ikhlas

Thursday, February 8, 2018

An-Nawaqidhul Islam 09 : Penjelasan Kaidah Pertama Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 2


Didalam Al-Quran Allah Subhanahu wa Ta’ala, ketika menyebutkan perkara² yg diharamkan pertama kali yang Allāh sebutkan adalah masalah Syirik kepada Allāh Subhānahu wa Ta’ala

قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ

[QS Al-An’am 151]
”Katakanlah wahai Muhammad -wahai orang-orang musyrikin kemarilah kalian aku bacakan kepada kalian perkara yang diharamkan Rabb kalian yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Karena orang-orang musyrikin mereka sangat berdusta atas nama Allah subhanahu wa Ta’ala . Mengharamkan sesuatu yang dihalalkan.
Maka Allah berkata kepada Nabi-Nya

”Katakanlah wahai Muhammad” -wahai orang-orang musyrikin kemarilah kalian aku bacakan kepada kalian perkara2 yang diharamkan Rabb kalian yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala”


أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

Supaya kalian tidak menyekutukan Allah sedikitpun.
Disebutkan disini yang pertama kali yaitu masalah Syirik
Dan Allah Subhānahu wa Ta’ala ketika menyebutkan tentang hak-hak yang 10 didalam surat An-Nisa, Hak yang pertam yang Allah sebutkan adalah hak untuk Allah Subhānahu wa Ta’ala, sebelum hak yang lain


وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ…

[QS An-Nisa 36]
Disebutkan didalam ayat ini 10 hak, “`hak untuk Allah , hak untuk keluarga, hak untuk orang miskin, anak yatim, seorang yg musafir, seorang tetangga. Yang pertama kali adalah untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.“`


وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
 

”Hendaklah kalian menyembah kepada Allah”

وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
 

”Dan janganlah kalian menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun”.
Sehingga tidak heran disini, mualif/pengarang menjadikan yang nomor satu adalah


الشرك في عبادة الله تعالى
 

Pembatal keIslaman yang pertama adalah syirik didalam beribadah kepada Allah.
“`Kenapa bisa menjadi pembatal?“`
Karena Orang yang mengucapkan:


الشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
 

”Asyhadu an Lā ilāha illallāh”
 

Maknanya dia telah bersaksi dan berikrar dan bersumpah dan mengatakan kepada orang lain bahwasanya ”Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah”
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
لَا إِلَهَ

Berarti dia telah menafikan/mengingkari ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah
Ketika dia mengucapkan

إِلَّا اللَّهُ
 

Kecuali Allah berarti dia telah menetapkan bahwasanya Allah sebagai satu-satunya sesembahan.
“`Orang yang mengatakan“`


الشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
 

”Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah dan berhak diibadahi kecuali Allah”

Berarti konsekwensinya tidak boleh dia serahkan sebagian ibadah sekecil apapun kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Siapapun dia kalau itu selain Allah berarti tidak halal kita serahkan ibadah kepadanya.
Selain Allah mencangkup diantaranya :

“`Jin / pohon / batu atau bahkan nabi sekalipun, dia adalah selain Allah, demikian pula Malaikat dia adalah selain Allah , selain Allah adalah makhluk dan Al-Kholik hanyalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.“`


Seorang yang mengatakan


الشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
 

“`Janji dari dia, ikrar dari dia bahwasanya ibadah sekecil apapun tidak akan dia serahkan kepada selain Allah.“`

Pantang seorang Muslim yang sudah mengatakan


ْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
 

Menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Jika seseorang menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah, baik dengan ucapan lisan atau dengan perbuatan atau dengan hatinya , karena ini yang namanya ibadah maka akan kita sebutkan kadang berupa lisan kadang berupa hati kadang berupa perbuatan.
Apabila ibadah tersebut diserahkan kepada selain Allah berarti dia telah membatalkan ucapannya


لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
الشرك في عبادة الله تعالى
 

Menyekutukan didalam beribadah kepada Allah.
Yang dimaksud dengan Iibadah disebutkan oleh para ulama adalah


اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه، من الأقوال والأعمال الباطنة والظاهرة،
 

Apa yang dimaksud ibadah : yang tidak boleh kita serahkan kepada selain Allah, para ulama telah menerangkan yang dimaksud dengan ibadah adalah:
Seluruh perkara yang dicintai dan yang diridhoi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik berupa ucapan maupun perbuatan yang dhohir maupun yang batin.


Hendaklah seorang muslim memahami perkara ini jangan sampai dia tidak mengetahui apa makna ibadah apa perkara yang harus diserahkan kepada Allah yang berupa ibadah dan apa yang tidak boleh diserahkan kepada selain Allah. Orang yang tidak mengetahui makna ibadah dikhawatirkan dia akan menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah, segala sesuatu yang dicintai yang diridhoi oleh Allah itulah yang dinamakan ibadah.

Dari mana kita tahu bahwa itu sesuatu ucapan atau perbuatan dicintai dan diridhoi oleh Allah, tidak ada jalan lain kecuali dari kabar yang Allah kabarkan didalam Al-quran atau melewati lisan Rasulullãh ﷺ, , sebagai utusan. Itulah sumber dimana kita bisa mengetahui sesuatu itu ibadah atau tidak, sesuatu itu dicintai oleh Allah. 


Kita akan mengetahui disana ibadah berupa ucapan maupun perbuatan yang dicintai dan diridhai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’ala.
Terkadang Allāh Subhānahu wa Ta’ala menyebutkan didalam Al-Quran, Allāh mencintai golongan fulan 


والله يحب الصابرين
 

”Allāh mencintai orang-orang yang bersabar”
 

Allāh mengabarkan bahwasanya disini Allāh mencintai orang-orang yang bersabar. Menunjukkan bahwasanya sabar adalah ibadah, kenapa demikian?
Karena Allāh mengabarkan Allāh mencintai orang-orang yang bersabar. 


إن الله يحب المحسنين
 

”sesungguhnya Allāh mencintai orang-orang yang berbuat baik”
Menunjukkan bahwasanya ikhsan / berbuat baik kepada orang lain adalah ibadah, karena dia dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’ala. 


Dan Allāh mengabarkan bahwasanya Allāh mencintai orang-orang yang bertaubat kepada-Nya, menunjukkan bahwasanya Taubat adalah termasuk ibadah.
Dan terkadang Allah mencintai sebuah amalan ataupun ucapan, dari mana kita tahu? Karena diperintahkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’ala.


Allāh Subhānahu wa Ta’ala mengatakan :


وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ
 

”dan hendaklah kalian mendirikan shalat, membayar zakat “

Disini Allāh tidak mengatakan, Allāh mencintai orang-orang yang shalat, tetapi Allāh mengatakan :


وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ
 

” dan hendaklah kalian mendirikan shalat “

Dari mana kita tahu bahwasanya shalat adalah ibadah?
Karena Allāh memerintahkan dan Allāh tidak memerintahkan dengan sesuatu kecuali sesuatu tersebut dicintai dan diridhai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’ala. Berarti kita tahu bahwasanya shalat adalah ibadah karena ibadah diperintahkan oleh Allāh dan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allāh berarti itu adalah dicintai oleh Allāh & diridhai, dan kalau dicintai & diridhai berarti dia adalah ibadah.
Dan terkadang kita mengetahui ketika Allāh Subhānahu wa Ta’ala memuji sebagian orang, sebagaimana ketika Allāh memuji orang yang menunaikan nazarnya


يُوفُونَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْمًا كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيرًا

[QS Al-Insan 7]
يُوفُونَ بِالنَّذْر
”Allāh memuji orang-orang yang menyempurnakan Nazarnya”


Ketika dia bernazar mewajibkan atas dirinya sesuatu yang sebenarnya tidak wajib, bernazar dengan ke-Ta’atan, kemudian dia menyempurnakan nazarnya maka ini dipuji oleh Allāh Subhānahu wa Ta’ala, adapun orang yang tidak menunaikan nazarnya maka ini adalah tercela. Allah Subhānahu wa Ta’ala memuji, menunjukkan bahwasanya Allāh mencintai perbuatan tersebut


اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه،
 

Segala perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’ala 

من الأقوال والأعمال
 

“`Baik berupa ucapan maupun perbuatan Dzikir kepada Allāh, membaca Al-quran, mengucapkan tasbih, tahmid, tahlil, shalawat ini semua adalah ibadah yang berupa ucapan dicintai dan diridhai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’ala. 

Berupa amalan seperti melakukan shalat, atau amalan harta dia melakukan zakat, bershodaqoh maka ini adalah berupa amalan“` 


الظاهرة والباطنة
 

”Yang dhohir maupun yang batin”

Yang dhohir artinya kelihatan oleh orang lain, adapun yang batin apa yang ada di dalam hati manusia, rasa tawakal kepada Allāh, rasa cinta kepada Allāh, rasa takut kepada Allāh, Al-inabah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’ala. Ini adalah amalan-amalan hati dan semuanya masuk didalam kategori ibadah.


Semua ibadah tersebut harus diserahkan hanya kepada Allāh tidak boleh sedikitpun / secuil pun diserahkan kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’ala. Barang siapa yang menyerahkan sebagian ibadah dari ibadah² tadi kepada selain Allāh maka dia telah masuk didalam


الشرك في عبادة الله
 

Menyekutukan didalam beribadah kepada selain Allāh Subhānahu wa Ta’ala & ini adalah pembatal ke-Islam-an yang paling besar.

Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA