ikhlas

Tuesday, October 30, 2018

HSI 8.05 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 3


Halaqah yang kelima dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul Allāh Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 3

5. Meyakini Dengan Keyakinan Yang Dalam Bahwa Mereka (Para Rasul) Adalah Manusia. 


Menimpa mereka apa yang menimpa manusia yang lain, mereka makan, minum, mencari rezeki, menikah, memiliki keturunan, tertimpa sakit, terbunuh, meninggal dll. 


Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ…

[QS Al-Kahf 110]
“katakanlah sesungguhnya aku adalah manusia seperti kalian di wahyukan kepadaku”

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


… قُلْ سُبْحَانَ رَبِّي هَلْ كُنْتُ إِلَّا بَشَرًا رَسُولًا

[QS Al-Isra’ 93]
“katakanlah Maha Suci Rabbku tidaklah aku kecuali seorang manusia yang diutus”


HSI 8.04 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 2


Diantara cara Beriman dengan para Rasul

3. Meyakini bahwa Para Rasul benar-benar terlepas dari sifat dusta, menyembunyikan ilmu & penghianatan.


Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :


قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا ۜ ۗ هَٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ

[Surat Ya-Seen 52]

“Mereka berkata celaka kita, siapakah yang telah membangkitkan kita dari tempat istirahat kita, inilah yang dijanjikan oleh Ar-Rohman & benarlah para Rasul”


Tuesday, October 23, 2018

HSI 8.03 - Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 1


Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul Allāh "Cara Beriman kepada Para Rasul Bag 1"

Cara Beriman kepada Rasul Allāh mengandung beberapa perkara

1. Keyakinan yang dalam bahwa kenabian dan kerasulan adalah pilihan dari Allāh, 

Allāh memberikannya kepada siapa saja yang memang berhak & yang paling afdhol dan sempurna. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ ۗ

“Allāh lebih tau dimana Allāh meletakkan risalahNya” (Al-An’am : 124)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا وَمِنَ النَّاسِ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ

”Allāh memilih Rasul-rasul dari kalangan malaikat & dari kalangan manusia, sesungguhnya Allāh Maha Mendengar lagi Maha Melihat ” (Al-Hajj : 75)

Friday, October 19, 2018

HSI 8.02 - Perbedaan Antara Nabi Dan Rasul


Halaqah yang kedua dari Silsilah Beriman Kepada Rasul Allāh Perbedaan Antara Nabi Dan Rasul.
 

Dalil-dalil menunjukkan perbedaan antara Nabi & Rasul. 

Allāh berfirman :


وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ إِلَّا إِذَا تَمَنَّىٰ أَلْقَى الشَّيْطَانُ فِي أُمْنِيَّتِهِ

[Surat Al-Hajj 52]

“Dan tidaklah kami mengutus seorang Rasul dan tidak pula seorang nabi sebelum engkau (wahai Muhammad) melainkan apabila dia mempunyai sesuatu keinginan Syaitan pun memasukkan godaan² kedalam keinginannya tersebut”

Ayat diatas menunjukkan bahwa Rasul berbeda dengan Nabi.

Monday, October 15, 2018

HSI 8.01 - Pengertian Rasulullah Dan Dalil-Dalil Atas Wajibnya Beriman Dengan Para Rasul


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين


Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul Allāh


Pengertian Rasulullãh & Dalil² Atas Wajibnya Beriman Dengan Para Rasul

Diantara pokok² keimanan yang harus diimani oleh seorang hamba adalah beriman kepada para Rasul Allāh


Rasulun adalah bentuk tunggal dari rusulun, rusulun artinya utusan, rusulun artinya utusan-utusan, Rasulullãh artinya para utusan Allāh. Mereka adalah manusia² yang Allāh pilih menjadi utusanNya kepada manusia dengan membawa risalah dari Allāh untuk disampaikan kepada manusia. 



An-Nawaqidhul Islam 50 : Penjelasan Akhir Kitab Pembatal KeIslaman Bagian 4


Berkata sebagian salaf yaitu Ibrāhīm At Taimiy:

و من يأمن البلَ بعد إبراهيم

“Siapa yang aman dari fitnah, siapa yang aman dari menyimpang dari jalan Allāh setelah Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām”

Apabila Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām takut apabila menyimpang dari agama Allāh maka bagaimana dengan kita?

Oleh karena itu beliau mengatakan disini, wajib bagi seorang Muslim untuk waspada dengan 10 perkara ini dan takut terjerumus didalamnya.

Diantara bentuk kewaspadaan adalah mau mempelajari agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

√ Mempelajari mana yang benar sehingga bisa mengamalkannya.
√ Mempelajari sehingga tahu mana yang salah. Kemudian dia menjauhkan dirinya dari perkara yang salah tersebut.