An-Nawaqidhul Islam 27 : Penjelasan Kaidah Keenam Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 1
Berkata pengarang rahimahullah :
السَّادِسُ: مَنِ اسْتَهْزَأَ بِشَيْءٍ مِنْ دِينِ اللهِ، أَوْ
ثَوَابِهِ، أَوْ عِقَابِهِ، كَفَرَ، وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى:
﴿قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ
وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِؤُونَ لاَ تَعْتَذِرُواْ
قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ﴾
Ini adalah pembatal keIslaman yang ke-6, yang hendaknya
diwaspadai oleh seorang muslim & juga muslimah.
Yaitu tentang masalah menghina & mengejek agama Allāh
& apa yang berkaitan dengannya.
Bahwasanya ini adalah termasuk kekufuran yang membatalkan
keIslaman seseorang
⇒ Mengeluarkan dari Islām
⇒ Menjadikan dia murtad
⇒ Membatalkan amalan dia
⇒ Seandainya dia meninggal dalam keadaan tidak bertaubat
kepada Allāh dari dosa ini maka dia tidak diampuni dosa nya oleh Allāh
Subhānahu wa Ta’āla.
مَنِ اسْتَهْزَأَ بِشَيْءٍ
مِنْ دِينِ اللهِ،
Barangsiapa yang mengejek dengan sesuatu diantara agama Allāh.
Mengejek sesuatu, menghina sesuatu & sesuatu tersebut
adalah termasuk agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla, baik mengejek Allāh Subhānahu
wa Ta’āla atau mengejek Para Rasul, mengejek Rasulullãh ﷺ, mengejek ayat-ayat
Allāh Subhānahu wa Ta’āla, mengejek syariat Allāh Subhānahu wa Ta’āla atau hukum²Nya bahkan diantaranya mengejek
orang-orang yang membawa agama Allāh, baik dari kalangan shahabat atau para
ulama, mengejek mereka karena agama yang mereka bawa maka ini termasuk mengejek
agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla
أَوْ ثَوَابِهِ، أَوْ عِقَابِهِ،
Atau mengejek pahala dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla
mengejek surga, mengucapkan ucapan² yang isinya adalah ejekan terhadap pahala
dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla baik di dunia maupun di akhirat
أَوْ عِقَابِهِ،
Demikian pula mengejek hukuman dari Allāh Subhānahu wa
Ta’āla atau azabNya, baik azab didunia maupun azab di akhirat yg berupa Neraka.
Mengejek itu semua baik dengan lisannya maupun dengan
tulisan ataupun dengan isyarat mata ataupun tangan maka ini semua termasuk istihja
yaitu mengejek agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla
كَفَرَ،
Maka orang yang demikian telah kafir telah keluar dari
agama Islām & sekarang dia bukan sebagai seorang muslim, karena seorang
muslim apabila didalam hatinya ada keimanan maka keimanan dia akan mendorong
dia untuk mengagungkan itu semua.
Mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla
Menghormati para Nabi
Menghormati para ulama, yang mereka membawa agama Allāh
Menghormati ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla
Menghormati syariat Allāh Subhānahu wa Ta’āla
Menghormati agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla
Demikianlah orang yang beriman. Iman yang ada didalam
hatinya menjadikan dia mengagungkan agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan
dalilnya yaitu dalil bahwasanya orang yang mengejek agama Allāh & apa yang
berkaitan dengannya dia menjadi kafir
قَوْلُهُ تَعَالَى:
﴿قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ
وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِؤُونَ لاَ تَعْتَذِرُواْ
قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ﴾
[QS. At-Taubah : 65-66]
Katakanlah wahai Muhammad, apakah kalian dengan Allāh dan
ayat-ayatNya dan RasulNya kalian beristihja
لاَ تَعْتَذِرُواْ
Janganlah kalian meminta maaf / udzur
قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ
إِيمَانِكُم
Sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian.
Di dalam ayat ini Allāh Subhānahu wa Ta’āla menceritakan
tentang sebuah kisah yang terjadi di zaman Rasulullãh ﷺ yaitu ketika Rasulullãh
ﷺ & juga para shahabat pada tahun kesembilan pergi ke perang tabuk ada
satu Majelis dimana salah satu diantara
anggota Majelis dia mengatakan
مَا رَأَيْتُ مِثْلَ قُرَّائِنَا هَؤُلاءِ لا أَرْغَبَ بُطُونًا
، وَلا أَكْذَبَ أَلْسِنَةً ، وَلا أَجْبَنَ عِنْدَ اللِّقَاءِ ،
Aku tidak melihat yang lebih besar perutnya lebih dusta
& lebih pengecut ketika berperang daripada mereka
Dan maksudnya adalah Rasulullãh ﷺ & juga para
shahabat mengucapkan ucapan ini dengan maksud mengejar
Rasulullãh ﷺ & juga para shahabat radiallahu anhum dia mengatakan
قُرَّائِنَا هَؤُلاء
Yang dimaksud dengan قُرَّائ adalah orang-orang yang
membaca Al-qur’an & juga mengamalkannya yang dimaksudkan adalah Rasulullãh ﷺ
& juga para shahabat.
Mengucapkan ucapan ini di majelis tersebut & dihadiri
oleh beberapa orang & maksudnya adalah untuk mengejek Rasulullãh ﷺ &
juga para shahabat. Salah seorang shahabat Rasulullãh ﷺ mendengar ucapan ini
& dia adalah Auf Ibn Malik yang didalam hatinya ada keimanan ketika
mendengar ucapan ini maka dia serentak mengatakan kepada orang tersebut – كذبت –
engkau telah berdusta
وَلَكِنَّكَ مُنَافِقٌ
Akan tetapi engkau seorang munafik
لأُخْبِرَنّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،
Sungguh aku akan pergi & mengabarkan ucapanmu ini
kepada Rasulullãh ﷺ kemudian dia segera pergi menuju ke Rasulullãh ﷺ dan
ternyata wahyu telah mendahului, Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menurunkan
ayat ini mengabarkan kepada Rasulullãh ﷺ tentang ucapan laki-laki tersebut
قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ
لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚ
[QS At-Tawbah 65]
Apakah kalian mengejek dengan Ayat Allāh dengan Allāh
& ayat-ayatNya & juga RasulNya, janganlah kalian meminta udzur sungguh
kalian telah kufur setelah keimanan kalian.
Ketika orang munafik ini mendengar bahwasanya wahyu telah
turun menceritakan tentang ucapan dia, maka dia segera datang kepada Rasulullãh
ﷺ & meminta maaf kepada beliau & meminta udzur kepada beliau dan
mengatakan bahwasanya
إِنَّ كُنَّا نَخُوضُ
وَنَلْعَبُ
kami hanya bersenda gurau /main-main
Kemudian Rasulullãh ﷺ menjawab ucapan dia dengan membaca
ayat ini & tidak menambah hanya mengatakan
أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ
لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚ
Beliau ulang² membaca ayat ini
Apakah kalian menghina Allāh dan ayatNya & juga
RasulNya, janganlah kalian meminta udzur, sungguh kalian telah kufur setelah
keimanan kalian
Beliau ulang² ayat ini kepada laki-laki tersebut.
Menunjukkan kepada kita tentang bahayanya beristihja / mengejek² agama Allāh
Subhānahu wa Ta’āla & apa yang berkaitan dengannya
قل أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ
Katakanlah apakah dengan Allāh Diantara bentuk pengejekan
adalah mengejek Allāh Subhānahu wa Ta’āla & seorang muslim diperintahkan
untuk mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla
وربك فكبر
Dan Rabb mu hendaklah engkau Agung kan
Mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, hanya menyembah
kepada Allāh, tidak menyekutukan Allāh dengan sesuatu apapun, mengagungkan Nama
& juga sifat Allāh, ini adalah sifat seorang muslim.
Mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla & Allāh
Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
وكبروا الله تكبيرا
Dan hendaklah engkau mengagungkan Allāh dengan sebenar
benar pengagungan
Tidak boleh seorang muslim & tidak halal merendahkan
Allāh Subhānahu wa Ta’āla, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang
musyrikin yang mereka menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, menyembah Allāh
dan juga menyembah selain Allāh. Ini adalah bentuk perendahan terhadap Allāh
Subhānahu wa Ta’āla seakan-akan Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak cukup bagi dia
& seakan-akan disana ada makhluk yang memiliki sifat yang dimiliki oleh
Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Orang yang menyekutukan Allāh, menyembah Allāh &
juga menyembah selain Allāh pada hakikatnya telah merendahkan Allāh Subhānahu
wa Ta’āla.
Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA