ikhlas

Monday, April 23, 2018

An-Nawaqidhul Islam 28 : Penjelasan Kaidah Keenam Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 2



Diantara bentuk perendahan terhadap Allāh Subhānahu wa Ta’āla, adalah meyakini bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki anak, sebagaimana orang-orang musyrikin

وَيَجْعَلُـونَ لِلَّهِ الْبَنـَاتِ سـُبْحَانَهُ ۙ وَلَهُمْ مَا يَشْتَهُونَ


[QS An-Nahl 57]
“Dan mereka menjadikan bagi Allāh anak anak wanita, Maha Suci Allāh & mereka menjadikan bagi diri mereka anak-anak laki-laki ”


Ini adalah bentuk perendahan yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin, demikian pula orang-orang Yahudi dan Nashrani yang mereka mengatakan sebagaimana yang Allāh kabarkan

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ۖ 

[QS At-Tawbah 30]
“orang-orang Yahudi mengatakan ‘Uzair adalah anak Allāh & orang-orang Nahsrani mengatakan Isa (yaitu Al-Masih) adalah anak Allāh ”

Ini adalah bentuk perendahan terhadap Allāh Subhānahu wa Ta’āla 

َّقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَآلُواْ إِنَّ اللّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ

[QS. Al-Maidah: 17] 
“Sungguh telah kafir orang yang mengatakan bahwasanya Allāh adalah Al-Masih Ibnu Maryam ” 

Ini juga termasuk perendahan yang dilakukan oleh orang-orang Nashrani kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla & orang-orang Yahudi, Allāh ceritakan bahwasanya mereka mengatakan bahwasanya Allāh fakir 

لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ ۘ 

[QS Al-Imran 181]

“Allāh telah mendengar ucapan orang-orang yang mengatakan (Yahudi) 

 
إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ

“Sesungguhnya Allāh adalah fakir ”

 
وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ ۘ 

”Dan kami adalah orang-orang kaya ”

Ini adalah bentuk ejekan orang-orang Yahudi kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla & mereka mengatakan bahwasanya 

يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ ۚ 

QS Al-Ma’idah 64]
Mengatakan” tangan Allāh terbelenggu”

Dan ini adalah bentuk perendahan orang-orang Yahudi terhadap Allāh Subhānahu wa Ta’āla 

﴿قُلْ أَبِاللَّهِ 

“katakanlah apakah dengan Allāh kalian mengejek”

وَآيَاتِهِ

Demikian pula ejekan bisa berupa ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla & ayat-ayat Allāh adalah kalamullah & kalamullah bila dibandingkan dengan kalam makhluk seperti perbandingan Allāh dengan makhlukNya. 

Kewajiban seorang muslim adalah menghormati ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla & tidak menghinakannya apabila seseorang menghina ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla maka dia telah kafir dari agama Islām , telah keluar dari agama Islām. 

Allāh telah berfirman :

وَلَا تَتَّخِذُوا آيَاتِ اللَّهِ هُزُوًا ۚ 

[QS Al-Baqarah 231]
“Janganlah kalian menjadikan ayat-ayat allah sebagai senda gurau (untuk bermain²) ”

Kewajiban seorang muslim adalah menghormati ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla. 

 
وَرَسُولِهِ

” dan kalian mengejek RasulNya”

Mengejek Rasulullãh
adalah termasuk kekufuran. Kewajiban seorang muslim adalah menghormati beliau 

فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

[QS Al-A’raf 157]
“maka orang-orang yang beriman dengan beliau /percaya dengan beliau – وَعَزَّرُوهُ – dan mereka menghormati beliau – وَنَصَرُوهُ – dan menolong beliau 

أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Maka Merekalah orang-orang yang beruntung”


Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA