ikhlas

Thursday, March 28, 2019

HSI 9.04 - Cara Beriman Dengan Taqdir Allāh Bagian 01


Halaqah yang ke empat dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Cara Beriman Dengan Takdir Allah Bag 1"

Cara Beriman Dengan Takdir Allāh adalah dengan mengimani _marojibul qodar_(tingkatkan² takdir) yang jumlahnya ada empat:

1. Ilmu Allāh yang meliputi segala sesuatu, yang ada & yang tidak ada, yang mungkin terjadi & yang tidak mungkin terjadi.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengetahui yang ada di langit maupun yang ada di bumi, yang kelihatan maupun yg tidak kelihatan.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
… ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

“Dan Allāh Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al-Baqarah 282)
Dan Allāh berfirman:
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

“Dan di sisi-Nya kunci² ilmu ghoib tidak mengetahuinya kecuali Dia, & Dia mengetahui apa yang ada di daratan & lautan & tidaklah jatuh sebuah daun kecuali Allāh mengetahuinya & tidak ada satu biji di kegelapan² bumi dan tidak ada sesuatu yang basah maupun kering kecuali semuanya tertulis di dalam kitab yang nyata (Al Lauful Mahfudz) ” ( Al-An’am 59)
Allāh mengetahui yang sudah terjadi, yang sedang terjadi & yang akan terjadi, bahkan Allāh mengetahui apa yang tidak terjadi, seandainya terjadi bagaimana kejadiannya.

Allāh berfirman:
… ۖ وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ

“Dan seandainya mereka (yaitu orang² kafir) dikembalikan ke dunia niscaya mereka akan kembali melakukan apa yang mereka sudah dilarang darinya dan sesungguhnya mereka adalah berdusta” (Al-An’am 28)
Yaitu seandainya orang orang kafir yang di azab di dalam Neraka yang meminta supaya dikembalikan ke dunia untuk beriman dan beramal, dikabulkan permintaan mereka untuk kembali ke dunia niscaya mereka akan kafir kembali.

Dan Allāh mengetahui apa yang dilakukan oleh makhluk sebelum Allāh menciptakan mereka, mengetahui rezeki, ajal dan amalan mereka, bergerak dan diam nya mereka, kesengsaraan dan kebahagiaan mereka, bahkan Allāh mengetahui siapa diantara mereka yang kelak akan masuk ke dalam surga dan siapa yang akan masuk ke dalam Neraka sebelum Allāh menciptakan mereka, bahkan sebelum mereka diciptakan Allāh mengetahui siapa diantara mereka yang kelak akan masuk surga dan siapa diantara mereka yang kelak akan masuk Neraka.

Rasulullãh ﷺ bersabda didalam hadits Ibnu Abbas radiallahu anhuma, ketika Nabi ﷺ ditanya tentang anak-anak orang-orang musyrikin beliau mengatakan :
الله أعلم بـما كـانوا عامليـن

“Allāh lebih tau tentang apa yang akan mereka amalkan” (HR Bukhari dan Muslim)
Dan beliau ﷺ bersabda :
ما منـكم من نفس إلا وقد علم منزلها من الجنة والنـار

“Tidak ada sebuah jiwa kecuali telah diketahui tempatnya di dalam surga dan neraka” [HR Bukhari dan Muslim]
Kewajiban seorang muslim adalah berbaik sangka kepada Allāh yang telah memberikan hidayah kepada agama Islām ini & Sunnah Rasulullãh ﷺ kemudian istiqomah dalam beriman & beramal shaleh sampai dia meninggal dunia.

Demikian yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah

*Materi audio ini disampaikan didalam Group WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy

HSI 9.03 - Kedudukan iman dengan takdir


Halaqah yang ketiga dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Kedudukan Iman Dengan Takdir Di Dalam Agama Islām".

Iman dengan Takdir Allāh memiliki kedudukan yang tinggi di dalam agama Islām diantara yg menunjukkan ketinggian kedudukannya:

1. Beriman Dengan Takdir termasuk diantara enam rukun Iman yang harus di Imani & pokok aqidah yang harus diyakini yang tidak sah iman seorang hamba tanpa nya.

2. Beriman yang benar dengan Takdir Allāh yang mencakup dengan beriman Ilmu Allāh penulisanNya, kehendakNya dan PenciptaanNya termasuk bagian dari Mentauhidkan Allāh didalam Rububiah & sifat-sifatNya, karena Al Qadha (memutuskan) dan Al Qadar (menentukan) adalah termasuk pekerjaan Allāh dan pekerjaan Allāh adalah termasuk sifat-sifatNya.

Barangsiapa yang tidak beriman dengan Takdir maka dia bukan seseorang yang meg-Esa-kan Allāh didalam Rububiah Nya dan ini membawa pengaruh buruk pada Tauhid Uluhiyahnya.

Adapun orang yang beriman dengan Al Qadha dan Al Qadar maka akan terjaga Tauhid Rububiah nya dan Uluhiyahnya. Berkata Abdullah Ibnu Abbas Radiallahu anhuma:
” الْقَدَرُ نِظَامُ التَّوْحِيدِ ، فَمَنْ وَحَّدَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَآمَنَ بِالْقَدَرِ فَهِيَ الْعُرْوَةُ الْوُثْقَى الَّتِي لا انْفِصَامَ لَهَا ، وَمَنْ وَحَّدَ اللَّهَ تَعَالَى وَكَذَّبَ بِالْقَدَرِ نَقْضَ التَّوْحِيدَ ” .

“Takdir adalah aturan Tauhid, barangsiapa mengesakan Allāh & Beriman dengan Takdir maka inilah tali yang kuat yang tidak akan terlepas & barangsiapa Mentauhidkan Allāh & mendustakan takdir maka dia telah membatalkan tauhid nya” (atsar ini dikeluarkan Kitab Al Qadar hal 143)
Yang dimaksud dengan Takdir adalah aturan Tauhid yaitu *beriman dengan Takdir menjadikan teratur dan lurus Tauhid seseorang*.

3. Beriman dengan Takdir Allāh adalah beriman dengan Qudratullah (kemampuan Allāh), barangsiapa yang tidak beriman Takdir berarti dia tidak beriman dengan Qudratullah.

Berkata Zaid Ibnu Aslam :
القدر قدرة الله عز وجل ، فمن كذب بالقدر؛ فقد جحد قدرة الله عز وجل

“Takdir adalah kemampuan Allāh ajja wajalla barangsiapa yang mendustakan Takdir maka dia telah mengingkari kemampuan Allāh ajja wajalla” (atsar ini dikeluarkan Kitab Al Qadar hal 144)
4. Beriman Dengan Takdir berkaitan dengan hikmah Allāh, Ilmu Nya, Kehendak Nya danPenciptaan Nya. Maka barangsiapa yang mengingkari Takdir berarti dia telah mengingkari Ilmu Allāh, Kehendak Nya dan Penciptaan Nya.

5. Beriman yang benar dengan Takdir Allāh akan membuahkan kebaikan yang banyak dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Sebagaimana akan datang penyebutannya di halaqoh ² yang terakhir dari Silsilah ini. Dan kebodohan tentang beriman dengan Takdir ataupun kesalahpahaman menyebabkan berbagai penyimpangan dan kesengsaraan di dunia dan akhirat.

6. Beriman dengan Takdir adalah aqidah seluruh para Nabi & para pengikut mereka.

Allāh berfirman tentang Nabi Nuh alaihi salam:
قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُمْ بِهِ اللَّهُ إِنْ شَاءَ…

“Nuh berkata sesungguhnya Allāh lah yang akan mendatangkan tanda kekuasaanNya apabila Dia menghendaki… ” (Hud 33)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman tentang Nabi Ismail alaihi salam :
… ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

“Ismail berkata wahai bapakku kerjakanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu, niscaya engkau akan mendapatkan diriku termasuk orang² yang sabar apabila Allāh menghendaki”. (Ash-Shaffat 102)
Dan Allāh berfirman tentang Nabi Musa alaihi salam:
… قَالَ رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُمْ مِنْ قَبْلُ وَإِيَّايَ ۖ…

“… Musa berkata wahai Rabb ku seandainya Engkau menghendaki niscaya Engkau telah menghancurkan mereka & diriku sebelum ini… ” (Al-A’raf 155)
Tiga ayat diatas menunjukkan keimanan para Nabi alaimusallam terhadap Takdir Allāh ajja wajalla.

7. Diantara yg menunjukkan ketinggian, kedudukan Beriman Dengan Takdir di dalam agama Islām bahwa Takdir berkaitan langsung dengan kehidupan manusia setiap harinya, seperti sehat, sakit, kaya, miskin, kuat, lemah, bahagia, sengsara, nikmat, azab, hidayah, kesesatan dll.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah

*Materi audio ini disampaikan didalam Group WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy

Friday, March 1, 2019

HSI 9.02 - Dalil Wajibnya Beriman Kepada Takdir Allah


Halaqah yang kedua dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh adalah Dalil Wajibnya Beriman Kepada Takdir Allāh.

Beriman Dengan Takdir Allāh yang baik dan yang buruk adalah termasuk salah satu diantara enam rukun iman yang harus diimani & telah tetap kewajibannya didalam Alquran, Assunah dan Ijma


Dari Alquran Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan sesuatu dengan ketentuan” (Al-Qamar 49)
Dan Allāh berfirman:
… وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا

“Dan Dia menciptakan segala sesuatu maka Dia pun menentukan dengan sebenar-benar penentuan” (Al-Furqan 2)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
… ۚ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا

“Dan perkara Allāh adalah ketentuan yang sudah ditakdirkan” (Al-Ahzab 38)
Adapun dari Assunah maka Rasulullãh ﷺ bersabda ketika ditanya oleh Malaikat Jibril alaihi salam tentang iman:
أن تؤ من با لله وملا ئكته وكتبه ورسله واليوم الا خر وتؤ من بالقدرخيره وشره

“Engkau beriman kepada Allāh, Malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, Hari Akhir & engkau beriman dengan Takdir yang baik maupun yang buruk” (HR Muslim)
Dan beliau ﷺ bersabda:
كُلُّ شَيْءٍ بِقَدَرٍ حَتَّى العَجْزُ والكَيْسُ

“Segala sesuatu dengan Takdir sampai ketidak mampuan dan kecerdasan” (HR Muslim)
Adapun dari Ijma maka kaum muslimin telah bersepakat atas wajibnya beriman dengan Takdir Allāh dan bahwasanya orang yang mengingkari dengan Takdir Allāh maka dia telah keluar dari agama Islām.

Berkata Abdullah Ibn Umar radiallahu anhuma ketika mendengar tentang munculnya orang² yang mengingkari takdir & bahwasanya kejadian terjadi dengan sendirinya tanpa Takdir
فَإِذَا لَقِيتَ أُولَئِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنِّي بَرِيءٌ مِنْهُمْ وَأَنَّهُمْ بُرَآءُ مِنِّي، وَالَّذِي يَحْلِفُ بِهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ، لَوْ أَنَّ لِأَحَدِهِمْ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فَأَنْفَقَهُ مَا قَبِلَ اللهُ مِنْهُ حَتَّى يُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ

“apabila kamu bertemu dengan mereka maka kabarkanlah kepada mereka bahwa aku (Abdullah Ibnu Umar) berlepas diri dari mereka & mereka pun berlepas diri dari ku, Demi Dzat yang Ibnu Umar bersumpah dengan Nya seandainya salah seorang dari mereka memiliki emas sebesar gunung Uhud kemudian menginfakan nya maka Allāh tidak akan menerima darinya sampai dia beriman dengan Takdir ” (atsar ini diriwayatkan oleh Imam Muslim didalam shahihnya)
Yang demikian karena Allāh tidak menerima amalan orang yang kafir dan termasuk kekufuran apabila seseorang mengingkari Takdir Allāh ajja wajalla. Berkata Al Imam An Nawawi rahimahullah
وَقَدْ تَظَاهَرَتِ الْأَدِلَّةُ الْقَطْعِيَّاتُ مِنَ الْكِتَابِ وِالسُّنَّةِ وَإِجْمَاعِ الصَّحَابَةِ وَأَهْلِ الْحَلِّ وَالْعَقْدِ مِنَ السَّلَفِ وَالْخَلَفِ عَلَى إِثْبَاتِ قَدَرِ اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

“Telah banyak dalil-dalil yang jelas tetapnya yang saling menguatkan dari Alquran, As-Sunnah & Ijma Shahabat & para Ahlul halli abdi yaitu orang-orang yang punya wewenang dari tokoh² kaum muslimin dari kalangan salaf & kholaf yang menunjukkan atas penetapan Takdir Allāh Subhānahu wa Ta’āla” (Al Minhaj Syarah Shahih Muslim Ibnu Al Hajjaj jilid I/155)
Dan berkata Ibnu Hajar rahimahullah
و مذهب السلف قاطبة أن الأمورَ كلها بتقدير الله تعالى

“dan Manhaj seluruh salaf bahwa perkara-perkara semuanya dengan Takdir Allāh Ta’āla” Fathul Baari 11/478)
Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah

*Materi audio ini disampaikan didalam Group WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy