ikhlas

Friday, December 22, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba 25 : Penjelasan Kaidah Keempat Kitab Al-Qawa'idul Arba


Kaidah yang ke-4 (yang terakhir) dari empat Qoidah Yang dengannya kita bisa memahami apa itu kesyirikan.

Beliau mengatakan:

القاعدة الرابعة: أنّ مشركي زماننا أغلظ شركًا من الأوّلين،

Ketahuilah kata beliau bahwasanya orang-orang musyrikin di zaman kita ini (beliau hidup 200 thn yg lalu)
أغلظ شركًا من الأوّلين

“Lebih keras / lebih dahsyat kesyirikan nya dari pada orang-orang musyrikin zaman dahulu”

Thursday, December 21, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba 24 : Penjelasan Kaidah Ketiga Kitab Al-Qawa'idul Arba Bagian 4


ودليل الأشجار والأحجار

Dan Dalil disana ada yang menyembah pohon demikian pula batu adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla

قوله تعالى: أَفَرَأَيْتُمْ اللَّاتَ وَالْعُزَّى(19)وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَى?
[النجم:19-20].
“apa pendapat kalian tentang Al Lata, ‘Uza & juga Al Mana”

Ini Adalah tiga diantara sesembahan-sesembahan orang-orang musyrikin quraisy,
⑴ Al Lata
⑵’ Uza
⑶ Mana

Wednesday, December 20, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba 23 : Penjelasan Kaidah Ketiga Kitab Al-Qawa'idul Arba Bagian 3


Beliau mengatakan :

Penjelasan ucapan Syeikh Muhammad At Tamiimi rahimahullaah:

ودليل الأنبياء قوله تعالى: وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ [المائدة/116]

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

“Dan ketika Allāh berkata kepada Isa Ibnu Maryam, dan ini juga terjadi di padang Masyhar Allāh akan bertanya kepada Malaikat, hamba² Allāh yang shaleh yang diagungkan yang disembah oleh sebagian manusia & Allāh akan bertanya kepada Nabi Isa alaihi salam yang disembah yang diagungkan oleh sebagian makhluk : “
Wahai Isa Ibn Maryam

Tuesday, December 19, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba 22 : Penjelasan Kaidah Ketiga Kitab Al-Qawa'idul Arba Bagian 2


Beliau mengatakan :

ودليل الشمس والقمر

“dalil bahwasanya di zaman Nabi shallallahu alaihi wa salam ada yg menyembah Matahari & Bulan ”

قوله تعالى :


Adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla

وَمِنْ آَيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (37) [فصلت/37]،

Monday, December 18, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba 21 : Penjelasan Kaidah Ketiga Kitab Al-Qawa'idul Arba Bagian 1


Beliau berkata :

القاعدة الثالثة: أنّ النبي – صلى الله عليه وسلم – ظهر على أُناسٍ متفرّقين في عباداتهم

Kaidah yang ketiga :

“Bahwasanya Nabi ﷺ muncul & di utus oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla ditengah² manusia yang mereka berbeda² didalam ibadah nya”
artinya bukan satu, bukan satu sesembahan.

Beliau mengatakan :

منهم مَن يعبد الشمس والقمر،

Diantara orang-orang musyrikin ada yg menyembah Matahari & juga Bulan.


Thursday, December 14, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba 20 : Penjelasan Kaidah Kedua Kitab Al-Qawa'idul Arba Bagian 9


Kemudian beliau mengatakan :

والمشفوع له: من رضيَ اللهُ قوله وعمله بعد الإذن كما قال تعالى: (مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ)[البقرة:255]
Siapakah yang berhak untuk mendapatkan syafa’at di hari kiamat, mereka adalah (kata beliau) :
من رضيَ اللهُ قوله وعمله
“orang yang Allāh ridhoi amalannya & juga ucapannya”

✓ Inilah orang yang mendapatkan syafa’at di hari kiamat, adapun orang yang tidak Allāh ridhoi ucapannya yang tidak Allāh ridhoi amalannya, maka Allāh tidak akan mengizinkan siapapun untuk memberikan syafa’at kepada dirinya.

HSI Al-Qawa'idul Arba 19 : Penjelasan Kaidah Kedua Kitab Al-Qawa'idul Arba Bagian 8


Kemudian beliau mengatakan :

والشفاعة المثبَتة هي: التي تُطلب من الله، والشّافع مُكْرَمٌ بالشفاعة
Adapun syafa’at yang ada, yang ditetapkan yang akan bermanfaat di hari kiamat adalah syafa’at yang diminta dari Allāh.
Seseorang di dunia mengatakan :

✓ “Ya Allāh aku meminta syafa’at para Malaikat dihari kiamat ”

Atau mengatakan :

✓ “Ya Allāh aku meminta syafa’at Nabi Muhammad dihari kiamat ”

Berarti dia telah meminta syafa’at dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

HSI Al-Qawa'idul Arba 18 : Penjelasan Kaidah Kedua Kitab Al-Qawa'idul Arba Bagian 7


Perlu diketahui bahwasanya Latta, salah satu sesembahan orang-orang quraisy ini dahulunya adalah orang yang shaleh dan diantara amalannya dahulu sering apabila datang musim haji memberi makan kepada para jamaah haji, setelah ia meninggal dunia karena dia adalah orang yang shaleh, oleh orang-orang quraisy disembah dan diminta syafa’atnya disisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Demikian pula apa yang diceritakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla didalam surat Nuh.

Bagaimana kesyirikan pertama kali terjadi di permukaan bumi siapa yang disembah oleh orang-orang yang disembah orang-orang / kaum Nabi Nuh alaihi salam, yang disembah tidak lain kecuali orang-orang yang shaleh

وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
وَقَدْ أَضَلُّوا كَثِيرًا ۖ
“mereka (kaumnya Nabi Nuh alaihi wa sallam) berkata janganlah kalian meninggalkan sesembahan² kalian, ketika Nabi Nuh alaihi wa sallam mengajak mereka untuk bertauhid menyembah kepada Allāh semata, mereka mengatakan janganlah kalian tinggalkan sesembahan² kalian bersabarlah jangan mengikuti dakwah Nabi Nuh saling berwasiat untuk berpegang teguh kebatilan ”
[QS Nuh 23]

Tuesday, December 12, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba 17 : Penjelasan Kaidah Kedua Kitab Al-Qawa'idul Arba Bagian 6


Dan Ayat yang lain, contohnya adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla :

فَمَا تَنفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ
“Maka tidak akan bermanfaat pada hari itu syafa’at orang-orang yang memberikan syafa’at ” [al Muddatsir : 48].

Siapa mereka?

⇒Mereka adalah orang-orang yang didunia nya meminta syafa’at kepada selain Allāh.

Maka syafa’at di Hari kiamat saat itu bagi mereka adalah syafa’at yang diingkari. Tidak ada syafa’at bagi mereka.

Monday, December 11, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba 16 : Penjelasan Kaidah Kedua Kitab Al-Qawa'idul Arba Bagian 5


Kemudian beliau mengatakan:

والدليل قوله تعالى:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَاعَةٌ ۗ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Dan dalilnya adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla, dalil apa?

● Dalil bahwasanya dihari Kiamat ada syafa’at yang tidak bermanfaat, ada syafa’at yang diingkari, Allāh berfirman yang artinya

” Wahai orang-orang yang beriman (wahai orang-orang yang beriman yang mengaku beriman kepada Allāh, kepada Rasul-Nya, kepada Hari Akhir, kepada Malaikat, kepada takdir) wahai orang-orang yang beriman infaq kanlah dari apa yang telah kami rezeki kan kepada kalian, infaq kanlah – bershodaqohlah dari sebagian apa yang telah Kami rezeki kan kepada kalian, perintah dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla bagi orang-orang yang beriman untuk berinfaq, bukan dengan seluruh hartanya tetapi dari sebagian apa yg Allāh berikan kepada mereka,

Friday, December 8, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba 15 : Penjelasan Kaidah Kedua Kitab Al-Qawa'idul Arba Bagian 4


Mualif / pengarang ingin menunjukkan kepada kita tentang ucapan beliau diawal, bahwasanya tujuan orang-orang musyrikin menyembah berhala-berhala mereka adalah untuk meminta kedekatan kepada Allāh & juga meminta syafa’at.

✓ Ini bukan berarti bahwasanya Mualif / pengarang mengingkari apa yang yang dinamakan dengan syafa’at.

⇒ Syafa’at dihari kiamat adalah hak.

Kewajiban bagi seorang mukmin maupun mukminah (yang laki-laki maupun wanita) untuk beriman adanya syafa’at berdasarkan dalil-dalil didalam Al-Qurān maupun didalam Assunah. Wajib bagi seorang muslim untuk beriman dengan adanya syafa’at dihari kiamat, syafa’at dihari kiamat bermacam-macam ada diantara syafa’at tersebut yang merupakan kekhususan Rasulullãh ﷺ, diantaranya syafa’atul Ujma (syafa’at yang paling besar) yang terjadi dipadang Mahsyar dan diantara syafa’at yang khusus bagi Rasulullãh ﷺ adalah syafa’at untuk masuk ke dalam surga (dibukanya pintu surga). Demikian pula syafa’at beliau kepada paman beliau Abu Tholib. Dan disana ada syafa’at yang umum dimiliki oleh beliau ﷺ, demikian pula dilakukan oleh yang lain seperti para Malaikat, para Nabi, Orang-orang yang beriman, seperti syafa’at bagi orang-orang yang berdosa diantara orang-orang yang beriman yang mereka diazab oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla didalam Neraka dan disana ada syafa’at mengangkat derajat didalam Surga dan ini semua berdasarkan dalil-dalil yang shahih bukan berarti apa yang beliau ucapkan disini bahwasanya beliau mengingkari syafa’at tersebut “tidak”.

HSI Al-Qawa'idul Arba 14 : Penjelasan Kaidah Kedua Kitab Al-Qawa'idul Arba Bagian 3


ودليل الشفاعة،

” dan dalil tentang syafa’at (dalil bahwasanya mereka) mereka menyembah sesembahan² tersebut adalah untuk mencari syafa’at, apa dalilnya?

قوله تعالى:
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
[يونس: 18]

Allāh berfirman :

”dan mereka (orang-orang quraisy) menyembah kepada selain Allāh sesuatu yang tidak memberikan mudhorot kepada mereka & juga tidak memberikan manfaat dan mereka menyembah kepada selain Allāh sesuatu yang tidak memberikan mudhorot dan juga memberikan manfaat “.


Wednesday, December 6, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba 13 : Penjelasan Kaidah Kedua Kitab Al-Qawa'idul Arba Bagian 2


فدليل القربة، قوله تعالى: ۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
” Dalil yang menunjukkan bahwasanya orang-orang musyrikin mereka menyembah kepada sesembahan² tersebut tujuannya adalah supaya mendekatkan diri mereka kepada Allāh, adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla :
“dan sesungguhnya orang-orang yang telah menjadikan selain Allāh sebagai sesembahan² (maksudnya adalah orang-orang kafir Qurais /orang-orang musyrikin quraisy) & sesungguhnya orang-orang yang menjadikan selain Allāh sebagai sesembahan, mereka mengatakan [ tidaklah kami menyembah mereka / tidaklah kami menyembah sesembahan² tersebut kecuali supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allāh dengan sebenar-benar pendekatan].

Tuesday, December 5, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba 12 : Penjelasan Kaidah Kedua Kitab Al-Qawa'idul Arba Bagian 1



القاعدة الثانية: أنهم يقولون: ما دعوناهم وتوجهنا إليهم، إلا لطلب القربة، والشفاعة،

“Mereka yaitu orang-orang musyrikin – orang-orang musyrik di zaman Rasulullãh ﷺ, mereka berkata diantara ucapan mereka :

مَا دَعَوْنَاهُم وَتَوَجَهْنَا إِلَيْهِمْ، إِلَا لِطَلَبِ الْقُرْبَة، وَالشَّفَاعَة،

“Kami (kata mereka) tidaklah menyembah sesembahan-sesembahan kami [seperti latta, uzza, manna, Hubal & juga sesembahan² yang lain], mereka berkata tidaklah kami berdoa kepada mereka (sesembahan²) tersebut – وَتَوَجَهْنَا إِلَيْهِم – dan kami menghadapkan peribadatan kami kepada mereka – إِلَا – kecuali – لِطَلَبِ الْقُرْبَة، وَالشَّفَاعَة – tujuannya untuk mencari Al-Qurbah & Assafa’at”


Monday, December 4, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba 11 : Penjelasan Kaidah Pertama Bagian 3


Halaqah yang ke-11 penjelasan Al-Qowāidul Arba’.
⇒ Apa yang memasukan seseorang kedalam agama Islam?
⇒ Apa yang membedakan adalah orang Islam dengan orang-orang musyrikin tersebut?
Apabila dalam masalah penciptaan, pengaturan rezeki ternyata sama antara kita dengan mereka.
⇒ Lalu apa yang membedakan antara diri kita dengan mereka?
Apa yang diinginkan oleh Rasulullãh ﷺ dari orang-orang musyrikin tersebut?
✓ yang beliau ingin bukan hanya mereka mengakui bahwasanya Allāh yang mencipta, memberikan rezeki & mengatur alam semesta, tetapi yang diinginkan oleh Allāh & Rasul-Nya dari orang-orang musyrikin tersebut adalah supaya mereka meng-Esa-kan ibadah hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Inilah yang diinginkan oleh Allāh & Rasul-Nya.

Tuesday, November 28, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba 10: Penjelasan Kaidah Pertama Bagian 2


ﻭﺍﻟﺪﻟﻴﻞ : ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : } ﻗُﻞْ ﻣَﻦْ ﻳَﺮْﺯُﻗُﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺃَﻣَّﻦْ ﻳَﻤْﻠِﻚُ ﺍﻟﺴَّﻤْﻊَ ﻭَﺍﻟْﺄَﺑْﺼَﺎﺭَ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺨْﺮِﺝُ ﺍﻟْﺤَﻲَّ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻭَﻳُﺨْﺮِﺝُ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺤَﻲِّ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺪَﺑِّﺮُ ﺍﻟْﺄَﻣْﺮَ ﻓَﺴَﻴَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﻘُﻞْ ﺃَﻓَﻠَﺎ ﺗَﺘَّﻘُﻮﻥَ { ‏[ ﻳﻮﻧﺲ 31: ].
Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:

“Katakanlah: ‘Siapa yang memberi rizki kepada kalian dari langit dan bumi, atau siapa yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapa yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati (menghidupkan) dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup (mematikan), dan siapa yang mengatur segala urusan? ‘Maka mereka (kaum musyrikin) akan menjawab:’Allah’. Maka katakanlah:’Mengapa kalian tidak bertakwa (kepada-Nya)” (QS. QS. Yunus: 31).

HSI Al-Qawa'idul Arba 09: Penjelasan Kaidah Pertama Bagian Pertama


Beliau mengatakan,

 ﺍﻟﻘﺎﻋﺪﺓ ﺍﻷﻭﻟﻰﺃﻥ ﺗﻌﻠﻢ ﺃﻥّ ﺍﻟﻜﻔّﺎﺭ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻗﺎﺗﻠﻬﻢ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻳُﻘِﺮُّﻭﻥ ﺑﺄﻥّ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻫﻮ ﺍﻟﺨﺎﻟِﻖ ﺍﻟﻤﺪﺑِّﺮ ، ﻭﺃﻥّ ﺫﻟﻚ ﻟﻢ ﻳُﺪْﺧِﻠْﻬﻢ ﻓﻲ ﺍﻹﺳﻼﻡ ، ﻭﺍﻟﺪﻟﻴﻞ : ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : } ﻗُﻞْ ﻣَﻦْ ﻳَﺮْﺯُﻗُﻜُﻢْ ﻣِﻦْ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺃَﻣَّﻦْ ﻳَﻤْﻠِﻚُ ﺍﻟﺴَّﻤْﻊَ ﻭَﺍﻟْﺄَﺑْﺼَﺎﺭَ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺨْﺮِﺝُ ﺍﻟْﺤَﻲَّ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻭَﻳُﺨْﺮِﺝُ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺤَﻲِّ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﺪَﺑِّﺮُ ﺍﻟْﺄَﻣْﺮَ ﻓَﺴَﻴَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﻘُﻞْ ﺃَﻓَﻠَﺎ ﺗَﺘَّﻘُﻮﻥَ { ‏[ ﻳﻮﻧﺲ 31: ]
Kaidah pertama:Anda perlu mengetahui bahwa orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meyakini bahwa AllahTa’ala adalah satu-satunya Pencipta dan Pengatur (segala urusan). Namun demikian, hal itu tidaklah menyebabkan mereka masuk ke dalam agama Islam. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala :

HSI Al-Qawa'idul Arba 08: Syirik Bercampur Ibadah Akan Merusak Ibadah


Beliau mengatakan,

 ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻋَﺮَﻓْﺖَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﺸِّﺮْﻙَ ﺇِﺫَﺍ ﺧَﺎﻟَﻂَ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩَﺓَ ﺃَﻓْﺴَﺪَﻫَﺎ ، ﻭَﺃَﺣْﺒَﻂَ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞَ ، ﻭَﺻَﺎﺭَ ﺻَﺎﺣِﺒُﻪُ ، ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﺎﻟِﺪِﻳﻦَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ؛ ﻋَﺮَﻓْﺖَ ﺃَﻥَّ ﺃَﻫَﻢَّ ﻣَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻣَﻌْﺮِﻓَﺔُ ﺫَﻟِﻚ
Jika Anda sudah mengetahui kalau syirik bercampur dengan ibadah, maka akan merusaknya, menyebabkan gugurnya semua amalan pelakunya dan menyebabkan pelakunya menjadi orang yang kekal di dalam Neraka, tentulah Anda akan mengetahui bahwa perkara yang paling penting bagi Anda adalah mempelajari masalah ini (kesyirikan)

HSI Al-Qawa'idul Arba' 07 : Tidak Dinamakan Ibadah Kecuali Dengan Tauhid


Beliau berkata,

 ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻋَﺮَﻓْﺖَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺧَﻠَﻘَﻚَ ﻟِﻌِﺒَﺎﺩَﺗِﻪِ؛ ﻓَﺎﻋْﻠَﻢْ ﺃَﻥَّ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩَﺓَ ﻻ ﺗُﺴَﻤَّﻰ ﻋِﺒَﺎﺩَﺓً ﺇِﻻ ﻣَﻊَ ﺍﻟﺘَّﻮْﺣِﻴﺪِ
Jika Anda telah mengetahui bahwa Allah menciptakan Anda untuk beribadah kepada-Nya, maka ketauhilah bahwa ibadah tidaklah dikatakan sebagai ibadah kecuali jika disertai tauhid
Seseorang tidak dinamakan beribadah kepada Alloh kecuali dia mentauhidkan Alloh dan mengesakan Alloh dalam ibadah tersebut. Jika seseorang beribadah tidak mengesakan Alloh, beribadah tidak hanya untuk Alloh, maka dia tidak dinamakan ibadah.

HSI Al-Qawa'idul Arba' 06 : Makna Al Hanifiah dan Tujuan Diciptakannya Manusia


Beliau berkata,

 ﺃَﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻨِﻴﻔِﻴَّﺔَ ﻣِﻠَّﺔُ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ : ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﺒُﺪَ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻣُﺨْﻠِﺼًﺎ ﻟَﻪُ ﺍﻟﺪِّﻳﻦَ ،
Ketahuilah, semoga Allah membimbing Anda dalam mena’ati-Nya. Al-hanifiyah adalah agama Nabi Ibrahim ‘alaihis salam , yaitu Anda beribadah kepada Allah dengan memurnikan ibadah hanya untuk-Nya saja.

Tuesday, November 21, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba' 05 : Makna Istighfar dan Ketaatan


Beliau melanjutkan,

وَإِذَا أذَنبَ اسْتَغْفَر
Dan apabila dia berdosa maka dia beristighfar.
Beristighfar atas dosa yang dilakukan. Makna beristighfar mengandung dua perkara. Yang pertama memohon kepada Alloh agar ditutupi dosa tersebut sehingga tidak terbongkar maksiat tersebut. Istighfaro berasal dari kata ghofaro yang artinya menutupi. Yang kedua memohon agar dosanya dihapus, sehingga kelak tidak akan diazab oleh Alloh karena dosanya.

HSI Al-Qawa'idul Arba' 04 : Penjelasan Doa Pengarang


Beliau melanjutkan doa bagi pembaca,

 وَأَنْ يَجْعَلَكَ مُبَارَكًا أَيْنَمَا كُنْتََ
 
Dan semoga Alloh menjadikanmu (pembaca) diberkahi di manapun berada.
Ini juga merupakan doa yang agung. Berbarokah artinya memiliki banyak kebaikan yang langgeng dan terus-menerus ada bersama kita, memberikan manfaat. Dan orang yang berbarokah adalah orang yang banyak kebaikannya yang diberikan kepada diri sendiri maupun orang lain. Ketika dia berilmu dan berbarokah, maka ilmu itu memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Begitu juga ketika dia memiliki keluangan rezeki, memiliki kekuasaan dan berbarokah, maka rezeki dan kekuasaan tersebut akan memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Berbarokah dimana pun berada, maka dia akan selalu memperoleh barokah baik di rumah maupun luar rumah, bersama keluarga maupun bersama orang lain, dan seterusnya. Tidak ada orang yang dekat dengan dia kecuali akan memperoleh faedah dari dirinya. 

HSI Al-Qawa'idul Arba' 03: Penjelasan Kalimat As'alulloh Hal Kariim


أسأل الله الكريم رب العرش العظيم أن يتولاك في الدنيا والآخرة
"Aku berdoa kepada Alloh Yang Maha Pemurah, Rob yang memiliki, menguasai arsy yang besar , supaya Alloh menjagamu di dunia dan di akhirat."
Setelah mengucapkan basmalah, beliau mendoakan kita yang membaca kitab beliau. Ini adalah adab yang sangat baik, seorang yang mengajar, mendoakan muridnya.

HSI Al-Qawa'idul Arba' 02: PenJelasan Kalimat Bismillahirohmanirrohim


Beliau mengawali kitab beliau dengan tulisan basmalah, seperti Alloh Subhanahu Wa Ta'ala yang mengawali Alquran dengan basmalah dan Nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wasallam ketika mengirim risalah kepada para penguasa yang berisi dakwah islam dan tauhid juga mengawalinya dengan basmalah. Contohnya ketika Nabi Sholallohu Alaihi Wasallam mengirim risalah ke Hierocl.

Huruf "bi" dalam basmalah adalah huruf "ba" isti'anah, yaitu "ba" yang fungsinya untuk memohon pertolongan. Orang yang mengucapkan "bismillahirrohmanirrohim" artinya "Aku memohon pertolongan kepada Allah Ar-Rohman, Ar-Rohim". Orang yang mengucapkan basmalah, maka pada hakekatnya dia telah memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.


Monday, November 20, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba' 01: Pengantar Penjelasan Kitab Al-Qawa'idul Arba'


Kitab Al-Qawa'idul Arba' (Empat Kaidah) adalah kitab yang ringkas yang dikarang oleh Al-Imam As-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimi rahimahulloh (1115-1206H). Beliau telah belajar agama sejak kecil dengan bapak beliau sendiri dan ulama-ulama besar di zamannya, di antaranya adalah Syaikh Muhammad Khayah As-Sindy.

Beliau juga melakukan banyak perjalanan untuk menuntut ilmu seperti ke daerah Hijaz (Mekkah dan Madinah), Basrah dan hampir juga pergi ke Syam namun ada halangan. Di zaman beliau banyak terjadi kerusakan agama berupa kesyirikan yaitu penyembahan terhadap selain Alloh 'azza wa jalla di daerah beliau sendiri dan daerah tetangga. Bentuk kesyirikannya seperti pengagungan terhadap kuburan sahabat Radhiallohuanhu, pengagungan terhadap pohon yang besar. Untuk itu beliau banyak berdakwah kepada semua orang, dari yang kecil sampai yang dewasa, bahkan sampai ke keluarga kerajaan.

Thursday, October 19, 2017

Monday, October 16, 2017

HSI 7.25 - Buah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh


Diantara buah beriman dengan kitab-kitab Allāh yang bisa kita petik adalah:
1 | Mendapatkan keutamaan-keutamaan beriman.
Diantaranya:
⑴ Hidayah di dunia
⑵ Keamanan di akhirat
⑶ Masuk ke dalam surga
⑷ Dan lain-lain
Karena beriman dengan kitab Allāh adalah bagian dari mewujudkan keimanan.

HSI 7.24 - Penyimpangan-penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Kitab-kitab Allāh


Diantara penyimpangan-penyimpangan di dalam hal iman dengan kitab-kitab Allāh:
1 | Mengingkari keseluruhan atau sebagian kitab-kitab Allāh meskipun hanya 1 huruf.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالاً بَعِيداً
“Dan barangsiapa yang kufur kepada Allāh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari akhir maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang jauh.” (QS An-Nisā: 136)

HSI 7.23 - Hukum Membaca Kitab-kitab Sebelum Al-Qurān (Taurat dan Injīl) Yang Telah Diubah


Para ulama menjelaskan bahwa hukum membacanya ada 2;

⑴ HARAM

Apabila maksudnya adalah mencari petunjuk di dalam kitab-kitab tersebut seakan-akan tidak mencukupkan dirinya dengan Al-Qurān.

Karena Allāh telah mengabarkan bahwa kitab-kitab tersebut sudah diubah, sudah tercampur antara yang haq dan yang bathil.

⇒ Yang bathil jelas kita tinggalkan.

⇒ Adapun yang haq, yang selamat dan tidak diubah maka Al-Qurān yang dijaga oleh Allāh dari perubahan telah mencukupi kita.


HSI 7.22 - Beramal, Ridha Dan Berserah Diri Dengan Hukum-Hukum Yang Belum Dihapus (Naskh) Di Dalam Kitab-Kitab Allāh


Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allāh;
⑷ Beramal, ridha dan berserah diri dengan hukum-hukum di dalam kitab-kitab tersebut, baik yang kita ketahui hikmahnya atau tidak.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
“Dan tidak pantas bagi seorang yang beriman laki-laki dan wanita, apabila Allāh dan RasūlNya sudah menetapkan sebuah perkara, kemudian mereka memiliki pilihan yang lain di dalam urusan mereka. Dan barangsiapa yang memaksiati Allāh dan rasulNya, maka sungguh telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS Al-Ahzāb: 36)

HSI 7.21 - Membenarkan Kabar-kabar Yang Shahīh Di Dalam Kitab-kitab Allāh


Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allāh;
⑶ Membenarkan kabar-kabar yang shahīh di dalam kitab-kitab tersebut.
Seperti kabar-kabar di dalam Al-Qurān dan kabar-kabar yang ada di dalam kitab sebelumnya yang belum diubah.
⇒ Maksudnya, wajib bagi orang yang beriman membenarkan:
• ⑴ Kabar-kabar yang ada di dalam Al-Qurān seperti:
✓Kisah-kisah umat terdahulu.
✓Kejadian-kejadian di hari kiamat.
✓Sifat-sifat surga dan neraka.
✓Dan lain-lain.

Monday, October 9, 2017

HSI 7.20 - Kitab Al-Qurān (Bagian 6)


Diantara Hak-hak Al-Qurān :
■HAK 3 | Mentadaburi
Allāh telah menurunkan Al-Qurān untuk dimengerti maknanya & di Tadaburi
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Kitab yang Kami turunkan kepadamu ber- Barakah supaya mereka Mentadaburi ayat-ayat nya & supaya orang-orang yang berakal mengingat”
[Surat Sad 29]

HSI 7.19 - Kitab Al-Qurān (Bagian 5)


Sebagian nama-nama dan sifat-sifat Al-Qurān yang telah berlalu menunjukkan tentang kedudukan dan keutamaan Al-Qurān.
Oleh karena itu hendaklah seorang Muslim bersyukur kepada Allāh yang telah menurunkan kepada kita.
Dan diantara cara bersyukurnya adalah menunaikan hak-hak Al-Qurān.
Dan diantara hak-hak Al-Qurān:
■ HAK 1 | MEMBACANYA DENGAN TARTIL
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا 
“Dan hendaklah engkau mentartil Al-Qurān dengan sebenar-benar tartil.” (QS Al-Muzzammil: 4)

HSI 7.18 - Kitab Al-Qurān (Bagian 4)


Allāh ‘Azza wa Jalla juga mensifati Al-Qurān dengan beberapa sifat yang memiliki makna yang agung yang juga menunjukkan keutamaannya.
Diantara sifat-sifat tersebut:
■ SIFAT PERTAMA | ‘AZĪZ
Artinya: yang mulia, dimuliakan oleh Allāh dengan dijaga dari segala perubahan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِالذِّكْرِ لَمَّا جَاءَهُمْ ۖ وَإِنَّهُ لَكِتَابٌ عَزِيزٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang ingkar dengan adz-dzikru (yaitu Al-Qurān) ketika datang kepada mereka dan sesungguhnya dia adalah kitab yang mulia.” (QS Fushshilat: 41)

HSI 7.17 - Kitab Al-Qurān (Bagian 3)


Al-Qurān memiliki nama-nama yang banyak yang menunjukkan keutamaannya, diantaranya :
■ Pertama | AL-QURĀN
✓Ini adalah nama yang paling banyak di dalam Al-Qurān dan inilah yang paling masyhūr.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
“Apakah mereka tidak mentadabburi Al-Qurān? Dan seandainya itu dari selain Allāh niscaya mereka akan mendapatkan di dalamnya perselisihan yang banyak.” (QS An-Nisā: 82)

HSI 7.16 - Kitab Al-Qurān (Bagian 2)


Diantara keistimewaan Al-Qurān,
■ Keistimewaan Keempat | Al-Qurān diturunkan secara berangsur-angsur.
Al-Qurān Allāh turunkan dari Lauhul Mahfūzh ke langit dunia di bulan Ramadhān, pada malam Laylatul Qadr.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
“Bulan Ramadhān yang diturunkan di dalamnya Al-Qurān.” (QS Al-Baqarah: 185)

Tuesday, October 3, 2017

HSI 7.15 - Kitab Al-Qurān (Bagian 1)


● PENGERTIAN AL-QURĀN SECARA BAHASA
Al-Qurān secara bahasa adalah mashdar dari قَرَأَ, artinya جَمَعَ (yaitu mengumpulkan).
Dinamakan demikian karena Al-Qurān mengumpulkan kisah-kisah, perintah-perintah, larangan-larangan, pahala dan juga ancaman dan juga mengumpulkan ayat-ayat serta surat-surat satu dengan yang lain.
● PENGERTIAN AL-QURĀN SECARA SYARI’AT
Adapun secara syari’at, maka Al-Qurān adalah kalāmullāh yang diturunkan kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam melalui Jibrīl ‘alayhissalām dan ditulis di dalam mushaf dari awal surat Al-Fātihah sampai akhir surat An-Nās.
Allāh telah memberikan keistimewaan yang banyak terhadap Al-Qurān yang tidak dimiliki kitab-kitab sebelumnya, diantaranya:

HSI 7.14 - Kitāb Injil (Bagian 3)


Diantara kesalahan yang ada di dalam Al-Injīl yang tersebar sekarang adalah penyebutan nasab Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām kepada laki-laki.

[Sebagaimana dalam Injil Matius pasal 1 ayat 1-17 dan di dalam Injil Lucas pasal 3 ayat 23-38]

Padahal Allāh telah mengabarkan di dalam Al Qurān bahwa Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām lahir dari:

✓Seorang wanita tanpa disentuh laki-laki

✓Seorang wanita yang shālihah, bukan wanita pezina

✓Bukan wanita yang bersuami

Sebagai tanda kekuasaan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

HSI 7.13 - Kitāb Injil (Bagian 2)


Diantara kabar yang kita ketahui tentang Al-Injīl di dalam Al-Qurān dan juga hadits-hadits Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam,
■ Ketiga | Tentang sebagian yang terkandung di dalam Al-Injīl.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyebutkan diantara kandungan Kitab Injīl adalah:
● ⑴ KABAR GEMBIRA TENTANG KEDATANGAN NABI MUHAMMAD ﷺ .
[Sebagaimana dalam QS Al-A’rāf: 157]
Demikian pula,
● ⑵ PENYEBUTAN SIFAT SHAHĀBAT RASŪLULLĀH ﷺ .
[Sebagaimana dalam QS Al-Fath: 29]

HSI 7.12 - Kitāb Injil (Bagian 1)


Ada yang mengatakan bahwa kata Al-Injīl berasal dari bahasa Yunani yang artinya kabar gembira.
Diantara kabar yang kita ketahui tentang Al-Injīl didalam Alqur’an dan Al Hadits :
⑴  Al-Injīl diturunkan kepada Nabi Isa alaihi salam.
Allāh berfirman :
ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلَىٰ آثَارِهِمْ بِرُسُلِنَا وَقَفَّيْنَا بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ…
“Kemudian Kami susulkan setelah mereka yaitu Nabi Nuh & Nabi Ibrahim Rasul-rasul Kami & kami susulkan pula Isa Putra Maryam dan Kami berikan Injīl kepadanya… ”[Surat Al-Hadid 27]
⑵ Al-Injīl diturunkan untuk membenarkan At Taurat mengikutinya dan tidak menyelisihinya.
Allāh berfirman :
وَقَفَّيْنَا عَلَىٰ آثَارِهِمْ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ
” Dan Kami susulkan setelah mereka dengan Isa putra Maryam yang membenarkan apa yang datang sebelumnya berupa kitab Taurāt dan Kami berikan Injīl kepadanya didalamnya ada petunjuk dan cahaya dan Injīl tersebut datang untuk membenarkan kitab yang datang sebelumnya yaitu kitab Taurāt dan petunjuk serta nasehat bagi orang-orang yang bertaqwa ”[Surat Al-Ma’idah 46]