ikhlas

Thursday, March 28, 2019

HSI 9.03 - Kedudukan iman dengan takdir


Halaqah yang ketiga dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Kedudukan Iman Dengan Takdir Di Dalam Agama Islām".

Iman dengan Takdir Allāh memiliki kedudukan yang tinggi di dalam agama Islām diantara yg menunjukkan ketinggian kedudukannya:

1. Beriman Dengan Takdir termasuk diantara enam rukun Iman yang harus di Imani & pokok aqidah yang harus diyakini yang tidak sah iman seorang hamba tanpa nya.

2. Beriman yang benar dengan Takdir Allāh yang mencakup dengan beriman Ilmu Allāh penulisanNya, kehendakNya dan PenciptaanNya termasuk bagian dari Mentauhidkan Allāh didalam Rububiah & sifat-sifatNya, karena Al Qadha (memutuskan) dan Al Qadar (menentukan) adalah termasuk pekerjaan Allāh dan pekerjaan Allāh adalah termasuk sifat-sifatNya.

Barangsiapa yang tidak beriman dengan Takdir maka dia bukan seseorang yang meg-Esa-kan Allāh didalam Rububiah Nya dan ini membawa pengaruh buruk pada Tauhid Uluhiyahnya.

Adapun orang yang beriman dengan Al Qadha dan Al Qadar maka akan terjaga Tauhid Rububiah nya dan Uluhiyahnya. Berkata Abdullah Ibnu Abbas Radiallahu anhuma:
” الْقَدَرُ نِظَامُ التَّوْحِيدِ ، فَمَنْ وَحَّدَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَآمَنَ بِالْقَدَرِ فَهِيَ الْعُرْوَةُ الْوُثْقَى الَّتِي لا انْفِصَامَ لَهَا ، وَمَنْ وَحَّدَ اللَّهَ تَعَالَى وَكَذَّبَ بِالْقَدَرِ نَقْضَ التَّوْحِيدَ ” .

“Takdir adalah aturan Tauhid, barangsiapa mengesakan Allāh & Beriman dengan Takdir maka inilah tali yang kuat yang tidak akan terlepas & barangsiapa Mentauhidkan Allāh & mendustakan takdir maka dia telah membatalkan tauhid nya” (atsar ini dikeluarkan Kitab Al Qadar hal 143)
Yang dimaksud dengan Takdir adalah aturan Tauhid yaitu *beriman dengan Takdir menjadikan teratur dan lurus Tauhid seseorang*.

3. Beriman dengan Takdir Allāh adalah beriman dengan Qudratullah (kemampuan Allāh), barangsiapa yang tidak beriman Takdir berarti dia tidak beriman dengan Qudratullah.

Berkata Zaid Ibnu Aslam :
القدر قدرة الله عز وجل ، فمن كذب بالقدر؛ فقد جحد قدرة الله عز وجل

“Takdir adalah kemampuan Allāh ajja wajalla barangsiapa yang mendustakan Takdir maka dia telah mengingkari kemampuan Allāh ajja wajalla” (atsar ini dikeluarkan Kitab Al Qadar hal 144)
4. Beriman Dengan Takdir berkaitan dengan hikmah Allāh, Ilmu Nya, Kehendak Nya danPenciptaan Nya. Maka barangsiapa yang mengingkari Takdir berarti dia telah mengingkari Ilmu Allāh, Kehendak Nya dan Penciptaan Nya.

5. Beriman yang benar dengan Takdir Allāh akan membuahkan kebaikan yang banyak dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Sebagaimana akan datang penyebutannya di halaqoh ² yang terakhir dari Silsilah ini. Dan kebodohan tentang beriman dengan Takdir ataupun kesalahpahaman menyebabkan berbagai penyimpangan dan kesengsaraan di dunia dan akhirat.

6. Beriman dengan Takdir adalah aqidah seluruh para Nabi & para pengikut mereka.

Allāh berfirman tentang Nabi Nuh alaihi salam:
قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُمْ بِهِ اللَّهُ إِنْ شَاءَ…

“Nuh berkata sesungguhnya Allāh lah yang akan mendatangkan tanda kekuasaanNya apabila Dia menghendaki… ” (Hud 33)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman tentang Nabi Ismail alaihi salam :
… ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

“Ismail berkata wahai bapakku kerjakanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu, niscaya engkau akan mendapatkan diriku termasuk orang² yang sabar apabila Allāh menghendaki”. (Ash-Shaffat 102)
Dan Allāh berfirman tentang Nabi Musa alaihi salam:
… قَالَ رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُمْ مِنْ قَبْلُ وَإِيَّايَ ۖ…

“… Musa berkata wahai Rabb ku seandainya Engkau menghendaki niscaya Engkau telah menghancurkan mereka & diriku sebelum ini… ” (Al-A’raf 155)
Tiga ayat diatas menunjukkan keimanan para Nabi alaimusallam terhadap Takdir Allāh ajja wajalla.

7. Diantara yg menunjukkan ketinggian, kedudukan Beriman Dengan Takdir di dalam agama Islām bahwa Takdir berkaitan langsung dengan kehidupan manusia setiap harinya, seperti sehat, sakit, kaya, miskin, kuat, lemah, bahagia, sengsara, nikmat, azab, hidayah, kesesatan dll.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah

*Materi audio ini disampaikan didalam Group WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy