An-Nawaqidhul Islam 14 : Penjelasan Kaidah Kedua Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 3
“Dalil yang kedua“
Firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla
ۚ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا
مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا
نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى
اللَّهِ زُلْفَىٰ إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ
بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ
فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ إِنَّ اللَّهَ
لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ
كَاذِبٌ كَفَّارٌ [QS Az-Zumar 3]
“dan orang-orang yang menjadikan sekutu bagi Allāh.
“apa yang mereka katakan?“
مَا
نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى
اللَّهِ زُلْفَىٰ
dan orang-orang yang menjadikan sekutu /
tandingan-tandingan bagi Allāh yang mereka namakan syufaat, mereka mengatakan
مَا
نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى
اللَّهِ زُلْفَىٰ
tidaklah kami menyembah kepada mereka /menyerahkan ibadah
kepada mereka berdoa kepada mereka
إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى
اللَّهِ زُلْفَىٰ
Supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allāh ”.
مَا
نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى
اللَّهِ زُلْفَىٰ
“Tidaklah kami beribadah kepada mereka, berdoa kepada
mereka, meminta syafaat kepada mereka kecuali supaya mereka mendekatkan diri
kami kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla”.
Ini adalah tujuan
orang-orang musyrikin, ingin dekat kepada Allāh dengan cara berdoa kepada
orang-orang yang shaleh.
“Kemudian Allāh membantah & mengatakan:“
إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ
بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ
فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ
“sesungguhnya Allāh akan menghukumi diantara mereka”.
Yaitu antara Rasulullãh
ﷺ dan orang-orang musyrikin
tersebut, siapa yang benar diantara mereka, apakah Rasulullãh ﷺ yang mengajak kepada
tauhid & memperingatkan kepada mereka dari kesyirikan ataukah yang benar
adalah orang-orang musyrikin tersebut yang mereka berdoa & beribadah kepada
orang-orang yang shaleh dengan maksud mendekatkan diri mereka kepada Allāh
Subhānahu wa Ta’āla.
إِنَّ
اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ
فِيهِ يَخْتَلِفُونَ ۗ
“sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan menghukumi
diantara mereka di dalam apa yang perselisihkan”.
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ
هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ
“sesungguhnya Allāh tidak akan memberikan petunjuk kepada
orang yang
كاذب
كفاف
Orang yang berdusta & dia kufur kepada Allāh
Subhānahu wa Ta’āla”.
Ini menunjukkan bahwasanya apa yang diucapkan oleh
orang-orang musyrikin tersebut yang pertama ini adalah kedustaan, karena Allāh
mengatakan
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ
هُوَ كَاذِبٌ
“Allāh tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang
dusta”.
Menunjukkan
bahwasanya ucapan mereka
مَا
نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى
اللَّهِ زُلْفَىٰ
Adalah ucapan yang “tidak benar.“
Tidak benar bahwasanya orang-orang shaleh tersebut
mendekatkan diri mereka (orang-orang yang menyembahNya kepada Allāh Subhānahu
wa Ta’āla)
Allāh katakan ini adalah kedustaan, kedustaan atas nama
Allāh & Allāh lebih tahu tentang hakikat.
Kemudian Allāh
mensifati sebagai - كفار - menunjukkan bahwasanya perbuatan ini adalah
termasuk kekufuran, bahkan kekufuran yang sangat. Karena Allāh mengatakan – كفار – dan orang-orang Arab
membedakan antara kaffar dengan kafir, kafir artinya adalah orang yang kafir,
tapi kalau sudah mengatakan kaffar berarti orang yang sangat kafir.
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ
هُوَ كَاذِبٌ كَفَّار
“Allāh tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang
dusta dan dia sangat kufur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla”.
Menunjukkan bahwasanya cara seperti ini adalah cara yang tidak
dibenarkan secara syariat tidak diajarkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, tidak
diajarkan Rasulullãh ﷺ,
demikian pula ini adalah dien ini adalah agama orang-orang musyrikin yang
diperangi Rasulullãh ﷺ.
Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA