ikhlas

Wednesday, June 26, 2019

HSI 10.05 Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus (Bagian 04)


Halaqah yang kelima dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah ”Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus Bagian 4”.

Masih ada diantara ahli Jahiliyyah sisa² ajaran Nabi Ibrahim, seperti:
  • Pengagunggungan rumah Allāh
  • Tawaf
  • Haji
  • Umrah
  • Wukuf di Arafah
  • Bermalam di Mudjalifah dll
Namun mereka membuat bidah didalamnya, seperti misalnya:
  • Orang² Quraisy melakukan Wukuf di Mudjalifah & bukan di Arafah yang demikian den alasan mereka (orang² Quraisy) adalah penduduk tanah haram sehingga menurut mereka, mereka harus Wukuf di tanah Haram, padahal ini menyelisihi ajaran Nabi Ibrahim alaihi salam.
Namun perlu diketahui bahwasanya ahli Jahiliyyah selain memiliki kebiasaan² yang buruk & keyakinan² yang menyimpang sebagaimana sudah berlalu Penjelasan nya mereka juga memiliki sifat² yang mulia diantaranya

❶ Al Karom
Yaitu kedermawanan. Mereka saling berlomba di dalam memuliakan tamu terkadang datang tamu & tuan rumah tidak memiliki harta kecuali satu unta nya yg merupakan kehidupan dia & keluarganya maka dia menyembelih unta tersebut untuk menghormati tamu nya.

❷ Mereka adalah orang-orang yang senantiasa menyempurnakan perjanjian dengan orang lain.

❸ Mereka adalah orang yang sangat menjaga kehormatan dirinya. Mereka dikenal sebagai orang yang sangat pemberani, memiliki kecemburuan yang besar & mereka rela mengorbankan diri mereka untuk menjaga kehormatan mereka.

❹ Mereka adalah orang-orang yang sangat teguh apabila sudah memiliki tekad & tidak mudah mundur.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang

*Materi audio ini disampaikan didalam Group WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy

HSI 10.04 Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus (Bagian 03)


Halaqah yang keempat dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah ”Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus Bagian 3”.

Orang-orang Jahiliyyah tidak menghargai wanita, menikahi wanita dengan jumlah tanpa batas, menikahi dua saudari sekaligus, menikah dengan istri bapaknya apabila dicerai oleh sang bapak atau ditinggal mati. Itu semua biasa di zaman Jahiliyyah.

Ada diantara mereka yang mengubur hidup² wanita yang tidak berdosa hanya takut dipermalukan dengan sebab wanita tersebut.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ ◈بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ
dan apabila anak wanita yang dikubur ditanya, sebab dosa apa dia dibunuh [QS At-Takwir 8-9]
Wanita menjadi harta warisan sebagaimana barang yang diwariskan tersebar perjinaan & pelacuran pada seluruh tingkatan, tersebar minuman keras & perjudian.

Ada diantara mereka yang membunuh anak karena takut menjadi miskin atau karena kemiskinan yang sudah menimpa dia.

Mereka fanatik kepada kabilahnya & membela orang yang berasal dari satu kabilah baik dia salah atau benar.

Orang-orang Jahiliyyah sangat taklid kepada nenek moyang nya didalam urusan agama, memandang bahwa adat istiadat itulah yang paling baik.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَىٰ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۚ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ
dan apabila dikatakan kepada mereka kesinilah kalian kepada apa yang diturunkan oleh Allāh & kepada Rasul, mereka mengatakan cukuplah bagi kami apa yang kami dapatkan diatasnya bapak² kami meskipun bapak² mereka tidak mengetahui sesuatu & tidak mendapatkan petunjuk [QS Al-Ma’idah 104]
Mereka senang berperang dengan kabilah lain & mudah sekali menumpahkan darah, berperang karena sebab yang sepele kemudian berperang selama puluhan tahun terbunuh ribuan manusia.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang

*Materi audio ini disampaikan didalam Group WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy

HSI 10.03 Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus (Bagian 02)


Halaqah yang ketiga dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah ”Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus Bagian 2”.

Orang-orang Arab beriman dengan para Dukun tukang ramal & ahli Nujum.

Dukun adalah orang yang mengetahui peristiwa² yang terjadi dimasa yang akan datang.

Tukang ramal (mereka) adalah orang-orang yang mengaku mengetahui barang yang dicuri / barang yang hilang dengan melakukan amalan² tertentu seperti melihat pada mangkok dll.

Ahli Nujum (mereka) adalah orang-orang yang melihat bintang untuk mengetahui apa yang terjadi di alam semesta dimasa yang akan datang. Apabila turun hujan mereka mengatakan ” _hujan ini adalah dengan sebab dengan bintang ini & itu_”

Diantara keyakinan orang-orang Jahiliyyah adalah Tiaroh yaitu merasa sial karena sesuatu. Apabila memiliki hajat mereka menerbangkan burung, bila burung tersebut terbang ke kanan mereka melanjutkan hajatnya & apabila terbang ke kiri maka mereka tidak melanjutkan hajatnya.

Demikian pula mereka merasa sial dengan adanya seekor hewan yang lewat dihadapan mereka, merasa sial di hari-hari tertentu atau bulan tertentu dll.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang

*Materi audio ini disampaikan didalam Group WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy

HSI 10.02 Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus (Bagian 01)


Halaqah yang ke dua dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah ”Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus Bagian 1”.

Keagamaan orang Arab dahulu sebagian besar mengikuti dakwah Nabi Ismāil alaihi salam ketika beliau mengajak mereka mengikuti millah Ibrahim yaitu meng-esakan Allāh dalam beribadah & tidak menyekutukan Allāh sedikit pun.

Kemudian berlalu waktu & merekapun lupa dengan dengan Tauhid meskipun masih tersisa sebagian ajaran² Tauhid pada diri mereka, kemudian datang Amr bin Luhai al-Khuzai yang melakukan safar ke Syam, melihat mereka menyembah berhala kemudian pulang ke Mekkah dengan membawa salah satu berhala yang bernama khubal & menaruhnya kedalam Ka’bah. Kemudian mengajak orang-orang untuk menyekutukan Allāh & mereka pun mengikuti, akhirnya penduduk yang ada di sekitar kota Mekkah mengikuti orang-orang Mekkah, mereka menyembah berhala terjerumus dalam penyembahan kepada selain Allāh. Setiap kabilah memiliki berhala, setiap kota memiliki berhala, setiap rumah memiliki berhala bahkan didalam Ka’bah Baitullah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim untuk beribadah kepada Allāh dihadapannya ada kurang lebih 360 berhala & diantara berhala mereka yang paling lama & paling besar ada 3 – Mannah, Al Lath & Al Uzza.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّىٰ
وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَىٰ
أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنْثَىٰ
Bagaimana pendapat kalian tentang Al Latta & Al Uzza_
Dan yang ketiga adalah Mannah _apakah bagi kalian anak laki-laki & bagi Allāh anak wanita
[Surat An-Najm 19-21]
Diantara kesyirikan mereka, mereka menyembelih untuk berhala, sebagaimana firman Allāh ﷻ:
وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ
dan apa yang disembelih untuk berhala
[QS Al-Ma’idah 3]
Dan mereka mengkhususkan sebagian makanan atau minuman untuk berhala mereka, sebagaimana firman Allāh ﷻ :
وَجَعَلُوا لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْأَنْعَامِ نَصِيبًا فَقَالُوا هَٰذَا لِلَّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَٰذَا لِشُرَكَائِنَا ۖ
dan mereka menjadikan bagi Allāh bagian dari apa yang Allāh ciptakan berupa tanaman & hewan ternak kemudian mereka mengatakan “ini adalah untuk Allāh atas persangkaan mereka & ini adalah untuk sesembahan² kami”
[QS Al-An’am 136]

Dan mereka bernadzar untuk berhala, Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
وَقَالُوا هَٰذِهِ أَنْعَامٌ وَحَرْثٌ حِجْرٌ لَا يَطْعَمُهَا إِلَّا مَنْ نَشَاءُ بِزَعْمِهِمْ…
dan mereka berkata ini adalah hewan² ternak & tanaman yang haram tidak boleh memakannya kecuali orang-orang yang kami izinkan (dengan persangkaan mereka)
[QS Al-An’am 138]
Dan diantara keyakinan mereka bahwa berhala² tersebut akan memberikan syafaat bagi mereka disisi Allāh.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ…

dan mereka menyembah kepada selain Allāh apa yang tidak memudhoroti mereka & tidak memberikan manfaat & mereka mengatakan “mereka (sesembahan tsb) adalah pemberi syafaat bagi kami disisi Allāh”
[QS Yunus 18]
Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang

*Materi audio ini disampaikan didalam Group WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy

Tuesday, June 25, 2019

HSI 10.01 Pengertian dan Pentingnya Mempelajari Sirah Nabawiyah


Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah ”Pengertian & Pentingnya Mempelajari Sirah Nabawiyah”.

Siroh artinya adalah jalan

Siroh Nabawiyah adalah perjalanan hidup Nabi ﷺ. Mempelajari perjalanan hidup Nabi ﷺ adalah sangat penting bagi kehidupan seorang muslim karena beberapa hal :

❶ Ini adalah diantara bentuk cinta kita kepada beliau ﷺ, karena setiap umat pasti mencintai pembesarnya & semakin besar kecintaan mereka terhadap pembesar nya maka akan semakin banyak menyebutnya & mengingatnya.

❷ Mempelajari Siroh Nabawiyah adalah salah satu cara untuk mengenal ucapan beliau ﷺ & perilaku beliau & hendaknya dicontoh & diteladani oleh seorang muslim.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

sungguh ada bagi kalian didalam diri Rasulullãh ﷺ teladan yang baik
[QS Al-Ahzab 21]
❸ Menguatkan keimanan didalam hati, karena kita akan mengenal beliau ﷺ dari semenjak lahir sampai meninggal dunia. Bagaimana beliau hidup semasa kecil sebagai pemuda setelah menikah, setelah diangkat menjadi Nabi, bagaimana beliau berdakwah, bagaimana beliau berjihad kita akan melihat semua itu & ini akan semakin menambah keyakinan pada diri kita bahwa beliau seorang Nabi yang diutus yang mengikuti wahyu dari Allāh ﷻ

❹ Membantu seseorang memahami ayat² Al-Qur’an & sebab² turunnya & memahami Hadīts² Nabi ﷺ.

❺ Seseorang bisa mengenal para shahabat yang telah dipilih oleh Allāh untuk menemani Nabi nya & menyampaikan agama ini kepada orang-orang setelah mereka & bagaimana mereka berjihad bersama Rasulullãh ﷺ. Sehingga hal ini akan menambah cinta kita kepada para shahabat & menambah semangat kita untuk beramal dengan agama ini.

Berkata Ali bin Husain bin Ali bin Abi Tholib (wafat 94 H)
كُنَّا نُعَلَّمُ مَغَازِيَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَرَايَاهُ كَمَا نُعَلَّمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ

kami dahulu diajarkan peperangan² Nabi & peperangan² yang tidak diikuti oleh Nabi sebagaimana kami diajari satu surat dari Al-Qur’an
Atsar ini dikeluarkan oleh Al Khatib Al Baghdadi didalam Kitāb Al Jamii bil akhlaki rowi wa adabi sami’ II /195

Yang dimaksud dengan ucapan beliau _sebagaimana kami diajari satu surat dari Al-Qur’an_ adalah dengan diulang².

Dan berkata Ismail Ibn Muhammad Ibn Sa’ad Ibn Abi Waqos rahimahullah (wafat 134 H)
كان أبي يعلمنا مغازي رسول اللهﷺ ويعدها علينا وسراياه، ويقول: يا بَنِيَّ هذه مآثر آبائكم، فلا تضيعوا ذكرها
dahulu bapakku mengajarkan kami peperangan² Rasulullãh ﷺ & peperangan² yang tidak diikuti oleh beliau ﷺ & menyebutnya untuk kami & beliau berkata “wahai anak² ku ini adalah peninggalan² baik nenek moyang kalian maka janganlah kalian sia sia kan”

Atsar ini dikeluarkan oleh Al Khatib Al Baghdadi didalam Kitāb Al Jamii bil akhlaki rowi wa adabi sami’ II /195

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah yang pertama ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang

*Materi audio ini disampaikan didalam Group WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy