ikhlas

Friday, December 22, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba 25 : Penjelasan Kaidah Keempat Kitab Al-Qawa'idul Arba


Kaidah yang ke-4 (yang terakhir) dari empat Qoidah Yang dengannya kita bisa memahami apa itu kesyirikan.

Beliau mengatakan:

القاعدة الرابعة: أنّ مشركي زماننا أغلظ شركًا من الأوّلين،

Ketahuilah kata beliau bahwasanya orang-orang musyrikin di zaman kita ini (beliau hidup 200 thn yg lalu)
أغلظ شركًا من الأوّلين

“Lebih keras / lebih dahsyat kesyirikan nya dari pada orang-orang musyrikin zaman dahulu”

Kata beliau orang-orang musyrikin di zaman sekarang (di zaman beliau) itu lebih dahsyat /lebih keras kesyirikan nya / lebih berat kesyirikan nya dari pada orang-orang musyrikin zaman dahulu.

Ini ucapan beliau pada kaidah yang keempat.

Apa kata beliau :

لأنّ الأوّلين يُشركون في الرخاء ويُخلصون في الشدّة،

Kenapa demikian?

Kata beliau orang-orang musyrikin yang terdahulu mereka menyekutukan Allāh ketika dalam keadaan rākho dalam keadaan senang dalam keadaan bahagia dalam keadaan tenteram, mereka menyekutukan Allāh

ويُخلصون في الشدّة،

Tetapi ketika mereka susah mereka meng ikhlas kan ibadah nya kepada Allāh.

Ini adalah sifat orang musyrikin zaman dahulu, ketika mereka senang ketika mereka terkena musibah mereka meng-ikhlaskan ibadahnya hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kemudian beliau mengatakan :

ومشركوا زماننا شركهم دائم؛ في الرخاء والشدّة.

Adapun orang-orang musyrikin di zaman kita (kata beliau) kesyirikan mereka senantiasa dan selalu baik ketika mereka dalam keadaan senang maupun keadaan susah, mereka menyekutukan Allāh. Adapun yang dahulu / orang-orang musyrikin yang dahulu mereka menyekutukan hanya ketika senang tapi dalam keadaan susah mereka meng-ikhlaskan ibadahnya untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

⇒ Tentunya orang yang melakukan kesyirikan baik dalam keadaan susah maupun senang ini lebih keras & lebih dahsyat & lebih besar daripada orang yang menyekutukan Allāh ketika dalam keadaan senang & tidak dalam keadaan susah.

Oleh karena itu beliau mengatakan :

“orang-orang musyrikin di zaman kita lebih dahsyat kesyirikan nya susah senang mereka berbuat syirik, adapun zaman dahulu melihat keadaan dalam keadaan senang menyekutukan Allāh dalam keadaan susah baru mereka ingat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Dalilnya apa?

Beliau mengatakan :

والدليل قوله تعالى: ?فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوْا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ?
[العنكبوت:65].

Kata Allāh Subhānahu wa Ta’āla dalam firmanNya :

” Apabila mereka berada di dalam kapal (artinya mereka sedang dalam perjalanan dilaut menaiki kapal)

فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوْا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

Mereka berdoa kepada Allāh dalam keadaan meng-ikhlaskan agama ini hanya untuk Allāh ”

Ini yang mengabarkan kepada kita adalah Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengabarkan tentang keadaan orang musyrikin ketika mereka melakukan bepergian memakai kapal ditengah-tengah lautan, Allāh mengabarkan

دَعَوْا اللَّهَ مُخْلِصـِينَ لَهُ الدِّينَ

Mereka berdoa kepada Allāh dalam keadaan meng-ikhlaskan agamanya hanya untuk Allāh ”

Kabar dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla tentang keadaan orang-orang musyrikin saat itu. Kita tidak pernah mendengar /tidak pernah melihat apa yang mereka lakukan di tengah lautan tetapi Allāh Subhānahu wa Ta’āla melihat & mendengar apa yang mereka lakukan.

Allāh mengabarkan ternyata mereka meng-ikhlaskan ibadahnya kepada Allāh didalam ayat yang lain Allāh mengabarkan, ketika mereka berada di tengah lautan kemudian datang angin yang keras & ombak yang sangat besar, mereka meng-ikhlaskan ibadah nya kepada Allāh & mengatakan :

لئن انجيتنا من هذه لنكـونن من الشاكرين

“Ya Allāh seandainya Engkau menyelamatkan kami dari ini semua niscaya kami termasuk orang-orang yang bersyukur “[QS Yunus 22]

Berjanji kepada Allāh ditengah lautan, apabila mereka selamat sampai daratan & diselamatkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla niscaya mereka akan menjadi orang-orang yang bersyukur
✓Lupa dengan Lata
✓Lupa dengan Uzza
✓Lupa dengan Mana
✓Lupa dengan sesembahan² yang lain selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla

Yang mereka ingat saat itu adalah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang hanya bisa menyelamatkan mereka dari kesusahan saat itu. Oleh karena itu Allāh mengatakan

دَعَوْا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

“dalam keadaan susah tersebut mereka meng-ikhlaskan karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla ”

Tapi apa kata Allāh?

فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ

” ketika Allāh menyelamatkan mereka ke daratan tiba-tiba mereka kembali menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla ”

Lupa dengan apa yang sudah dikatakan oleh mereka ketika berada di tengah lautan

إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ

” tiba-tiba mereka kembali menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla ”

Ayat ini adalah dalil sebagaimana yang disebutkan oleh pengarang bahwasanya orang-orang musyrikin mereka meng-ikhlaskannya ibadah nya ketika susah & menyekutukan Allāh ketika dalam keadaan senang.

⇒ Adapun orang-orang musyrikin di zaman beliau & ini juga masih ada dizaman kita dalam keadaan senang & susah mereka tetap menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, tidak jarang diantara mereka ketika datang musibah bukan kembali & meminta kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan tetapi meminta kepada selain Allāh.

Ketika Gunung berapi akan meletus, atau terjadi tsunami kembalinya bukan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla & meminta perlindungan & penjagaan dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla tetapi kembali kepada benda-benda menaruh ini & itu dirumah datang kepada orang yang dinamakan dengan paranormal atau orang yang sakti dengan harapan mereka bisa menyelamatkan dari musibah² tersebut.

Dalam keadaan susah pun mereka masih bergantung kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla dalam keadaan senang juga.

Oleh karena itu apa yang dikatakan oleh beliau pada Qoidah keempat ini adalah sesuatu yang berdasar bukan sesuatu yang mengada-ada, bahwasanya orang-orang musyrikin di zaman kita lebih dahsyat daripada orang-orang musyrikin yang ada di zaman dahulu.

Kemudian beliau mengatakan :

والله أعلم.

“Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla lebih mengetahui ”

Dengan demikian kita sudah menyelesaikan sebuah kitab yang sangat bermanfaat yang dikarang oleh syaikh Muhammad At Tamiimi dan beliau adalah ulama besar yang meninggal pada tahun 1206 H.


Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA