ikhlas

Thursday, February 15, 2018

An-Nawaqidhul Islam 14 : Penjelasan Kaidah Kedua Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 3




“Dalil yang kedua“

Firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla

 ۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ [QS Az-Zumar 3]

“dan orang-orang yang menjadikan sekutu bagi Allāh.

“apa yang mereka katakan?“

مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ

dan orang-orang yang menjadikan sekutu / tandingan-tandingan bagi Allāh yang mereka namakan syufaat, mereka mengatakan

مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ

tidaklah kami menyembah kepada mereka /menyerahkan ibadah kepada mereka berdoa kepada mereka

 إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ

Supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allāh ”.

Kami adalah orang jauh dari Allāh, kami adalah orang yang banyak berbuat maksiat, banyak melakukan dosa, banyak lalai kepada Allāh, sedangkan orang-orang yang shaleh tersebut mereka adalah memiliki derajat yang tinggi disisi Allāh.

مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ

“Tidaklah kami beribadah kepada mereka, berdoa kepada mereka, meminta syafaat kepada mereka kecuali supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla”.

Ini adalah tujuan orang-orang musyrikin, ingin dekat kepada Allāh dengan cara berdoa kepada orang-orang yang shaleh.

“Kemudian Allāh membantah & mengatakan:“

 إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ

“sesungguhnya Allāh akan menghukumi diantara mereka”.

Yaitu antara Rasulullãh ﷺ dan orang-orang musyrikin tersebut, siapa yang benar diantara mereka, apakah Rasulullãh ﷺ yang mengajak kepada tauhid & memperingatkan kepada mereka dari kesyirikan ataukah yang benar adalah orang-orang musyrikin tersebut yang mereka berdoa & beribadah kepada orang-orang yang shaleh dengan maksud mendekatkan diri mereka kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. 

إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ
 
“sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan menghukumi diantara mereka di dalam apa yang perselisihkan”.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ

“sesungguhnya Allāh tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang

كاذب كفاف

Orang yang berdusta & dia kufur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla”.

Ini menunjukkan bahwasanya apa yang diucapkan oleh orang-orang musyrikin tersebut yang pertama ini adalah kedustaan, karena Allāh mengatakan

إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ

“Allāh tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang dusta”.

 Menunjukkan bahwasanya ucapan mereka

مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ

Adalah ucapan yang “tidak benar.“

Tidak benar bahwasanya orang-orang shaleh tersebut mendekatkan diri mereka (orang-orang yang menyembahNya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla)

Allāh katakan ini adalah kedustaan, kedustaan atas nama Allāh & Allāh lebih tahu tentang hakikat. 

Kemudian Allāh mensifati sebagai - كفار  - menunjukkan bahwasanya perbuatan ini adalah termasuk kekufuran, bahkan kekufuran yang sangat. Karena Allāh mengatakan – كفار – dan orang-orang Arab membedakan antara kaffar dengan kafir, kafir artinya adalah orang yang kafir, tapi kalau sudah mengatakan kaffar berarti orang yang sangat kafir.

إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّار

“Allāh tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang dusta dan dia sangat kufur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla”.

Menunjukkan bahwasanya cara seperti ini adalah cara yang tidak dibenarkan secara syariat tidak diajarkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, tidak diajarkan Rasulullãh ﷺ, demikian pula ini adalah dien ini adalah agama orang-orang musyrikin yang diperangi Rasulullãh ﷺ.

Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA