh perkara yang paling membahayakan.

Kemudian yang kedua & paling sering terjadi di masyarakat dan ini adalah yang paling berbahaya yaitu sepuluh perkara yang kita sebutkan secara ringkas

  1. Syirik (didalam beribadah kepada Allāh).
  2. Menjadikan adanya perantara (antara seseorang dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, berdoa kepadanya, meminta syafaat dan bertawakal kepada mereka).
  3. Orang yang tidak mengkafirkan orang musyrik /meragukan kekufuran mereka /membenarkan mazhab mereka.
  4. Orang yang meyakini bahwasanya petunjuk selain Rasulullãh ﷺ lebih sempurna dari pada petunjuk beliau ﷺ.
  5. Orang yang membenci apa yang datang dari Rasulullãh ﷺ, membenci syariat beliau ﷺ.

Monday, August 13, 2018

An-Nawaqidhul Islam 48 : Penjelasan Akhir Kitab Pembatal KeIslaman Bagian 2



مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَٰكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

[QS An-Nahl 106]

“Barangsiapa yang kufur setelah keimanannya
إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِن بِالْإِيمَانِ
Kecuali orang yang dipaksa, sedangkan hatinya dalam – مطمئن – dalam keadaan tenang keimanan"
Dipaksa oleh orang yg kafir diancam dengan akan ditembak atau akan dibunuh supaya dia mengucapkan kalimat yang kufur, diperintahkan untuk mencela Rasulullãh ﷺ, diperintahkan untuk mengucapkan ucapan yang menunjukkan bahwasanya dia keluar dari agama Islām

إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ

Kecuali orang yang dipaksa & hatinya masih tenang dengan keimanan. 



Friday, August 10, 2018

An-Nawaqidhul Islam 47 : Penjelasan Akhir Kitab Pembatal KeIslaman Bagian 1


Kemudian beliau mengatakan

وَلَا فَرْقَ فِي جَمِيعِ هَذِهِ النَّوَاقِضِ بَيْنَ الهَازِلِ وَالجَادِّ وَالخَائِفِ إِلَّا المُكْرَه.


Setelah beliau menyelesaikan sepuluh perkara yang bisa membatalkan keIslaman seseorang beliau mengatakan :

“tidak ada bedanya didalam pembatal-batal keIslaman yang sepuluh ini antara orang yang bercanda & orang yang sungguh²”

Sebagaimana sudah kita sebutkan ketika kita membahas tentang orang yang mengejek agama Allāh / mengejek ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla, apakah dia mengejek dengan maksud bercanda / bersenda gurau atau dia bersungguh-sungguh dalam ejekanya. 



Monday, August 6, 2018

An-Nawaqidhul Islam 46 : Penjelasan Kaidah Kesepuluh Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 4


Seorang Muslim & juga muslimah yang sudah bersyahadat dengan dua kalimat syahadat maka hendaklah dia memiliki hirs memiliki semangat, memiliki keinginan untuk mempelajari agama Allāh & juga mengamalkan apa yang ada didalamnya.
Disana ada ilmu yang fardhu ‘ain & disana ada ilmu yang fardhu kifayah.

Ilmu yang fardhu ‘ain ini wajib dipelajari oleh setiap muslim & muslimah (yang laki-laki maupun yg wanita) yang di Kota maupun yang di Desa. Apabila dia sudah dewasa maka dia diwajibkan fardhu ‘ain untuk mempelajari ilmu ini, diantaranya adalah:

Mempelajari tentang Aqidah, mempelajari tentang Tauhid yang merupakan ushul agama ini / yang merupakan pondasi di dalam agama ini. Mempelajari makna dari dua kalimat syahadat, mempelajari rukun iman yang enam, bagaimana cara beriman kepada Allāh, bagaimana  beriman kepada Malaikat, kepada Rasul-Nya, kepada Kitab-Nya, beriman dengan takdir, bagaimana beriman dengan Hari Akhir. Ini adalah arkanul iman /rukun² Iman yang wajib dipelajari oleh setiap muslim & juga muslimah. Dan juga seluruh perkara yang tidak akan tegak agamanya kecuali dengan perkara tersebut seperti mempelajari shalat lima waktu (bagaimana caranya, rukun² nya, kewajiban² nya) & juga mempelajari thaharoh tata cara berwudhu maka ini hukumnya adalah fardhu ‘ain wajib bagi setiap muslim untuk mempelajari perkara² seperti ini.

An-Nawaqidhul Islam 45 : Penjelasan Kaidah Kesepuluh Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 3


Agama Islām mendoakan kita untuk berilmu & menuntut Ilmu & mendorong kita untuk mengamalkan.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

“Dia lah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang telah mengutus RasulNya dengan ْهُدَىٰ Huda & دِينِ Dinil Haq”

[QS At-Tawbah 33]

Mengutus RasulNya dengan dua perkara yaitu:

① Dengan Petunjuk - Yaitu dengan Ilmu
② Mengutus RasulNya dengan Dienil Haq - Yaitu dengan amalan

Monday, July 30, 2018

An-Nawaqidhul Islam 44 : Penjelasan Kaidah Kesepuluh Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 2



Oleh karena itu seorang muslim apabila sudah bersyahadat maka keimanan dia, syahadah yg dia ucapkan dia yakini dalam hatinya mendorong dia untuk mempelajari agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Mempelajari isinya & juga mendorong dia untuk mengamalkannya, mendorong dia untuk mempelajari agama Allāh, mendorong dia untuk mengamalkan apa yang ada di dalam agama ini & Allāh Subhānahu wa Ta’āla didalam Al-Qur’an mendorong kita untuk mempelajari agama

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ

“hendaknya ada segolongan diantara mereka yang mereka mempelajari agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla supaya mereka kembali kedalam kaumnya mengingatkan kaumnya, memperingatkan kaumnya tentang agama Allāh ”

[QS. At-Tawbah 122]

Friday, July 27, 2018

An-Nawaqidhul Islam 43 : Penjelasan Kaidah Kesepuluh Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 1



Beliau mengatakan

العَاشِرُ: الإِعْرَاضُ عَنْدِينِ اللهِ تَعَالَى لَا يَتَعَلَّمُـهُ وَلَا يَعْمَـلُ بِهِ، وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَمَنْأَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَالْمُجْرِمِينَ مُنتَقِمُونَ﴾

Beliau mengatakan

العَاشِرُ
  
Kesepuluh: berpaling dari agama Allâh tidak mempelajarinya & tidak mengamalkannya agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan Dalilnya firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang artinya :

“Dan siapa yang lebih zhalim daripada orang yang diingatkan kepadanya ayatayat Rabbnya  ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا  kemudian dia berpaling dari ayat² Allāh Subhānahu wa Ta’āla  إِنَّا مِنَالْمُجْرِمِينَ مُنتَقِمُون  . Sesungguhnya Kami akan mengazab orangorang Mujrimin / orang orang yang kufur & berpaling dari ayat² Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”
(QS. AsSajdah [32]: 22)

Wednesday, July 25, 2018

An-Nawaqidhul Islam 42 : Penjelasan Kaidah Kesembilan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 5



Sebagian mereka beralasan dengan kisah Khodir (yaitu Nabi Khodir alaihi salam), sebagian mereka mengatakan


 “boleh kita keluar dari syariat Rasulullãh ﷺ  dengan alasan bahwasanya Nabi Khodir  dahulu beliau keluar dari syariat nya Nabi Musa alaihi salam”


Maksudnya adalah kisah yang Allāh sebutkan didalam surat Al Kahfi, dimana Nabi Musa alaihi salam didalam sebuah hadits disebutkan, pernah ditanya Bani Israil


“apakah engkau mengetahui disana ada orang yang lebih ‘alam (orang yang lebih tau) pada dirimu”


Maka Nabi Musa alaihi salam menjawab sesuai dengan ilmunya


”tidak ada disana orang yang lebih tahu dari pada aku”


Thursday, July 19, 2018

An-Nawaqidhul Islam 41 : Penjelasan Kaidah Kesembilan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 4



Apabila ada seseorang di jaman sekarang dia meyakini ada sebagian manusia:

  • Boleh dia tidak mengikuti Rasulullãh ﷺ 
  • Boleh dia tidak beriman dengan Rasulullãh ﷺ
  • Boleh dia Untuk keluar dari syariat Rasulullãh ﷺ

Maka kata beliau disini – فهو كافر – Maka orang yang demikian telah keluar dari agama Islām.

Seorang Muslim meyakini bahwasanya syariat beliau ﷺ adalah untuk seluruh manusia, bukan untuk orang Arab saja & bukan untuk  orang tertentu saja.

Barangsiapa ada meyakini bahwasanya ada sebagian manusia boleh keluar dari syariat Rasulullãh ﷺ maka dia telah keluar dari agama Islām.

Kenapa demikian?

Tuesday, July 17, 2018

An-Nawaqidhul Islam 40 : Penjelasan Kaidah Kesembilan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 3



Seorang Nabi sekalipun seandainya sekarang masih hidup maka dia wajib untuk Rasulullãh ﷺ.

Di dalam sebuah hadist suatu saat Umar bin khotob radiallahu anhu membaca sebuah kitab yang beliau dapatkan dari Ahlul kitab & Rasulullãh ﷺ melihat Umar bin khotob radiallahu anhu, maka Rasulullãh ﷺ mencela apa yang dilakukan oleh Umar karena beliau membaca sebuah kitab yang diturunkan kepada Ahlul kitab, kemudian Rasulullãh ﷺ mengatakan :

 وَ الَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ ، لَوْ كَانَ مُوْسَى حَيًًّّا مَا وَسِعَهُ إِلاَّأَنْ يَتَّبِعَنِيْ

Beliau mengatakan


“Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya seandainya Musa (yaitu Nabi Musa alaihi salam) sekarang ini hidup niscaya dia tidak boleh melakukan kecuali harus mengikuti diriku(beriman dengan diriku)”.


Thursday, July 12, 2018

An-Nawaqidhul Islam 39 : Penjelasan Kaidah Kesembilan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 2



Apabila ada seorang Yahudi atau Nashrani yang mereka mengaku beriman dengan Nabi Musa atau Nabi Isa Alaihi salam, sekarang mendengar kedatangan Rasulullãh , maka tidak halal kecuali harus mengikuti Rasulullãh .

Apabila meninggal dalam keadaan seorang Yahudi & Nashrani & tidak beriman dengan kenabian Rasulullãh maka dia meninggal dalam keadaan kufur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Rasulullãh bersabda:

(( لا يسمع بي أحدمن هذه الأمة يهودي ولانصراني ثم يموت ولم يؤمن بما أرسلت به إلا كان من أصحاب النار))رواه مسلم.


“tidaklah mendengar tentang kedatangan seseorang diantara umat ini, baik seorang Yahudi maupun Nashrani kemudian dia meninggal dunia & tidak beriman apa yang aku bawa kecuali dia adalah termasuk penghuni Neraka”.


Tuesday, July 10, 2018

An-Nawaqidhul Islam 38 : Penjelasan Kaidah Kesembilan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 1



Pembatal keIslaman yang ke-9

Beliau mengatakan

*التَّاسِعُ*: من اعتقد أن بعض الناس لا يجب عليه اتباع النبي : وَانه يَسَعُهُ الخُرُوج عن شريعة كَمَا وَسِعَ الخَضِرَ الخُرُوجَ عَنْ شَرِيعَةِ مُوسَى عَلَيهِ السَّلَامُ، فَهُوَكَافِرٌ.

Yang artinya :

“Yang kesembilan Barangsiapa yang meyakini bahwasanya sebagian manusia tidak wajib mengikuti Nabi & bahwasanya dia boleh keluar dari syariat nya Nabi , sebagaimana Nabi Khodir keluar dari syariatnya Nabi Musa alaihi wasallam, Maka orang yang demikian adalah orang yang kafir“.

Ini adalah pembatal keIslaman yang kesembilan yang disebutkan oleh pengarang rahimahullah didalam kitab beliau Nawāqidhul Islām.

Beliau mengatakan التَّاسِعُ perkara yang kesembilan dari sepuluh perkara yang membatalkan keIslaman

من اعتقد أن بعض الناس لا يجب عليه اتباع النبي

Yaitu barangsiapa yang meyakini / mempercayai bahwasanya sebagian manusia tidak wajib untuk mengikuti Nabi

Thursday, July 5, 2018

An-Nawaqidhul Islam 37 : Penjelasan Kaidah Kedelapan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 3


Allāh Subhānahu wa Ta’āla didalam Al-Qur’an mengabarkan bahwasanya diantara sifat orang-orang Yahudi mereka dahulu menolong & mencintai orang yang kafir (orang-orang musyrikin yang menyembah berhala) padahal orang-orang Yahudi mereka adalah Ahlul kitab yang menisbatkan diri mereka kepada wahyu / kepada kitab Allāh Subhānahu wa Ta’āla, tapi diantara sifat mereka yg Allāh cela adalah mencintai & menolong orang-orang musyrikin.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan

تَرَىٰ كَثِيرًا مِنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ أَنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ

[QS Al-Ma’idah 80]

“kamu akan melihat sebagian besar atau banyak diantara mereka (orang-orang Yahudi)

يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا

Mereka mencintai & menolong orang² yang kafir, mencintai orang-orang yang menyembah berhala/orang-orang musyrikin

لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ

Sungguh jelek perbuatan tangan mereka

Tuesday, July 3, 2018

An-Nawaqidhul Islam 36 : Penjelasan Kaidah Kedelapan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 2



Seorang Muslim senang apabila agama Allāh ini diatas permukaan bumi, senang apabila seluruh manusia beriman kepada Allāh, gembira ketika manusia taat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, sebagaimana dia bergembira apabila dirinya taat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, dan dia benci melihat kekufuran & benci terhadap melihat orang melakukan kemaksiatan kepada Allāh, benci karena kekufuran yang dia lakukan

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ…
[QS At-Tawbah 33]

“Dia lah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang mengutus RasulNya dengan petunjuk dan agama yang benar”

لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّه

Untuk menampakkan agama ini (agama Islām) diatas seluruh agama 

Friday, May 18, 2018

An-Nawaqidhul Islam 35 : Penjelasan Kaidah Kedelapan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 1


Berkata pengarang rahimahullah :

الثَّامِنُ: مُظَاهَرَةُ المُشْرِكِينَوَمُعَاوَنَتُهُمْ عَلَى المُسْلِمِينَ وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى:﴿وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِين﴾
 

Kedelapan kata beliau : menolong orang-orang musyrik dan membantu mereka didalam memerangi kaum muslimin.

Dalilnya adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang artinya:

“Dan barangsiapa siapa yang menolong mereka maka sesungguhnya dia termasuk mereka sesungguhnya Allāh tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dzolim”


Ini adalah pembatal keIslaman yang ke-8 yang apabila dilakukan oleh seseorang maka dia telah membatalkan Islām nya & apabila dilakukan maka perbuatan ini mengeluarkan dia dari Islām & menjadikan dia termasuk orang-orang yang kafir membatalkan amalannya & apabila dia meninggal dunia dalam keadaan tidak Bertaubat dari perbuatan ini, maka tidak akan diampuni oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla & di akhirat termasuk orang-orang yang kafir masuk kedalam Neraka selama-selamanya.

Monday, May 14, 2018

An-Nawaqidhul Islam 34 : Penjelasan Kaidah Ketujuh Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 5



ۚ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۚ

[Surat Al-Baqarah 102]
Mereka mempelajari sihir yang tidak memudhoroti mereka & tidak memberikan manfaat kepada mereka

وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ

Yang memudhoroti mereka di dunia maupun di akhirat 

وَلَا يَنْفَعُهُمْ

Dan juga tidak memberikan manfaat kepada mereka 

وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۚ

Padahal mereka sudah tahu bahwasanya orang yang membeli sihir ini maka dia diakherat tidak memiliki bagian.

Friday, May 11, 2018

An-Nawaqidhul Islam 33 : Penjelasan Kaidah Ketujuh Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 4


Mempelajari An-Nawāqidhul Islām adalah perkara yang sangat penting Hudzaifah Ibn Yaman (beliau) mengatakan
  كَانَ أصحاب رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُوْنَه عَنِ الْخَيْرِ وَ كُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي

Dahulu para sahabat Rasulullãh ﷺ, mereka bertanya kepada Rasulullãh ﷺ tentang kebaikan sedangkan aku bertanya kepada Rasulullãh ﷺ tentang kejelekan
مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي
karena aku takut apabila terjerumus didalam kejelekan tersebut ”

[HR Bukhari 6/615-616 dan 13/35 beserta Fathul Baari. Muslim 12/235-236 beserta Syarh Nawawi. Baghowi dalam Syarhus Sunnah 14/14. Dan Ibnu Majah 2979]

Hudzaifah Ibn Yaman bertanya kepada Rasulullãh ﷺ tentang kejelekan², tujuannya adalah
⇒ supaya tidak terjerumus ke dalam kejelekan tersebut.

Monday, May 7, 2018

An-Nawaqidhul Islam 32 : Penjelasan Kaidah Ketujuh Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 3


Diceritakan bahwasanya dahulu ketika Nabi Sulaiman meninggal dunia Syaitan & juga Jin menaruh sihir dibawah singgasana beliau yg isinya ini adalah bacaan². Kemudian mengabarkan kepada manusia bahwasanya dahulu Sulaiman bisa mendudukan kami (Jin dan juga Syaitan) adalah karena membaca sihir ini.

Yaitu membaca bacaan ini. Padahal ini adalah kedustaan dari syaitan & juga Jin, Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dia-lah yang telah menundukan Jin & juga syaitan untuk Nabi Sulaiman alaihi wasallam, menundukan mereka sehingga mereka tunduk ketika diperintah oleh Nabi Sulaiman alaihi wasallam

Diperintahkan untuk membangun maka mereka membangun

Diperintahkan untuk menyelam kedalam lautan, mengambil apa yang ada didalam laut berupa perhiasan mereka melakukan

Friday, May 4, 2018

An-Nawaqidhul Islam 31 : Penjelasan Kaidah Ketujuh Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 2



Sihir jenis banyak, diantaranya kata beliau adalah Asharf wal athf

Ashorf – الصرف

Di dalam bahasa Arab artinya memalingkan, maksud beliau adalah memalingkan dari rasa cinta menjadi rasa benci antara seorang suami dengan istri atau antara seorang kawan dengan kawannya yang sebelumnya ada rasa cinta diantara keduanya kemudian dengan bantuan syaitan dirubah menjadi rasa benci diantara keduanya. Maka ini dinamakan Ashorf & ini termasuk sihir & diharamkan didalam agama Islām.

Demikian pula Alathf ini adalah kebalikan dari Ashorf yang artinya adalah cinta yaitu menjadi seseorang yang awalnya saling membenci menjadi saling mencintai atau dengan nama yang lain, sebagaimana datang dalam hadits – Attiwalah.
Sebagaimana beliau ﷺ bersabda :

إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ

Sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat dan juga attiwalah semua ini adalah  syirik.

An-Nawaqidhul Islam 30 : Penjelasan Kaidah Ketujuh Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 1



Berkata mualif rahimahullah

السَّابِعُ: السِّحْرُ – وَمِنْهُ:الصَّرْفُ وَالعَطْفُ-، فَمَنْ فَعَلَهُ أَوْ رَضِيَ بِهِ كَفَرَ، وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ﴾

Beliau mengatakan :

Assaabi – السَّابِعُ-yang ketujuh yaitu diantara pembatal-pembatal keIslaman
السِّحْرُ – وَمِنْهُ:الصَّرْفُ وَالعَطْف

Sihir diantaranya / contohnya adalah _sharf dan ath,_ dan insyaallah akan kita terangkan maknanya

فَمَنْ فَعَلَهُ

Maka barangsiapa yang mengerjakannya (yaitu mengerjakan sihir)

أَوْ رَضِيَ بِهِ

Atau dia meridhoi sihir

كَفَرَ،

Maka dia telah kufur (keluar dari Islām)

وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى

Friday, April 27, 2018

An-Nawaqidhul Islam 29 : Penjelasan Kaidah Keenam Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 3



Diantara sifat orang yang beriman adalah menghormati Rasulullãh ﷺ

Dan diantara bentuk penghormatan kita kepada Rasulullãh ﷺ adalah menghormati istri²nya, mereka adalah ibu-ibu kita & juga menghormati para shahabat nya, Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah memilih wanita-wanita tersebut sebagai istri² RasulNya  ﷺ demikian pula menghormati para shahabat radiallahu anhum. 

Ini adalah termasuk bentuk penghormatan kita kepada Rasulullãh ﷺ. 

ورسوله كنتم تستهزؤون 

“kalian beristihja & mengejek mereka ”
لا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ 
”Janganlah kalian meminta udzur”
قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ 

”Janganlah kalian meminta udzur /beralasan, sungguh kalian telah kufur keluar dari Islām”
بَعْدَ إِيمَانِكُمْ 

“setelah keimanan kalian”


Monday, April 23, 2018

An-Nawaqidhul Islam 28 : Penjelasan Kaidah Keenam Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 2



Diantara bentuk perendahan terhadap Allāh Subhānahu wa Ta’āla, adalah meyakini bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki anak, sebagaimana orang-orang musyrikin

وَيَجْعَلُـونَ لِلَّهِ الْبَنـَاتِ سـُبْحَانَهُ ۙ وَلَهُمْ مَا يَشْتَهُونَ


[QS An-Nahl 57]
“Dan mereka menjadikan bagi Allāh anak anak wanita, Maha Suci Allāh & mereka menjadikan bagi diri mereka anak-anak laki-laki ”


Ini adalah bentuk perendahan yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin, demikian pula orang-orang Yahudi dan Nashrani yang mereka mengatakan sebagaimana yang Allāh kabarkan

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ۖ 

[QS At-Tawbah 30]
“orang-orang Yahudi mengatakan ‘Uzair adalah anak Allāh & orang-orang Nahsrani mengatakan Isa (yaitu Al-Masih) adalah anak Allāh ”