An-Nawaqidhul Islam 45 : Penjelasan Kaidah Kesepuluh Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 3
Agama
Islām mendoakan kita untuk berilmu & menuntut Ilmu & mendorong kita
untuk mengamalkan.
Allāh
Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ“Dia lah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang telah mengutus RasulNya dengan ْهُدَىٰ Huda & دِينِ Dinil Haq”
[QS
At-Tawbah 33]
Mengutus
RasulNya dengan dua perkara yaitu:
① Dengan
Petunjuk - Yaitu
dengan Ilmu
②
Mengutus RasulNya dengan Dienil Haq - Yaitu
dengan amalan
Orang yang
berilmu & mengamalkan ilmu nya maka dia lah orang yang berada di atas jalan
Allāh Subhānahu wa Ta’āla diatas jalan yang lurus. Adapun orang yang berilmu
tetapi dia tidak mengamalkan ilmu nya maka sifatnya adalah seperti sifat orang
Yahudi, orang yang mengamalkan tetapi tidak berdasarkan ilmu maka ini sifatnya
adalah seperti orang Nashrani.
Allāh
Subhānahu wa Ta’āla berfirman didalam surat Al-fatehah
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ“berilah kami jalan yang lurus”
Kemudian
Allāh mengatakan
غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ“Bukan jalan orang yang Engkau murkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat”
Siapa
orang yang Allāh murkai?
orang yang
Allāh murkai adalah
orang-orang Yahudi.
Sebagaimana
yang dikabarkan Rasulullãh ﷺ, kenapa demikian?
Karena
mereka berilmu memiliki pengetahuan tentang kebenaran hanya mereka tidak
mengamalkan ilmu
يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ ۖ“Mereka orang-orang Yahudi mengenal Rasulullãh ﷺ”
mengenal
sifat² nya, mengenal bahwasanya beliau adalah Rasul yang dikabarkan oleh Nabi
Musa alaihi salam yang disebutkan didalam kitab mereka.
كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ ۖ“sebagaimana mereka mengenal anak² mereka”
Seseorang
mengenal anak nya, kapan lahir nya, dimana, bagaimana sifatnya, mereka mengenal
Rasulullãh ﷺ sebagaimana mereka mengenal anak²
mereka sendiri, tetapi mereka tidak beriman dengan Rasulullãh ﷺ,
ilmu mereka tidak bermanfaat karena tidak diamalkan.
Demikian
pula sebaliknya orang yang beramal tetapi tidak berdasarkan ilmu maka ini
adalah termasuk Dholin / termasuk orang yang sesat. Terkadang seseorang
bersemangat untuk beramal, bersemangat untuk beribadah tetapi tidak didasarkan
oleh ilmu terkadang dia beribadah dengan beribadah yang tidak ada dasarnya
didalam agama Islām, tidak ada dalilnya didalam Al-Qur’an, tidak ada dalilnya
didalam hadits² Nabi ﷺ, beribadah dengan modal semangat maka
ini juga tercela. Seseorang beribadah tetapi tidak berdasarkan ilmu.
Yang
terpuji & di puji oleh Allāh & RasulNya adalah apabila seseorang yang
berilmu dengan ilmu yang benar kemudian dia mengamalkan ilmu nya.
Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA