ikhlas

Friday, May 4, 2018

An-Nawaqidhul Islam 30 : Penjelasan Kaidah Ketujuh Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 1



Berkata mualif rahimahullah

السَّابِعُ: السِّحْرُ – وَمِنْهُ:الصَّرْفُ وَالعَطْفُ-، فَمَنْ فَعَلَهُ أَوْ رَضِيَ بِهِ كَفَرَ، وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ﴾

Beliau mengatakan :

Assaabi – السَّابِعُ-yang ketujuh yaitu diantara pembatal-pembatal keIslaman
السِّحْرُ – وَمِنْهُ:الصَّرْفُ وَالعَطْف

Sihir diantaranya / contohnya adalah _sharf dan ath,_ dan insyaallah akan kita terangkan maknanya

فَمَنْ فَعَلَهُ

Maka barangsiapa yang mengerjakannya (yaitu mengerjakan sihir)

أَوْ رَضِيَ بِهِ

Atau dia meridhoi sihir

كَفَرَ،

Maka dia telah kufur (keluar dari Islām)

وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى

Dalilnya adalah firman Allāh Taāla yang artinya :

dan tidaklah keduanya (yaitu) kedua malaikat tersebut mengajarkan kepada seseorang (mengerjakan sihir) sampai mereka berkata

يَقُولاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ

Sampai mereka berkata Sesungguhnya kami adalah fitnah, kami adalah ujian maka jangan engkau kufur kepada Allāh Subhānahu wa Taāla

Ini adalah pembatal keIslaman yang ke-7 yaitu sihir & kalimat Assihr di dalam bahasa Arab artinya adalah segala hal yang samar sebabnya, waktu orang makan sahur namanya adalah sahr, dinamakan dengan sahr karena terjadi di akhir malam & akhir malam adalah samar, kalimat Assihr dalam bahasa Arab adalah ghulma khofiya sababuk : segala sesuatu yang samar sebabnya maka dinamakan dengan sihir.

Ini adalah sihir secara bahasa.

Dan sihir yang dilarang ada dua macam, ada diantaranya yang hakiki yaitu sihir dengan bantuan syaitan & jin yang memudhoroti orang lain, membuat sakit orang lain bahkan ada Diantaranya yang meninggal & bisa mempengaruhi pikiran sehingga dia dikhayalkan kepadanya sesuatu padahal dia tidak melakukan & juga mempengaruhi hati menjadikan seorang yang cinta menjadi benci atau sebaliknya menjadikan orang yang benci menjadi mencintai. Ini adalah bentuk sihir yang hakiki.

Dan disana ada sihir yang takhyili yaitu khayalan dan yang di sihir adalah penglihatan seseorang sehingga dia melihat sesuatu yang tidak sebenarnya seperti yang terjadi di zaman Nabi Musa alaihi salam, ketika Firaun mengumpulkan tukang² sihir yang mahir di Mesir untuk melawan Nabi Musa alaihi salam, maka mereka menggunakan sihir takhyili mensihir mata mata manusia sehingga melihat tali-tali yang mereka lempar seakan-akan itu adalah Ular, sebagaimana Allāh menceritakan didalam Alquran

قَالُوا يَا مُوسَىٰ إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ نَحْنُ الْمُلْقِينَ

قَالَ أَلْقُوا ۖ فَلَمَّا أَلْقَوْا سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوهُمْ وَجَاءُوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ

[QS Al-Araf 115,116]

mereka berkata kepada Nabi Musa alaihi salam wahai Musa silahkan engkau yang melempar tongkatmu terlebih dahulu atau kami yang melempar
Maka Beliau mengatakan – أَلْقُوا – silahkan kalian melempar tali-tali kalian

فَلَمَّا أَلْقَوْا سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ

Ketika mereka melempar tali-tali tersebut – سَحَرُوا – mereka men sihir – أَعْيُنَ النَّاسِ – mata² manusia

 وَاسْتَرْهَبُوهُمْ

Dan mereka menjadikan Manusia takut

Ketika mereka melihat dengan mata mereka bahwasanya tali-tali tersebut seakan-akan berubah menjadi ular

 وَجَاءُوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ

mereka datang dengan sihir yang besar, Kemudian Allāh Subhānahu wa Taāla mewahyukan kepada Musa alaihi salam

وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ ۖ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ

[QS Al-Araf 117]

maka Kami wahyu kan kepada Musa supaya dia melempar tongkatnya

فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ

maka tiba-tiba tongkat (yang di lempar oleh Nabi Musa alaihi salam) berubah menjadi ular yg hakiki Dengan ijin Allāh Subhānahu wa Taāla

فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ

Maka ular tersebut (yaitu ular yg mubin/yang nyata /yang besar) memakan tali-tali yang di lempar oleh tukang² sihir tersebut

Dan ini adalah mujizat dari Allāh Subhānahu wa Taāla bukan hanya mensihir mata manusia sehingga melihat sesuatu yang bukan hakikat nya akan tetapi benar-benar Allāh merubah dari tongkat menjadi seekor ular yg nyata yg bergerak & hidup bukan hanya itu bahkan dia memakan tali-tali yang di lempar oleh tukang² sihir.

فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ

فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ

[QS Al-Araf 118, 119]

Maka telah nyata kebenaran dan batal lah apa yang mereka amalkan (diamalkan oleh tukang² sihir)

فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ

maka mereka kalah dan mereka kembali dalam keadaan hina

وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ

[QS  Al-Araf 120]

maka tukang² sihir tersebut mereka sujud & beriman Bertaubat kepada Allāh Subhānahu wa Taāla setelah melihat apa yang ada didepan mereka dimana tongkat (yg di lempar Nabi Musa alaihi salam) berubah benar-benar menjadi seekor ular.

Dan ini bukan sihir, sihir yang mereka lakukan tidak sampai demikian cuma menipu manusia, men sihir mata mereka sehingga mereka melihat tali seakan-akan itu adalah ular. Apabila sudah hilang sihirnya maka mereka akan melihat pada kenyataannya, tapi ini mereka melihat sebuah tongkat benar-benar menjadi seekor ular, akhirnya mereka percaya bahwasanya ini adalah seorang Rasulullãh & Allāh Subhānahu wa Taāla yang telah mengutus beliau & bahwasanya apa yang terjadi ini adalah diantara ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Taāla

وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ

[QS Al-Araf 120]
maka mereka (yaitu tukang² sihir tersebut) mereka bersujud kepada Allāh subhānahu wa Taāla

قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ

رَبِّ مُوسَىٰ وَهَارُونَ

[QS  Al-Araf 121, 122]

mereka berkata kami beriman kepada Rabbulalamin, Rabb nya Nabi Musa & Harun
Inilah akhir dari tukang² sihir yang mereka mendapatkan petunjuk dari Allāh Subhānahu wa Taāla & beriman kepada Nabi Musa alaihi salam.

Dan ini dinamakan Assihr attakhyili yaitu sihir yang berupa khayalan.

Dan keduanya diharamkan didalam agama islam, baik sihir yang pertama (yang hakiki) yang bisa memudhoroti, yang bisa menyakiti, bahkan bisa membuat mati seseorang, menjadikan orang yang benci menjadi mencintai, ataupun  mencintai menjadikan membenci ataupun sihir yang kedua yaitu yang berupa khayalan, keduanya diharamkan didalam agama Islām

Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA