ikhlas

Thursday, February 22, 2018

An-Nawaqidhul Islam 19 : Penjelasan Kaidah Kedua Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 8




Kenapa kita tidak kembali kepada Al-Qur’an & juga Hadits untuk mendapatkan syafaat di hari kiamat, untuk mendapatkan kedekatan kepada Allāh.

Untuk mendapatkan syafaat di hari kiamat modalnya satu yaitu mentauhidkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, seseorang apabila meng-Esakan Allāh didalam beribadah tidak menyekutukan Allāh sedikitpun maka orang yang seperti ini yang kelak mendapatkan syafaat di hari kiamat.
Sebagaimana dalam hadits Rasulullãh ﷺ bersabda:

لِكُلِّ نَبِىٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِىٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّى اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِى شَفَاعَةً لأُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَهِىَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِى لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا

“setiap Nabi memiliki doa yang mustajab & masing-masing dari Nabi tersebut telah menyegerakan doa nya di dunia & sesungguhnya aku (Rasulullãh) menyimpan doa ku untuk hari kiamat sebagai syafaat bagi umatku (kemudian beliau mengatakan) maka syafaat ku tersebut akan diterima akan diberikan kepada siapa?

مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِى لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا

Kepada umatku yang meninggal dunia & dia dalam keadaan tidak menyekutukan Allāh sedikitpun”.

Mereka lah orang-orang yang akan mendapatkan syafaat.

Dalam hadits yang lain beliau mengatakan, ketika ditanya oleh Abu Hurairah

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ

“ya Rasulullãh siapa yang paling gembira & paling berhak mendapatkan syafaat mu”.

Siapakah mereka?.

Beliau mengatakan

مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ

“orang yang mengucapkan Laa ilaahaa illallaah  ikhlas dari hatinya”. [HR Bukhari, no.99].

Maksudnya adalah mentauhidkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Ini adalah modal utama untuk mendapatkan syafaat di hari kiamat.

Maka itu masing-masing mempersiapkan diri & untuk mendapatkan kedekatan kepada Allāh, caranya sudah diterangkan didalam Al-Qur’an dan juga hadits, yaitu dengan cara bertakarub kepada Allāh dengan amal sholeh. Orang-orang sholeh tersebut /para Nabi tersebut / para Malaikat, bagaimana mereka bisa deket dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla?

Yaitu dengan amal sholeh mereka.

Kalau kita ingin dekat sebagaimana mereka dekat dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, MAKA kita mengambil cara mereka yaitu beriman & juga beramal sholeh.


Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman didalam hadits Qudsi :

مَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ

“hamba-Ku tidak bertaqarrub kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai dari pada apa yang sudah Aku wajibkan atasnya”.(HR. Bukhâri).

Qurba ketaatan ibadah yang paling Allāh cintai, yang paling mendekatkan diri kita kepada Allāh adalah kewajiban-kewajiban.

 Apa yang Allāh wajibkan jika kita amalkan maka akan mendekatkan diri kepada Allâh, bahkan ini adalah yang paling mendekatkan diri kita kepada Allāh,

✓ Shalat lima waktu

✓ Berpuasa di bulan ramadhan

✓ Zakat yang wajib

✓ Haji yang wajib

✓ Nafkah yang wajib

 Ini adalah amalan-amalan yang wajib, ini adalah yang paling mendekatkan diri kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla,

 وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَـيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ،

“dan senantiasa hambaKu bertaqarrub kepadaKu dengan sesuatu yang nafilah (yang dianjurkan) sampai Aku mencintainya”.

Menunjukkan bahwasanya selain dengan kewajiban kita bertaqarrub kepada Allāh dengan sesuatu yang dianjurkan & di sunnah kan. Ini adalah cara bertaqarrub supaya kita dekat dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Amalan orang yang shaleh para nabi adalah untuk dirinya, mendekatkan diri mereka kepada Allāh. Adapun kita kalau kita ingin dekat kepada Allāh maka kita juga harus beriman & juga beramal shaleh.

Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA