ikhlas

Tuesday, November 28, 2017

HSI Al-Qawa'idul Arba' 07 : Tidak Dinamakan Ibadah Kecuali Dengan Tauhid


Beliau berkata,

 ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻋَﺮَﻓْﺖَ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺧَﻠَﻘَﻚَ ﻟِﻌِﺒَﺎﺩَﺗِﻪِ؛ ﻓَﺎﻋْﻠَﻢْ ﺃَﻥَّ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩَﺓَ ﻻ ﺗُﺴَﻤَّﻰ ﻋِﺒَﺎﺩَﺓً ﺇِﻻ ﻣَﻊَ ﺍﻟﺘَّﻮْﺣِﻴﺪِ
Jika Anda telah mengetahui bahwa Allah menciptakan Anda untuk beribadah kepada-Nya, maka ketauhilah bahwa ibadah tidaklah dikatakan sebagai ibadah kecuali jika disertai tauhid
Seseorang tidak dinamakan beribadah kepada Alloh kecuali dia mentauhidkan Alloh dan mengesakan Alloh dalam ibadah tersebut. Jika seseorang beribadah tidak mengesakan Alloh, beribadah tidak hanya untuk Alloh, maka dia tidak dinamakan ibadah.

Beliau berkata,

 ﻛَﻤَﺎ ﺃَﻥَّ ﺍﻟﺼَّﻼﺓَ ﻻ ﺗُﺴَﻤَّﻰ ﺻَﻠَﺎﺓً ﺇِﻻ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻄَّﻬَﺎﺭَﺓ
Sebagaimana shalat, tidaklah dikatakan sebagai shalat kecuali jika disertai dengan bersuci
Jika seseorang sholat, rukuk, sujud, berdiri namun tidak thoharoh, maka secara dhohir orang menyangka dia sholat. Padahal dia tidak thoharoh /bersuci, maka dia tidak dinamakan sedang beribadah. Alloh tidak menerima sholat seseorang yang berhadats sampai dia berwudhu. Berthoharoh adalah syarat sahnya sholat. Orang yang tidak Berthoharoh, maka belum dinamakan sholat.

Beliau berkata,

 ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟﺸِّﺮْﻙُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩَﺓِ ﻓَﺴَﺪَﺕ; ﻛَﺎﻟْﺤَﺪَﺙِ ﺇِﺫَﺍ ﺩَﺧَﻞَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻄَّﻬَﺎَﺭِﺓ
Oleh karena itulah, jika syirik mencampuri ibadah, maka rusaklah ibadah itu, sebagaimana hadats bila mencampuri kesucian.
Syirik jika masuk ke dalam ibadah seseorang, maka ibadah tersebut akan menjadi rusak. Orang musyrikin yang meramaikan masjid, ibadah mereka gugur dan kelak akan kekal di neraka. Orang Musyrikin Quraisy memakmurkan Masjidil Haram, Kakbah, amalan mereka batal dan kekal di dalam neraka. Amalan berhaji sudah ada sebelum Nabi Muhammad, dan ada sejak zaman Nabi Ibrahim, namun caranya sudah diubah oleh orang musyrikin Quraisy. Kesyirikan dan kekufuran bisa membatalkan amalan, sebagaimana hadats bisa membatalkan sholat seseorang.

Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA.