ikhlas

Tuesday, July 3, 2018

An-Nawaqidhul Islam 36 : Penjelasan Kaidah Kedelapan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 2



Seorang Muslim senang apabila agama Allāh ini diatas permukaan bumi, senang apabila seluruh manusia beriman kepada Allāh, gembira ketika manusia taat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, sebagaimana dia bergembira apabila dirinya taat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, dan dia benci melihat kekufuran & benci terhadap melihat orang melakukan kemaksiatan kepada Allāh, benci karena kekufuran yang dia lakukan

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ…
[QS At-Tawbah 33]

“Dia lah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang mengutus RasulNya dengan petunjuk dan agama yang benar”

لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّه

Untuk menampakkan agama ini (agama Islām) diatas seluruh agama 

Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan menampakkan agamanya dan seorang muslim senang apabila agama Allāh nampak di atas permukaan bumi. 

Ketika Allāh di Esa kan didalam ibadah nya, senang apabila Allāh di taati, senang apabila agama ini di amalkan didalam kehidupan sehari-hari oleh manusia. 

Demikianlah sikap seorang muslim 

الثَّامِنُ: مُظَاهَرَةُ المُشْرِكِينَوَمُعَاوَنَتُهُمْ عَلَى المُسْلِمِينَ

Termasuk diantara perkara yang membatalkan keIslaman adalah menolong orang² kafir / orang-orang musyrik di dalam memerangi orang Islām.

Menolong mereka & didalam hatinya dia cinta dalam kekufuran dan senang apabila orang-orang musyrikin tersebut agamanya lebih nampak & lebih menang daripada agama kaum muslimin. Maka ini bisa menyebabkan keluar dari Islām. 

Adapun orang yang membantu orang-orang musyrikin & orang-orang yang kafir dalam memerangi orang muslimin bukan karena cinta dengan agama orang kafir dan bukan karena senang apabila agama orang-orang kafir menang diatas agama kaum muslimin, dia menolong orang-orang musyrikin tersebut (orang-orang kafir tersebut) karena keinginan duniawi ingin jabatannya tetap atau dia tetap harta dunia atau dia ingin kekuasaannya tetap maka dalam keadaan seperti ini dia telah melakukan dosa besar bukan keluar dari Islām tetapi melakukan dosa besar, termasuk kefasikan. Kalau dia meninggal dalam keadaan seperti ini maka dia telah meninggal dunia dalam keadaan membawa dosa besar, keadaan dia di akhirat adalah seperti pelaku dosa besar yang lain dibawah kehendak Allāh Subhānahu wa Ta’āla, kalau Allāh menghendaki maka Allāh mengampuni dan kalau Allāh menghendaki maka Allāh akan mengazab dia di dalam neraka.

Di zaman Rasulullãh ﷺ ada beberapa kaum muslimin yang ketika kaum muslimin hijrah ke kota Madinah mereka tidak hijrah padahal saat itu melakukan hijrah hukumnya wajib, meninggalkan daerah yang kufur & daerah yang syirik yang disitu mereka tidak bisa beribadah kepada Allāh dan di ancam ketika beribadah kepada Allāh wajib saat itu mereka untuk melakukan hijrah ke kota Madinah tetapi ada sebagian kaum muslimin karena cinta karena daerahnya dengan kota Mekah yang sudah menjadi tanah kelahiran & disana banyak bisnis, banyak dagang yang dia lakukan disana, cinta dengan keluarganya yang terlalu banyak di kota mekkah sehingga dia tidak melakukan hijrah & ada Diantara mereka yang ketika terjadi peperangan yang besar antara kaum muslimin dengan orang kafir yaitu ketika perang Badr ada Diantara kaum muslimin yang dipaksa oleh orang-orang musyrikin untuk ikut keluar perang melawan Rasulullãh ﷺ & juga para shahabat , padahal dia seorang muslim kemudian dia meninggal dunia dalam keadaan membawa dosa ini memerangi kaum muslimin penolong orang-orang musyrikin tetapi bukan karena cinta agama orang-orang musyrikin sebabnya adalah karena dia cinta dengan dunia maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla menurunkan ayat 

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ ۖ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ ۚ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا ۚ فَأُولَٰئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لَا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً
 وَلَا يَهْتَدُونَ سَبِيلًا

فَأُولَٰئِكَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا
[QS An-Nisa’ 97-99]

“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh para Malaikat (yaitu oleh para Malaikat maut) 

ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ

Dalam keadaan mereka mendzolimi dirinya sendiri 

قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ

(kata Malaikat) Malaikat berkata kepada orang-orang seperti ini – فِيمَ كُنتُمْ – didalam apa kalian dahulu? Kalian ini adalah orang-orang muslimin tetapi kenapa kalian berperang bersama orang-orang musyrikin melawan orang-orang muslimin – قَالُوا فِيمَ كُنتُمْ – kalian dulu ini bagaimana? 

Apakah kalian ini muslim ataukah kalian ini bersama orang-orang kafir, kalau kalian muslim kenapa kalian bersama orang-orang musyrikin memerangi orang² muslimin 

قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ

Mereka menjawab “kami dahulu adalah orang-orang yang lemah, kami dahulu dipaksa keluar untuk memerangi orang-orang muslimin padahal kami tidak ingin”  mereka beralasan karena mereka dipaksa 

Kemudian malaikat mengatakan 

قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً

Bukankah bumi Allāh ini adalah bumi yg luas 

فَتُهَاجِرُوا فِيهَا

Sehingga kalian bisa hijrah

Kalian dahulu punya kemampuan untuk melakukan hijrah meninggalkan kota Mekkah bergabung bersama kaum muslimin mengapa tidak kalian lakukan… Kalian lebih memilih tinggal didaerah kalian, cintai terhadap harta kalian, cinta terhadap keluarga kalian sehingga kalian dipaksa oleh orang-orang musyrikin untuk memerangi orang-orang muslimin. 

فَأُولَٰئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

Maka orang yang demikian balasannya /kembalinya adalah Jahanam 

وَسَاءَتْ مَصِيرًا

Dan ini adalah sejelek jelek tempat kembali 

Dan ini menunjukkan bahwasanya adalah dosa besar, setiap dosa didalam Al-Qur’an maupun didalam Hadits yang disitu ada ancaman dengan Jahanam maka itu termasuk dosa besar di akhirat dibawah kehendak Allāh, kalau Allāh menghendaki maka Allāh akan mengampuni kalau Allāh menghendaki maka Allāh memasukkan kedalam Neraka /di azab di dalam Neraka

إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ

Kecuali orang-orang yang lemah dari kalangan laki-laki & wanita dan juga anak² kecil 

لَا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلَا يَهْتَدُونَ سَبِيلًا

Yang mereka tidak mampu untuk keluar, tidak memiliki harta, tidak memiliki kekuatan fisik – وَلَا يَهْتَدُونَ سَبِيلًا – & mereka tidak tahu jalan ingin keluar dari kota Mekkah tetapi tidak tahu dimana kota Madinah 

فَأُولَٰئِكَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ ۚ

Maka orang yang demikian Allāh memaafkan mereka

 وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla Maha memaafkan & Maha mengampuni.
Termasuk dosa besar menolong orang-orang musyrikin memerangi kaum muslimin dan sebabnya dia karena cinta terhadap dunia bukan karena cinta terhadap agama kaum muslimin tetapi cinta terhadap dunia, adapun apabila menolong orang-orang musyrikin & cinta dengan agama orang-orang musyrikin & senang apabila mereka agamanya lebih nampak daripada agama kaum muslimin maka inilah yang bisa mengeluarkan seseorang dari Islām

Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA