ikhlas

Monday, October 15, 2018

An-Nawaqidhul Islam 50 : Penjelasan Akhir Kitab Pembatal KeIslaman Bagian 4


Berkata sebagian salaf yaitu Ibrāhīm At Taimiy:

و من يأمن البلَ بعد إبراهيم

“Siapa yang aman dari fitnah, siapa yang aman dari menyimpang dari jalan Allāh setelah Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām”

Apabila Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām takut apabila menyimpang dari agama Allāh maka bagaimana dengan kita?

Oleh karena itu beliau mengatakan disini, wajib bagi seorang Muslim untuk waspada dengan 10 perkara ini dan takut terjerumus didalamnya.

Diantara bentuk kewaspadaan adalah mau mempelajari agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

√ Mempelajari mana yang benar sehingga bisa mengamalkannya.
√ Mempelajari sehingga tahu mana yang salah. Kemudian dia menjauhkan dirinya dari perkara yang salah tersebut.


Kemudian beliau mengatakan:

نعوذ باللَّ من موجيبات غضبه واليم عقابه

“Kami berlindung atau kita berlindung kepada Allāh dari segala hal yang menjadikan kemarahan Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan menjadikan turunnya siksaan yang pedih dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla”

Ini adalah do’a baik dari pengarang rahimahullāh. Beliau mendo’akan beliau sendiri dan mendo’akan setiap orang yang membaca buku beliau ini, berlindung pada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dari segala hal yang menjadikan marah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.


Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla membenci kekufuran, membenci kesyirikan, membenci kenifaqan, dan tidak ada yang bisa menjaga kita dari perkara itu semua kecuali Allāh Subhānahu wa Ta’āla.


Oleh karena itu disini beliau menutup kitāb beliau ini dengan do’a yang bagus yaitu berlindung kepada Allāh dari segala hal yang menjadikan marah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.


وصلّى الله على النّبينا محمّد و على آله وأصحابه وسلم
 

Kemudian beliau mengucapkan shalawat dan salam untuk Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan shalawat atas Nabi kita Muhammad dan juga kepada keluarganya dan juga kepada seluruh shahābatnya.

وسلم dan juga memberikan salam kepada Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam.


Menggabungkan di dalam kalimat terakhir ini antara shalawat dengan salam.
Karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla memerintahkan kita untuk melakukan shalawat dan salam.


Dua perkara yaitu shalawat, yang pertama, kemudian yang kedua adalah salam.


إِ ا ن ا اللهَ وَمَلََئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النابِيِّ يَا أَيُّهَا الاذِينَ آمَنُوا صَلُّوا
عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا (QS Al Ahzāb: 56)

صَلُّوا عَلَيْهِ ini adalah shalawat , وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ini adalah salam.


Kita diperintahkan untuk mengucapkan dua perkara ini yaitu shalawat dan salam untuk Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Oleh karena itu disini beliau mengatakan:


وصلّى الله على النّبينا محمّد و على آله وأصحابه وسلم
 

Dan shalawat Allāh untuk Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam maksudnya adalah pujian Allāh kepada beliau.

Pujian Allāh Subhānahu wa Ta’āla kepada Nabi kita Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam di depan para malāikatNya.


ثَنَاؤُهُ عَلَيْهِ عِنْدَ الْمَلَلأعلِ
 

Ini adalah tafsir yang datang dari Abul ‘Aliya, salah seorang tabi’in. Beliau mengatakan (menafsirkan) tentang makna shalawat Allāh untuk RasūlNya.
Maksudnya adalah pujian Allāh Subhānahu wa Ta’āla kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam di depan para malāikatNya.


Adapun shalawat para malāikat maksudnya adalah permintaan para malāikat tersebut, permintaan para malāikat supaya Allāh memuji kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam di depan para malāikatNya.


Adapun shalawat yang kita ucapkan maka maksudnya adalah kita meminta kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla supaya Allāh Subhānahu wa Ta’āla memuji Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam di hadapan para malāikatNya


Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA