ikhlas

Friday, March 1, 2019

HSI 9.02 - Dalil Wajibnya Beriman Kepada Takdir Allah


Halaqah yang kedua dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh adalah Dalil Wajibnya Beriman Kepada Takdir Allāh.

Beriman Dengan Takdir Allāh yang baik dan yang buruk adalah termasuk salah satu diantara enam rukun iman yang harus diimani & telah tetap kewajibannya didalam Alquran, Assunah dan Ijma


Dari Alquran Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan sesuatu dengan ketentuan” (Al-Qamar 49)
Dan Allāh berfirman:
… وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا

“Dan Dia menciptakan segala sesuatu maka Dia pun menentukan dengan sebenar-benar penentuan” (Al-Furqan 2)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
… ۚ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا

“Dan perkara Allāh adalah ketentuan yang sudah ditakdirkan” (Al-Ahzab 38)
Adapun dari Assunah maka Rasulullãh ﷺ bersabda ketika ditanya oleh Malaikat Jibril alaihi salam tentang iman:
أن تؤ من با لله وملا ئكته وكتبه ورسله واليوم الا خر وتؤ من بالقدرخيره وشره

“Engkau beriman kepada Allāh, Malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, Hari Akhir & engkau beriman dengan Takdir yang baik maupun yang buruk” (HR Muslim)
Dan beliau ﷺ bersabda:
كُلُّ شَيْءٍ بِقَدَرٍ حَتَّى العَجْزُ والكَيْسُ

“Segala sesuatu dengan Takdir sampai ketidak mampuan dan kecerdasan” (HR Muslim)
Adapun dari Ijma maka kaum muslimin telah bersepakat atas wajibnya beriman dengan Takdir Allāh dan bahwasanya orang yang mengingkari dengan Takdir Allāh maka dia telah keluar dari agama Islām.

Berkata Abdullah Ibn Umar radiallahu anhuma ketika mendengar tentang munculnya orang² yang mengingkari takdir & bahwasanya kejadian terjadi dengan sendirinya tanpa Takdir
فَإِذَا لَقِيتَ أُولَئِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنِّي بَرِيءٌ مِنْهُمْ وَأَنَّهُمْ بُرَآءُ مِنِّي، وَالَّذِي يَحْلِفُ بِهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ، لَوْ أَنَّ لِأَحَدِهِمْ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فَأَنْفَقَهُ مَا قَبِلَ اللهُ مِنْهُ حَتَّى يُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ

“apabila kamu bertemu dengan mereka maka kabarkanlah kepada mereka bahwa aku (Abdullah Ibnu Umar) berlepas diri dari mereka & mereka pun berlepas diri dari ku, Demi Dzat yang Ibnu Umar bersumpah dengan Nya seandainya salah seorang dari mereka memiliki emas sebesar gunung Uhud kemudian menginfakan nya maka Allāh tidak akan menerima darinya sampai dia beriman dengan Takdir ” (atsar ini diriwayatkan oleh Imam Muslim didalam shahihnya)
Yang demikian karena Allāh tidak menerima amalan orang yang kafir dan termasuk kekufuran apabila seseorang mengingkari Takdir Allāh ajja wajalla. Berkata Al Imam An Nawawi rahimahullah
وَقَدْ تَظَاهَرَتِ الْأَدِلَّةُ الْقَطْعِيَّاتُ مِنَ الْكِتَابِ وِالسُّنَّةِ وَإِجْمَاعِ الصَّحَابَةِ وَأَهْلِ الْحَلِّ وَالْعَقْدِ مِنَ السَّلَفِ وَالْخَلَفِ عَلَى إِثْبَاتِ قَدَرِ اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

“Telah banyak dalil-dalil yang jelas tetapnya yang saling menguatkan dari Alquran, As-Sunnah & Ijma Shahabat & para Ahlul halli abdi yaitu orang-orang yang punya wewenang dari tokoh² kaum muslimin dari kalangan salaf & kholaf yang menunjukkan atas penetapan Takdir Allāh Subhānahu wa Ta’āla” (Al Minhaj Syarah Shahih Muslim Ibnu Al Hajjaj jilid I/155)
Dan berkata Ibnu Hajar rahimahullah
و مذهب السلف قاطبة أن الأمورَ كلها بتقدير الله تعالى

“dan Manhaj seluruh salaf bahwa perkara-perkara semuanya dengan Takdir Allāh Ta’āla” Fathul Baari 11/478)
Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah

*Materi audio ini disampaikan didalam Group WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy