An-Nawaqidhul Islam 41 : Penjelasan Kaidah Kesembilan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 4
Apabila
ada seseorang di jaman sekarang dia meyakini ada sebagian manusia:
- Boleh dia tidak mengikuti Rasulullãh ﷺ
- Boleh dia tidak beriman dengan Rasulullãh ﷺ
- Boleh dia Untuk keluar dari syariat Rasulullãh ﷺ
Maka kata
beliau disini – فهو كافر – Maka orang yang demikian telah
keluar dari agama Islām.
Seorang
Muslim meyakini bahwasanya syariat beliau ﷺ adalah untuk seluruh manusia, bukan
untuk orang Arab saja & bukan untuk
orang tertentu saja.
Barangsiapa
ada meyakini bahwasanya ada sebagian manusia boleh keluar dari syariat
Rasulullãh ﷺ maka dia telah keluar dari agama
Islām.
Kenapa
demikian?
Dan ini
adalah Ijma para Ulama tidak terkecuali, mereka semua berijma bahwasanya
Rasulullãh ﷺ
diutus untuk seluruh manusia.
Maka
bagaimana seorang muslim atau mengaku bahwasanya diri adalah seorang muslim
meyakini bahwasanya ada sebagian manusia boleh tidak beriman & tidak
mengikuti syariat Rasulullãh ﷺ.
Seperti
sebagian manusia yang mengaku telah mencapai derajat ma’rifat yang menurut
dirinya adalah derajat yang paling tinggi sudah sampai derajat yakin, dia mengatakan
apabila sudah sampai derajat ini maka boleh dia tidak mengikuti syariat,
meyakini bahwasanya syariat itu untuk orang awam.
Adapun
kita (kata dia) sudah sampai ma’rifat sudah sampai derajat yang tinggi sudah
mengenal Allāh maka kita sudah tidak diwajibkan untuk mengikuti syariat
tersebut.
Ucapan ini
adalah ucapan yang kufur
Mengeluarkan
seseorang dari Islām. Tidak ada Diantara manusia yang boleh keluar dari syariat
nya Rasulullãh ﷺ.
Apabila
ada yang mengaku sudah sampai derajat tertentu kemudian dia mengatakan kami
mengambil agama langsung dari Allāh, tidak perlu kami seorang Rasul, tidak
perlu hadits, tidak perlu Al-Qur’an tapi kami langsung mendengar agama dari
Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Ini adalah
Ucapan Yang Kufur, yang mengeluarkan seseorang dari Islām.
Seharusnya
seorang muslim semakin dia mengenal Allāh, maka semakin dia rajin beribadah
kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Seseorang semakin mengenal Allāh, mengenal
namaNya, mengenal sifat-Nya, mengenal agamaNya, semakin dia yakin dengan agama
Islām semakin dia rajin dalam beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Oleh
karena itu orang yang paling mengenal Allāh adalah orang yang paling takut
kepada Allāh.
Allāh
Subhānahu wa Ta’āla memuji para ulama, karena mereka mengenal Allāh Subhānahu
wa Ta’āla, mengenal Allāh & mengenal agama Nya.
( إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ )
“Sesungguhnya orang yang paling takut kepada Allāh adalah para ulama”
(QS Surat
Fathir: 28)
Semakin
orang yang takut kepada Allāh, semakin seseorang mengenal Allāh semakin dia
takut, semakin dia takut dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, semakin dia takut
dengan azab-Nya
Rasulullãh
ﷺ mengatakan
أنا أعلمكم بالله وأشدكم له
Sesunggunya aku adalah orang yang paling tahu kepada Allāh & aku orang yang paling takut kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla
Beliau
adalah orang yang paling tahu, orang yang paling mengenal Allāh & beliau
adalah orang yang paling takut kepada Allāh & rasa takut beliau ilmuyg beliau
miliki / ma’rifat yang beliau miliki menjadikan beliau semakin rajin &
semakin semangat beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Disebutkam
didalam hadits beliau shalat malam sampai pecah pecah kaki beliau kemudian
beliau ditanya perkara ini, kemudian beliau mengatakan:
أَفَلاَ أَكُوْنُ عَبْدًا شَكُوْرًا.
“Bukankah aku ingin menjadi hamba yang bersyukur”.
Seseorang
semakin mengenal Allāh, semakin mengenal agamagNya harusnya semakin takut
kepada Allāh & semakin mendekatkan kepada Allāh dengan ibadah.
Bukan
seperti keyakinan sebagian orang apabila seseorang sudah mencapai derajat
tertentu maka dia boleh meninggalkan sebagian syariat atau meninggalkan semua
syariat Rasulullãh ﷺ. Sekali lagi ini adalah bentuk
kekufuran.
Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA