An-Nawaqidhul Islam 30 : Penjelasan Kaidah Ketujuh Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 1
Berkata
mualif rahimahullah
السَّابِعُ: السِّحْرُ
– وَمِنْهُ:الصَّرْفُ وَالعَطْفُ-، فَمَنْ فَعَلَهُ أَوْ رَضِيَ بِهِ كَفَرَ، وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَمَا
يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ﴾
Beliau
mengatakan :
Assaabi – السَّابِعُ-yang ketujuh yaitu diantara pembatal-pembatal keIslaman
السِّحْرُ – وَمِنْهُ:الصَّرْفُ وَالعَطْف
Sihir
diantaranya / contohnya adalah _sharf dan ath,_ dan insyaallah akan kita
terangkan maknanya
فَمَنْ فَعَلَهُ
Maka
barangsiapa yang mengerjakannya (yaitu mengerjakan sihir)
أَوْ رَضِيَ بِهِ
Atau dia
meridhoi sihir
كَفَرَ،
Maka dia
telah kufur (keluar dari Islām)
وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى
dan
tidaklah keduanya (yaitu) kedua malaikat tersebut mengajarkan kepada seseorang
(mengerjakan sihir) sampai mereka berkata
يَقُولاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ
Sampai
mereka berkata Sesungguhnya kami adalah fitnah, kami adalah ujian maka jangan
engkau kufur kepada Allāh Subhānahu wa Taāla
Ini adalah
pembatal keIslaman yang ke-7 yaitu sihir & kalimat Assihr di dalam bahasa
Arab artinya adalah segala hal yang samar sebabnya, waktu orang makan sahur
namanya adalah sahr, dinamakan dengan sahr karena terjadi di akhir malam &
akhir malam adalah samar, kalimat Assihr dalam bahasa Arab adalah ghulma
khofiya sababuk : segala sesuatu yang samar sebabnya maka dinamakan dengan
sihir.
Ini adalah
sihir secara bahasa.
Dan sihir
yang dilarang ada dua macam, ada diantaranya yang hakiki yaitu sihir dengan
bantuan syaitan & jin yang memudhoroti orang lain, membuat sakit orang lain
bahkan ada Diantaranya yang meninggal & bisa mempengaruhi pikiran sehingga
dia dikhayalkan kepadanya sesuatu padahal dia tidak melakukan & juga
mempengaruhi hati menjadikan seorang yang cinta menjadi benci atau sebaliknya
menjadikan orang yang benci menjadi mencintai. Ini adalah bentuk sihir yang
hakiki.
Dan disana
ada sihir yang takhyili yaitu khayalan dan yang di sihir adalah penglihatan
seseorang sehingga dia melihat sesuatu yang tidak sebenarnya seperti yang
terjadi di zaman Nabi Musa alaihi salam, ketika Firaun mengumpulkan tukang²
sihir yang mahir di Mesir untuk melawan Nabi Musa alaihi salam, maka mereka
menggunakan sihir takhyili mensihir mata mata manusia sehingga melihat
tali-tali yang mereka lempar seakan-akan itu adalah Ular, sebagaimana Allāh
menceritakan didalam Alquran
قَالُوا يَا مُوسَىٰ إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ نَحْنُ الْمُلْقِينَ
قَالَ أَلْقُوا ۖ فَلَمَّا أَلْقَوْا سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوهُمْ وَجَاءُوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ
[QS Al-Araf
115,116]
mereka
berkata kepada Nabi Musa alaihi salam wahai Musa silahkan engkau yang melempar
tongkatmu terlebih dahulu atau kami yang melempar
Maka
Beliau mengatakan – أَلْقُوا – silahkan kalian melempar tali-tali
kalian
فَلَمَّا أَلْقَوْا سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ
Ketika
mereka melempar tali-tali tersebut – سَحَرُوا – mereka men sihir – أَعْيُنَ النَّاسِ – mata² manusia
وَاسْتَرْهَبُوهُمْ
Dan mereka
menjadikan Manusia takut
Ketika
mereka melihat dengan mata mereka bahwasanya tali-tali tersebut seakan-akan
berubah menjadi ular
وَجَاءُوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ
mereka
datang dengan sihir yang besar, Kemudian Allāh Subhānahu wa Taāla mewahyukan
kepada Musa alaihi salam
وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ ۖ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ
[QS Al-Araf
117]
maka Kami
wahyu kan kepada Musa supaya dia melempar tongkatnya
فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ
maka tiba-tiba
tongkat (yang di lempar oleh Nabi Musa alaihi salam) berubah menjadi ular yg
hakiki Dengan ijin Allāh Subhānahu wa Taāla
فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ
Maka ular
tersebut (yaitu ular yg mubin/yang nyata /yang besar) memakan tali-tali yang di
lempar oleh tukang² sihir tersebut
Dan ini
adalah mujizat dari Allāh Subhānahu wa Taāla bukan hanya mensihir mata manusia
sehingga melihat sesuatu yang bukan hakikat nya akan tetapi benar-benar Allāh
merubah dari tongkat menjadi seekor ular yg nyata yg bergerak & hidup bukan
hanya itu bahkan dia memakan tali-tali yang di lempar oleh tukang² sihir.
فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ
فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ
[QS Al-Araf
118, 119]
Maka telah
nyata kebenaran dan batal lah apa yang mereka amalkan (diamalkan oleh tukang²
sihir)
فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ
maka
mereka kalah dan mereka kembali dalam keadaan hina
وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ
[QS Al-Araf 120]
maka
tukang² sihir tersebut mereka sujud & beriman Bertaubat kepada Allāh
Subhānahu wa Taāla setelah melihat apa yang ada didepan mereka dimana tongkat
(yg di lempar Nabi Musa alaihi salam) berubah benar-benar menjadi seekor ular.
Dan ini
bukan sihir, sihir yang mereka lakukan tidak sampai demikian cuma menipu manusia,
men sihir mata mereka sehingga mereka melihat tali seakan-akan itu adalah ular.
Apabila sudah hilang sihirnya maka mereka akan melihat pada kenyataannya, tapi
ini mereka melihat sebuah tongkat benar-benar menjadi seekor ular, akhirnya
mereka percaya bahwasanya ini adalah seorang Rasulullãh & Allāh Subhānahu
wa Taāla yang telah mengutus beliau & bahwasanya apa yang terjadi ini
adalah diantara ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Taāla
وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ
[QS Al-Araf
120]
maka
mereka (yaitu tukang² sihir tersebut) mereka bersujud kepada Allāh subhānahu wa
Taāla
قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ
رَبِّ مُوسَىٰ وَهَارُونَ
[QS Al-Araf 121, 122]
mereka
berkata kami beriman kepada Rabbulalamin, Rabb nya Nabi Musa & Harun
Inilah
akhir dari tukang² sihir yang mereka mendapatkan petunjuk dari Allāh Subhānahu
wa Taāla & beriman kepada Nabi Musa alaihi salam.
Dan ini
dinamakan Assihr attakhyili yaitu sihir yang berupa khayalan.
Dan
keduanya diharamkan didalam agama islam, baik sihir yang pertama (yang hakiki)
yang bisa memudhoroti, yang bisa menyakiti, bahkan bisa membuat mati seseorang,
menjadikan orang yang benci menjadi mencintai, ataupun mencintai menjadikan membenci ataupun sihir yang
kedua yaitu yang berupa khayalan, keduanya diharamkan didalam agama Islām
Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA