ikhlas

Monday, February 12, 2018

An-Nawaqidhul Islam 11 : Penjelasan Kaidah Pertama Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 4


Oleh karena itu seorang muslim jangan dia menunda taubat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, selama dia masih diberikan kesempatan & nafas oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla maka hendaklah dia bersegera bertaubat kepada Allāh dengan taubat yang nashuha dari segala dosa yang besar maupun dosa yang kecil.

➡ Sebelum datang waktunya dimana tidak diterima taubat seseorang, apabila sudah datang ajal tidak bermanfaat ucapan seseorang.

تُبْتُ

“aku bertaubat kepada Allāh”.

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ

[QS An Nisa : 18]
“Taubat tidak diberikan oleh Allāh kepada orang-orang yang melakukan (assayyiat/dosa²) kemudian apabila sudah datang ajal kepada salah seorang diantara mereka”.

قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ

Kemudian baru dia mengatakan “sesungguhnya aku bertaubat kepada Allāh sekarang”.

Kalau sudah datang ajal / kematian maka tidak akan bermanfaat taubat seseorang.

➡ Firaun bertaubat ketika dia sudah datang ajal, beriman dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, tapi tidak diterima oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla

آلآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ

[QS.Yunus:91]

“Sekarang engkau bertaubat padahal sebelumnya engkau telah bermaksiat kepada Allāh & kau termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”.

وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاء

“Dan Allāh masih mengampuni”.

مَا دُونَ ذَلِكَ

“Yang lebih rendah dari itu (yang lebih rendah dari syirik)”.

لِمَنْ يَشَاء

“Bagi siapa yang dikehendaki”.

Dosa-dosa yang masih ada dibawah syirik maka diampuni oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, bagi siapa yang dikehendaki oleh Allāh.

● Berzina : Dosa besar
● Riba : Dosa besar
● Membunuh : Dosa besar

Tapi dia (duuna syirk) ini adalah dosa-dosa besar yang dibawah kesyirikan. Orang yang melakukannya didalam bahaya yang besar memang, akan tetapi tidak sampai kepada mengeluarkan dia dari Islām.

Orang yang melakukan dosa besar berkurang keimanannya & semakin banyak dia melakukan dosa besar semakin banyak imannya yang berkurang & dikhawatirkan dosa besar tersebut lama kelamaan bisa membuat dia kepada kekufuran.

➡ Orang yang melakukan dosa besar dalam keadaan bahaya tetapi tidak sampai mengeluarkan dia dari keIslaman.

وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ

“dan masih mengampuni yang lebih bawah dari itu”.

Yang lebih rendah dari kesyirikan “`bagi orang yang dikehendaki oleh Allāh“`.

Berarti disana ada orang yang dikehendaki di ampuni oleh Allāh dari para pelaku dosa besar & ada disana ada orang yang dikehendaki tidak diampuni oleh Allāh. Artinya harus diazab

➡ Oleh karena itu nanti dihari kiamat ketika kaum muslimin, orang-orang yang beriman melewati jembatan As-shiroth maka ada diantara mereka yang selamat, menyebrangi Jahanam diatas jembatan As-shiroth tersebut. Ada diantara mereka yang selamat & tidak terkena luka sedikit pun, seperti “`para Nabi, para Rasul“` dan ada diantara mereka yang selamat sampai kesebrang akan tetapi terdapat luka, karena diatas jembatan As-shiroth atau disekitar shiroth ada besi-besi pengait yang akan menyambar orang yang diperintahkan oleh Allāh untuk disambar sesuai dengan dosa yang dia lakukan, ada diantara orang-orang yang beriman yang sampai kesebrang akan tetapi dalam keadaan terluka & ada diantara orang yang beriman yang jatuh kedalam Neraka.

➡ Berarti orang yang jatuh kedalam Neraka inilah yang Allāh kehendaki tidak diampuni, artinya Allāh menghendaki untuk di azab, kalau diampuni maka Allāh akan selamatkan dia diatas dari Jahanam dan diselamatkan bisa menyebrangi Jembatan As-shiroth, akan tetapi Allāh menghendaki sebagian pelaku dosa besar diantara orang yang beriman dihendaki untuk tidak diampuni artinya tidak diampuni harus di azab terlebih dahulu dimasukkan ke dalam Neraka di azab sesuai dengan hak nya kemu

dian nanti akhirnya akan di masukan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla ke dalam surga. Setiap muslim akan masuk ke dalam surga sampai para pelaku dosa besar, tapi ada diantara mereka yang langsung & ada diantara mereka yang di azab terlebih dahulu karena dosa yang dilakukan.

Pelaku dosa besar sebagaimana “`ini adalah akidah Ahlu Sunnah wal Jamaah di hari kiamat adalah“`

تحت مشيئة الله

“Dibawah kehendak Allāh Subhānahu wa Ta’āla”.

Jika “`Allāh menghendaki maka Allāh akan mengampuni & kalau Allāh menghendaki maka Allāh tidak mengampuni.“`

وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ

“dan Allāh masih mengampuni yang selain/yang dibawah itu ”.

لِمَنْ يَشَاء

“Bagi siapa yang dikehendaki oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla”.

➡ “`Di antara contoh kesyirikan adalah menyembelih untuk selain Allāh“`

Menyembelih adalah ibadah

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

[QS Al-An’am 162, 163]
“katakanlah sesungguhnya shalatku dan sembelihanku, hidup & matiku adalah untuk Allāh Rabbul ‘alamin”.

Shalatnya adalah untuk Allāh tidak boleh seseorang melakukan shalat untuk selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla,

وَنُسُكِي

Demikian pula untuk sesembelihannya – نُسُكِي – artinya sesembelihan, Sebagaimana Sabda Nabi ﷺ.

Hendaklah engkau menyembelih sebuah sesembelihan
“katakanlah sesungguhnya shalatku dan sembelihanku, hidup & matiku

لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Hanya untuk Allāh”.
“`Tidak boleh diserahkan kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla.“`
Orang yang menyerahkan sembelihan kepada selain Allāh maka dia telah menyekutukan Allāh didalam ibadah tersebut. 

Demikian pula firman Allāh

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

[QS Al-Kautsar 2]
“hendaklah engkau shalat untuk Rabb mu & hendaklah engkau menyembelih untuk Rabb”.
“Shalat untuk Allāh”.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ

Demikian pula

وَانْحَرْ

“Hendaklah engkau menyembelih hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla”.

Dalam sebuah hadits, Ali bin Abi Tholib radiallahu anhu mengatakan

حدثن رسول الله صلى الله عليه وسلم بأربعة كلمة

“Rasulullãh mengabarkan kepada dengan empat kalimat”.

➡ yang pertama

لَعَنَ اللهُ مَن ذَبَحَ لِغَيرِ اللهِ

“Allāh melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla”.
“`Dilaknat oleh Allāh & di doakan oleh Rasulullãh supaya orang tersebut mendapatkan laknat dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla“`

➡Yang dimaksud dengan laknat adalah dijauhkan dari rahmat Allāh

Diantaranya adalah orang yang menyembelih untuk selain Allāh.

“`Apa yang dimaksud menyembelih untuk selain Allāh?“`

Menyembelih seekor hewan dengan tujuan bertakarub / mendekatkan dirinya kepada makhluk tersebut.

Kata beliau disini

كمن يذبح للجن

Seperti orang yang menyembelih dengan maksud bertakarub & mendekatkan diri kepada Jin

➡ Maka ini Adalah termasuk syirik kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Dan Jin disini oleh manusia dinamakan dengan banyak nama, ada yg dinamakan “`penguasa laut selatan, dinamakan dengan mbah fulan, kiyai fulan, nyai fulan, mereka semua adalah Jin.“` Meskipun diberi nama oleh manusia dengan berbagai nama, seperti yang terjadi misalnya di negara kita terkadang setiap tahun atau setiap waktu tertentu menyembelih seekor kerbau atau menyembelih seekor hewan kemudian di lempar ke laut atau dilempar ke sungai dan tujuannya adalah untuk mendekatkan diri kepada yang menunggu dari sungai ataupun laut tersebut, supaya tidak terjadi banjir, supaya tidak memudharati orang-orang yang tinggal di sekitar sungai tersebut. Maka ini adalah termasuk syirik kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla & bahkan ini adalah termasuk syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari Islām membatalkan amalannya, kalau dia meninggal dunia dalam keadaan berbuat syirik ini maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak akan mengampuni dosanya.

كمن يذبح للجن أو للقبر

“Atau dia menyembelih untuk kuburan”.

➡ Maksudnya adalah untuk yang dikuburkan di tempat tersebut, meskipun yg dikuburkan a

dalah seorang Nabi, kalau dia menyembelih seekor hewan dengan tujuan untuk bertakarub kepada yang dikuburkan baik itu seorang nabi atau seorang wali atau orang yang sholeh sekalipun maka ini adalah termasuk syirik

إن الله لا يغفر أن يشرك به

“Allāh tidak akan mengampuni dosa syirik”.

واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا

“Hendaklah kalian menyembah Allāh & janganlah menyekutukan Allāh dengan sesuatu apapun”.

Sesuatu apapun masuk didalamnya adalah para nabi, oleh karena itu orang-orang nashrani, mereka adalah orang-orang musyrik meskipun mereka menyembah seorang Nabi sekalipun, Nabi Isa alaihi salam yang disembah oleh orang-orang nashrani adalah seorang Nabi yang mulia, bahkan termasuk Ulul ajmi, termasuk 5 Nabi yang paling utama /yang afdhol, disembah oleh orang-orang Nashrani.

Disembah oleh orang-orang Nashrani, apakah berarti mereka bukan orang-orang yang musyrik?

kita katakan tetap orang musyrik

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۖ

[QS Al-Ma’idah 72]
“Sungguh kafir orang-orang yang mengatakan bahwasanya Al-Masih (Nabi Isa) adalah Allāh”.
“`Dan apa yang beliau sebutkan hanyalah sekedar contoh, disana banyak contoh² kesyirikan yang tidak beliau sebutkan disini karena ini adalah kitab yang ringkas.“` 


Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA