ikhlas

Thursday, April 19, 2018

An-Nawaqidhul Islam 27 : Penjelasan Kaidah Keenam Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 1



Berkata pengarang rahimahullah :

السَّادِسُ: مَنِ اسْتَهْزَأَ بِشَيْءٍ مِنْ دِينِ اللهِ، أَوْ ثَوَابِهِ، أَوْ عِقَابِهِ، كَفَرَ، وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى:
 ﴿قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِؤُونَ  لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ﴾

Ini adalah pembatal keIslaman yang ke-6, yang hendaknya diwaspadai oleh seorang muslim & juga muslimah.

Yaitu tentang masalah menghina & mengejek agama Allāh & apa yang berkaitan dengannya.
Bahwasanya ini adalah termasuk kekufuran yang membatalkan keIslaman seseorang

⇒ Mengeluarkan dari Islām
⇒ Menjadikan dia murtad
⇒ Membatalkan amalan dia
⇒ Seandainya dia meninggal dalam keadaan tidak bertaubat kepada Allāh dari dosa ini maka dia tidak diampuni dosa nya oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Beliau mengatakan – السَّادِسُ – yang keenam, maksudnya adalah yang keenam dari pembatal-pembatal keIslaman yang jumlahnya sepuluh yang beliau sebutkan.

 مَنِ اسْتَهْزَأَ بِشَيْءٍ مِنْ دِينِ اللهِ،

Barangsiapa yang mengejek dengan sesuatu diantara agama Allāh.

Mengejek sesuatu, menghina sesuatu & sesuatu tersebut adalah termasuk agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla, baik mengejek Allāh Subhānahu wa Ta’āla atau mengejek Para Rasul, mengejek Rasulullãh ﷺ, mengejek ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla, mengejek syariat Allāh Subhānahu wa Ta’āla atau  hukum²Nya bahkan diantaranya mengejek orang-orang yang membawa agama Allāh, baik dari kalangan shahabat atau para ulama, mengejek mereka karena agama yang mereka bawa maka ini termasuk mengejek agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla

أَوْ ثَوَابِهِ، أَوْ عِقَابِهِ،

Atau mengejek pahala dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengejek surga, mengucapkan ucapan² yang isinya adalah ejekan terhadap pahala dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla baik di dunia maupun di akhirat

أَوْ عِقَابِهِ،

Demikian pula mengejek hukuman dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla atau azabNya, baik azab didunia maupun azab di akhirat yg berupa Neraka.

Mengejek itu semua baik dengan lisannya maupun dengan tulisan ataupun dengan isyarat mata ataupun tangan maka ini semua termasuk istihja yaitu mengejek agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla

 كَفَرَ،

Maka orang yang demikian telah kafir telah keluar dari agama Islām & sekarang dia bukan sebagai seorang muslim, karena seorang muslim apabila didalam hatinya ada keimanan maka keimanan dia akan mendorong dia untuk mengagungkan itu semua.

Mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla

Menghormati para Nabi

Menghormati para ulama, yang mereka membawa agama Allāh

Menghormati ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla

Menghormati syariat Allāh Subhānahu wa Ta’āla

Menghormati agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla

Demikianlah orang yang beriman. Iman yang ada didalam hatinya menjadikan dia mengagungkan agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan dalilnya yaitu dalil bahwasanya orang yang mengejek agama Allāh & apa yang berkaitan dengannya dia menjadi kafir

 قَوْلُهُ تَعَالَى:

 ﴿قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِؤُونَ  لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ﴾

[QS. At-Taubah : 65-66]
Katakanlah wahai Muhammad, apakah kalian dengan Allāh dan ayat-ayatNya dan RasulNya kalian beristihja

لاَ تَعْتَذِرُواْ

Janganlah kalian meminta maaf / udzur

 قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُم

Sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian.

Di dalam ayat ini Allāh Subhānahu wa Ta’āla menceritakan tentang sebuah kisah yang terjadi di zaman Rasulullãh ﷺ yaitu ketika Rasulullãh ﷺ & juga para shahabat pada tahun kesembilan pergi ke perang tabuk ada satu Majelis dimana salah satu diantara anggota Majelis dia mengatakan

مَا رَأَيْتُ مِثْلَ قُرَّائِنَا هَؤُلاءِ لا أَرْغَبَ بُطُونًا ، وَلا أَكْذَبَ أَلْسِنَةً ، وَلا أَجْبَنَ عِنْدَ اللِّقَاءِ ،

Aku tidak melihat yang lebih besar perutnya lebih dusta & lebih pengecut ketika berperang daripada mereka

Dan maksudnya adalah Rasulullãh ﷺ & juga para shahabat mengucapkan ucapan ini dengan maksud mengejar Rasulullãh ﷺ & juga para shahabat radiallahu anhum dia mengatakan

قُرَّائِنَا هَؤُلاء

Yang dimaksud dengan قُرَّائ adalah orang-orang yang membaca Al-qur’an & juga mengamalkannya yang dimaksudkan adalah Rasulullãh ﷺ & juga para shahabat.

Mengucapkan ucapan ini di majelis tersebut & dihadiri oleh beberapa orang & maksudnya adalah untuk mengejek Rasulullãh ﷺ & juga para shahabat. Salah seorang shahabat Rasulullãh ﷺ mendengar ucapan ini & dia adalah Auf Ibn Malik yang didalam hatinya ada keimanan ketika mendengar ucapan ini maka dia serentak mengatakan kepada orang tersebut –  كذبت  – engkau telah berdusta

وَلَكِنَّكَ مُنَافِقٌ

Akan tetapi engkau seorang munafik

 لأُخْبِرَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،

Sungguh aku akan pergi & mengabarkan ucapanmu ini kepada Rasulullãh ﷺ kemudian dia segera pergi menuju ke Rasulullãh ﷺ dan ternyata wahyu telah mendahului, Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menurunkan ayat ini mengabarkan kepada Rasulullãh ﷺ tentang ucapan laki-laki tersebut

قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ

لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚ

[QS At-Tawbah 65]
Apakah kalian mengejek dengan Ayat Allāh dengan Allāh & ayat-ayatNya & juga RasulNya, janganlah kalian meminta udzur sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian.

Ketika orang munafik ini mendengar bahwasanya wahyu telah turun menceritakan tentang ucapan dia, maka dia segera datang kepada Rasulullãh ﷺ & meminta maaf kepada beliau & meminta udzur kepada beliau dan mengatakan bahwasanya

 إِنَّ كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ

kami hanya bersenda gurau /main-main

Kemudian Rasulullãh ﷺ menjawab ucapan dia dengan membaca ayat ini & tidak menambah hanya mengatakan

أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ

لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚ

Beliau ulang² membaca ayat ini

Apakah kalian menghina Allāh dan ayatNya & juga RasulNya, janganlah kalian meminta udzur, sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian
Beliau ulang² ayat ini kepada laki-laki tersebut. Menunjukkan kepada kita tentang bahayanya beristihja / mengejek² agama Allāh Subhānahu wa Ta’āla & apa yang berkaitan dengannya

قل أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ

Katakanlah apakah dengan Allāh Diantara bentuk pengejekan adalah mengejek Allāh Subhānahu wa Ta’āla & seorang muslim diperintahkan untuk mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla

وربك فكبر

Dan Rabb mu hendaklah engkau Agung kan

Mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, hanya menyembah kepada Allāh, tidak menyekutukan Allāh dengan sesuatu apapun, mengagungkan Nama & juga sifat Allāh, ini adalah sifat seorang muslim.

Mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla & Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

وكبروا الله تكبيرا

Dan hendaklah engkau mengagungkan Allāh dengan sebenar benar pengagungan

Tidak boleh seorang muslim & tidak halal merendahkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin yang mereka menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, menyembah Allāh dan juga menyembah selain Allāh. Ini adalah bentuk perendahan terhadap Allāh Subhānahu wa Ta’āla seakan-akan Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak cukup bagi dia & seakan-akan disana ada makhluk yang memiliki sifat yang dimiliki oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Orang yang menyekutukan Allāh, menyembah Allāh & juga menyembah selain Allāh pada hakikatnya telah merendahkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA