HSI 9.02 - Dalil Wajibnya Beriman Kepada Takdir Allah
Halaqah yang kedua dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh adalah Dalil Wajibnya Beriman Kepada Takdir Allāh.
Beriman Dengan Takdir Allāh yang baik dan yang buruk adalah termasuk salah satu diantara enam rukun iman yang harus diimani & telah tetap kewajibannya didalam Alquran, Assunah dan Ijma
Dari Alquran Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍDan Allāh berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan sesuatu dengan ketentuan” (Al-Qamar 49)
… وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًاDan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
“Dan Dia menciptakan segala sesuatu maka Dia pun menentukan dengan sebenar-benar penentuan” (Al-Furqan 2)
… ۚ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًاAdapun dari Assunah maka Rasulullãh ﷺ bersabda ketika ditanya oleh Malaikat Jibril alaihi salam tentang iman:
“Dan perkara Allāh adalah ketentuan yang sudah ditakdirkan” (Al-Ahzab 38)
أن تؤ من با لله وملا ئكته وكتبه ورسله واليوم الا خر وتؤ من بالقدرخيره وشرهDan beliau ﷺ bersabda:
“Engkau beriman kepada Allāh, Malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, Hari Akhir & engkau beriman dengan Takdir yang baik maupun yang buruk” (HR Muslim)
كُلُّ شَيْءٍ بِقَدَرٍ حَتَّى العَجْزُ والكَيْسُAdapun dari Ijma maka kaum muslimin telah bersepakat atas wajibnya beriman dengan Takdir Allāh dan bahwasanya orang yang mengingkari dengan Takdir Allāh maka dia telah keluar dari agama Islām.
“Segala sesuatu dengan Takdir sampai ketidak mampuan dan kecerdasan” (HR Muslim)
Berkata Abdullah Ibn Umar radiallahu anhuma ketika mendengar tentang munculnya orang² yang mengingkari takdir & bahwasanya kejadian terjadi dengan sendirinya tanpa Takdir
فَإِذَا لَقِيتَ أُولَئِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنِّي بَرِيءٌ مِنْهُمْ وَأَنَّهُمْ بُرَآءُ مِنِّي، وَالَّذِي يَحْلِفُ بِهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ، لَوْ أَنَّ لِأَحَدِهِمْ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فَأَنْفَقَهُ مَا قَبِلَ اللهُ مِنْهُ حَتَّى يُؤْمِنَ بِالْقَدَرِYang demikian karena Allāh tidak menerima amalan orang yang kafir dan termasuk kekufuran apabila seseorang mengingkari Takdir Allāh ajja wajalla. Berkata Al Imam An Nawawi rahimahullah
“apabila kamu bertemu dengan mereka maka kabarkanlah kepada mereka bahwa aku (Abdullah Ibnu Umar) berlepas diri dari mereka & mereka pun berlepas diri dari ku, Demi Dzat yang Ibnu Umar bersumpah dengan Nya seandainya salah seorang dari mereka memiliki emas sebesar gunung Uhud kemudian menginfakan nya maka Allāh tidak akan menerima darinya sampai dia beriman dengan Takdir ” (atsar ini diriwayatkan oleh Imam Muslim didalam shahihnya)
وَقَدْ تَظَاهَرَتِ الْأَدِلَّةُ الْقَطْعِيَّاتُ مِنَ الْكِتَابِ وِالسُّنَّةِ وَإِجْمَاعِ الصَّحَابَةِ وَأَهْلِ الْحَلِّ وَالْعَقْدِ مِنَ السَّلَفِ وَالْخَلَفِ عَلَى إِثْبَاتِ قَدَرِ اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىDan berkata Ibnu Hajar rahimahullah
“Telah banyak dalil-dalil yang jelas tetapnya yang saling menguatkan dari Alquran, As-Sunnah & Ijma Shahabat & para Ahlul halli abdi yaitu orang-orang yang punya wewenang dari tokoh² kaum muslimin dari kalangan salaf & kholaf yang menunjukkan atas penetapan Takdir Allāh Subhānahu wa Ta’āla” (Al Minhaj Syarah Shahih Muslim Ibnu Al Hajjaj jilid I/155)
و مذهب السلف قاطبة أن الأمورَ كلها بتقدير الله تعالىItulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah
“dan Manhaj seluruh salaf bahwa perkara-perkara semuanya dengan Takdir Allāh Ta’āla” Fathul Baari 11/478)
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah
*Materi audio ini disampaikan didalam Group WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy