ikhlas

Friday, May 4, 2018

An-Nawaqidhul Islam 31 : Penjelasan Kaidah Ketujuh Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 2



Sihir jenis banyak, diantaranya kata beliau adalah Asharf wal athf

Ashorf – الصرف

Di dalam bahasa Arab artinya memalingkan, maksud beliau adalah memalingkan dari rasa cinta menjadi rasa benci antara seorang suami dengan istri atau antara seorang kawan dengan kawannya yang sebelumnya ada rasa cinta diantara keduanya kemudian dengan bantuan syaitan dirubah menjadi rasa benci diantara keduanya. Maka ini dinamakan Ashorf & ini termasuk sihir & diharamkan didalam agama Islām.

Demikian pula Alathf ini adalah kebalikan dari Ashorf yang artinya adalah cinta yaitu menjadi seseorang yang awalnya saling membenci menjadi saling mencintai atau dengan nama yang lain, sebagaimana datang dalam hadits – Attiwalah.
Sebagaimana beliau ﷺ bersabda :

إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ

Sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat dan juga attiwalah semua ini adalah  syirik.

[HR. Ahmad, no. 3615, Abu Daud no. 1776, 3883 dan Ibnu Majah, no. 3530. Asy-Syaikh Syuaib Al-Arnauth berkata, Shahih lighairihi, dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah, no. 2854]

Yang dimaksud dengan Attiwalah sesuatu yang digunakan untuk menjadikan seseorang mencintai orang lain, atau dalam bahasa kita dinamakan dengan pelet, maka ini termasuk sihir yang diharamkan.

ومنه الصرف والعطف

Dan diantaranya adalah Ashorf wal athf

فمن فعله أورضي به

Maka barangsiapa yang mengamalkan sihir ini, bekerja sama dengan syaitan dengan Jin untuk mensihir orang lain – أورضي به – atau dia ridha dengan sihir tersebut, dia tidak melakukan dengan tangannya tetapi dia ridha, menyuruh orang lain untuk melakukan & dia ridha dengan sihir tersebut – كفر – maka dia telah kufur /telah keluar dari agama Islām.

Dan Rasulullãh ﷺ bersabda :

 لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَسَحَّرَ أَوْ تُسِحِّرَ لَهُ ،

Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan sihir atau yang di sihir kan
Artinya meminta orang lain untuk mensihirkan dia, memohon bantuan kepada dukun atau tukang sihir atau orang yang dianggap pintar untuk mensihir orang lain maka dia adalah orang yang ridha dengan sihir tersebut – كفر – maka orang yang demikian adalah orang yang kufur keluar dari agama Islām.
Apa dalil beliau rahimahullah?

والدليل

Dan dalil yang menunjukkan bahwasanya sihir ini adalah kufur & bisa mengeluarkan seseorang dari Islām

قوله تعالى :

Adalah firman Allāh yaitu didalam surat Al-Baqarah

وما يعلمان من أحد حتى يقول إنما نحن فتنة فلا تكفر

Dan tidaklah keduanya (yaitu dua orang Malaikat Harut & juga Marut) mengajarkan kepada orang lain sihir – حتى يقول – sampai ia berkata (sampai kedua malaikat tersebut berkata ) kepada orang yang diajari – إنما نحن فتنة  – Sesungguhnya kami adalah fitnah /kami adalah ujian cobaan bagi kalian (Allāh yang mengutus kami) – فلا تكفر – janganlah engkau kufur kepada Allāh Subhānahu wa Taāla dengan melakukan sihir.

Disini Allāh mengatakan /menceritakan tentang ucapan Harut & juga Marut, ketika Allāh mengutus keduanya dengan sihir dan mengajarkan kepada Manusia maka dua orang Malaikat ini setiap kali mengajarkan Manusia dia mengatakan /mereka berdua mengatakan – فلا تكفر – janganlah engkau kufur, artinya dengan melakukan sihir ini janganlah engkau kufur.

Menunjukkan kepada kita bahwasanya sihir adalah perbuatan kufur, termasuk perbuatan kufur yang bisa mengeluarkan dari keIslaman.

Ini maksud pendalilan beliau membawakan ayat ini yang menunjukkan bahwasanya orang yang melakukan sihir adalah orang yang kufur & keluar dari agama Islām.

Dan ini akan ayat yang panjang yang disebutkan oleh Allāh Subhānahu wa Taāla didalam Alquran yang menceritakan tentang sebagian manusia yaitu orang-orang Yahudi tersebar dikalangan mereka sihir & didalam hadits disebutkan bahwasanya Rasulullãh ﷺ dahulu pernah disihir oleh seorang Yahudi yaitu Labid Ibnul Ashom dan hadits yang shahih, dimana beliau ﷺ disihir & beliau adalah manusia biasa seperti manusia yang lain menimpa kepada beliau apa yang menimpa manusia,
beliau ditimpa sakit & diantaranya beliau pernah disihir oleh seorang Yahudi yang bernama Labid Ibnul Ashom sehingga saat itu tersihir pikiran  beliau & dihayalkan kepada sesuatu padahal beliau tidak melakukannya sampai Allāh Subhānahu wa Taāla mengutus dua orang Malaikat yaitu Malaikat Jibril dan satu orang Malaikat yang lain, kemudian meruqiyah Rasulullãh ﷺ dengan membacakan surat Al-Falaq & terbebaslah Rasulullãh ﷺ & beliau sembuh dengan Ijin Allāh Subhānahu wa Taāla setelah di ruqyah dengan surat Al-Falaq kemudian diambilah Buhul² yang digunakan untuk mensihir beliau yg ada di dalam sumur kemudian di hancurkan & ini menunjukkan bahwasanya banyaknya sihir diantara orang-orang Yahudi.
Allāh berfirman di dalam ayat ini :

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

[QS Al-Baqarah 102]

Allāh mengatakan

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ

Dan mereka itu (orang-orang) Yahudi mengikuti apa yang di baca oleh syaitan kepada tukang² sihir di zaman kerajaan Sulaiman.

Orang-orang Yahudi menyangka bahwasanya Nabi Sulaiman alaihi salam bisa menundukkan Jin dan juga sayatin dengan sihir padahal tidaklah demikian, setanlah yang telah kufur & dia lah yang telah mengajarkan sihir kepada manusia.

Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA