ikhlas

Tuesday, December 12, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba 17 : Penjelasan Kaidah Kedua Kitab Al-Qawa'idul Arba Bagian 6


Dan Ayat yang lain, contohnya adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla :

فَمَا تَنفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ
“Maka tidak akan bermanfaat pada hari itu syafa’at orang-orang yang memberikan syafa’at ” [al Muddatsir : 48].

Siapa mereka?

⇒Mereka adalah orang-orang yang didunia nya meminta syafa’at kepada selain Allāh.

Maka syafa’at di Hari kiamat saat itu bagi mereka adalah syafa’at yang diingkari. Tidak ada syafa’at bagi mereka.

Di dalam ayat yang lain Allāh Subhānahu wa Ta’āla menerangkan tentang bagaimana keadaan orang-orang yang dahulu di dunia mencari syafa’at dari selain Allāh dan bagaimana akhir nasib mereka di hari kiamat.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَىٰ كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُمْ مَا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاءَ ظُهُورِكُمْ ۖ وَمَا نَرَىٰ مَعَكُمْ شُفَعَاءَكُمُ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ أَنَّهُمْ فِيكُمْ شُرَكَاءُ ۚ لَقَدْ تَقَطَّعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ عَنْكُمْ مَا كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ
[Surat Al-An’am 94]

وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَىٰ
“dan sungguh kalian (sekarang) telah datang kepada Kami dalam keadaan sendiri²”

✓ Yaitu pada hari kiamat

كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ
“sebagaimana Kami telah menciptakan kalian pada saat pertama kali ”

✓Ketika mereka pertama lahir, datang dalam keadaan sendiri

وَتَرَكْتُمْ مَا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاءَ ظُهُورِكُم
” dan kalian telah meninggalkan dunia yang dahulu Kami berikan kepada kalian dibelakang kalian, kalian tinggalkan harta kalian kemudian kalian datang pada hari ini dalam keadaan sendiri sendiri ”

وَمَا نَرَىٰ مَعَكُمْ شُفَعَاءَكُمُ
” dan Kami tidak melihat bersama kalian orang-orang / makhluk ² yang akan memberikan syafa’at bagi kalian ”

الَّذِينَ زَعَمْتُمْ أَنَّهُمْ فِيكُمْ شُرَكَاءُ
” Syufaa² yang kalian menyangka bahwasanya mereka adalah شُرَكَاءُ (sekutu²) bagi kalian ”

Allāh mengatakan :

وَمَا نَرَىٰ مَعَكُم
” Kami tidak melihat mereka (bersama kalian) ”

Mana makhluk² sesembahan² yang dahulu kalian anggap mereka adalah orang-orang yang akan memberikan syafa’at bagi kalian di sisi Kami (yaitu disisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla).

لَقَدْ تَقَطَّعَ بَيْنَكُمْ
” dan sungguh telah terputus diantara kalian ”

✓ Sekarang tidak ada hubungan antara kalian dengan mereka. Kalian adalah makhluk mereka adalah makhluk dan masing-masing dari kalian akan mempertanggung jawabkan amalan nya disisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Terputus antara diri kalian dengan orang-orang tersebut.

وَضَلَّ عَنْكُمْ مَا كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ
“dan telah tersesat /telah hilang dari kalian apa yang dahulunya kalian sangka”

Ini Adalah nasib di hari kiamat bagi orang-orang yang didunianya mencari syafa’at bukan dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan tetapi dari selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

⇒Inilah yang diingkari oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, jadi beliau rahimahullah menerangkan tentang Qoidah² ini bukan berarti beliau mengingkari syafa’at secara keseluruhan dihari kiamat. Beliau ingin menerangkan disana ada syafa’at yang diingkari oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan disana ada syafa’at yang ditetapkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Ini Adalah ilmu yang sangat penting yang hendaknya diketahui oleh seorang muslim, karena apa yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin ternyata itu bukan hilang begitu saja dan masih diperaktekan oleh sebagian manusia setelah mereka, sebagian meminta syafa’at kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla, meminta kedekatan kepada Allāh dengan cara menyembah kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Meskipun namanya berbeda dengan yang disembah oleh orang-orang musyrikin, mereka meminta syafa’at kepada orang yang shaleh yang sudah meninggal dunia berharap kepada mereka, berdoa kepada mereka dan ketika ditanya mengatakan bahwasanya mereka adalah orang-orang yang akan memberikan syafa’at kepada kami disisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Dan ini adalah sesuatu yang perlu diluruskan & apa yang dilakukan ini sama persis dengan apa yang dilakukan dengan orang-orang musyrikin quraisy di zaman Rasulullãh ﷺ.


Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA