ikhlas

Monday, February 5, 2018

An-Nawaqidhul Islam 05 : Penjelasan Pengantar Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 5


Mengetahui An-Nawāqidhul Islām adalah perkara yang sangat penting. Tentunya didalam memahami Nawāqidhul Islām seseorang harus kembali kepada Al-Qur’an dan juga hadits-hadits nabi ﷺ & kembali kepada pemahaman shahabat radhiallahu anhum & menengok kembali ucapan² para ulama didalam masalah Nawāqidhul Islām, karena mengatakan sesuatu mengeluarkan seseorang dari Islām atau tidak ini adalah termasuk hukum syari’

Termasuk hukum syar’i tidak boleh seseorang mengatakan sebuah amalan atau sebuah ucapan atau sebuah keyakinan “ini adalah kufur – ini adalah syirik – ini adalah infaq” kecuali apabila disana ada dalil yang jelas didalam Al-Qur’an ataupun didalam hadits, jangan sampai seseorang mengucapkan sesuatu atas nama Allāh dengan kedustaan, karena ini adalah perbuatan yang besar. Mengucapkan sesuatu atas nama Allāh padahal tidak pernah dikabarkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla & juga RasulNya 


وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَٰذَا حَلَالٌ وَهَٰذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ


 

“Janganlah kalian mengatakan dengan ucapan kalian (dengan lisan kalian)

هَٰذَا حَلَالٌ وَهَٰذَا حَرَام

Ini adalah halal, ini adalah haram

لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ

dengan tujuan berdusta atas nama Allāh ”

[QS An-Nahl 116]

Janganlah kalian ucapkan ini halal atau ini haram dengan tujuan untuk berdusta atas nama Allāh.
═ Allāh mengatakan halal kemudian kita katakan haram
═ Allāh mengatakan Haram kemudian kita katakan halal 


Maka ini termasuk berdusta atas nama Allāh Subhānahu wa Ta’āla 


إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ
 

“orang-orang yang berdusta atas nama Allāh maka dia tidak akan beruntung baik di dunia maupun di akhirat ”

Mengatakan sesuatu ini adalah kufur ini adalah syirik, mengeluarkan seseorang dari Islām maka ini adalah hukum syari yang dikembalikan kepada Allāh dan juga RasulNya.

Dikembalikan kepada dalil, jangan sampai seseorang mengatakan:
⇒ ini adalah kufur padahal Allāh dan RasulNya tidak mengatakan demikian,
atau sebaliknya
⇒ mengatakan ini tidak kufur padahal Allāh dan RasulNya mengatakan ini adalah kufur.

Karena disana ada dua kelompok yang tersesat didalam masalah ini sebagian mereka berlebih-lebihan, sehingga mengatakan bahwasanya sesuatu ini adalah kufur padahal Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak mengatakan kufur.

Seperti orang yang berkeyakinan bahwasanya orang yang melakukan dosa besar maka dia keluar dari Islām dan ini adalah keyakinan orang-orang Khawarij yang sudah ada sejak zaman shahabat radhiallahu anhum dan sampai sekarang berkeyakinan bahwasanya orang yang melakukan dosa besar maka dia keluar dari agama Islām. 


Dan disana ada kelompok lain juga berlebih-lebihan kebalikan dari orang-orang khawarij, mereka meyakini sebuah amalan yang itu adalah jelas² kufur didalam Al-Qur’an maupun hadits akan tetapi mereka meyakini itu bukan sebuah kekufuran. 

Kufur menurut Allāh & RasulNya kemudian menganggap ini bukan kekufuran dan ini juga berlebih-lebihan dan ini dilakukan orang Murjiah yang mereka menganggap bahwasanya namanya Iman cukuplah keyakinan didalam hati / ma’rifah mengenal didalam hati itulah yang dinamakan keimanan, 

artinya apa?
 

⇒ Artinya saat seseorang mengucapkan apa saja atau melakukan amalan apa saja yang penting hatinya mengenal yang penting hatinya meyakini maka ini tidak kufur dari agama Islām, karena mereka mengatakan yang namanya iman hanya didalam hati dan ini juga berlebih-lebihan oleh karena itu mereka tidak masalah bagi seseorang mengucapkan apa saja baik itu ucapan yang kufur maupun yang syirik yang nifaq yang penting hatinya tidak demikian. 

Terkadang seseorang bisa kufur dengan ucapan lisannya, Ahlus Sunnah wal Jamaah bukan termasuk Khawarij & juga bukan termasuk Murjiah, mereka didalam pertengahan dan ini adalah taufiq dan karunia dan juga petunjuk yang Allāh berikan kepada mereka didalam masalah kufur dan juga syirik Islām & juga Iman mereka kembali kepada Al-Qur’an dan juga hadits dengan pemahaman para shahabat radhiallahu anhum, apa yang dihukumi oleh Allāh & RasulNya sebagai bentuk kekufuran mereka katakan ini adalah kufur & apa yang dikatakan oleh Allāh & RasulNya ini bukan kekufuran maka mereka tidak mengatakan ini adalah kekufuran. 


Dan mereka didalam masalah ini kepada Qoidah-qoidah yang berdasarkan Al-Qur’an juga hadits dan diantara Qoidah Yang mereka sebutkan
Terkadang seseorang mengucapkan ucapan yang kufur atau melakukan amalan yang kufur (yang mengeluarkan dia dari Islām akan tetapi tidak dihukumi sebagai orang kafir, apa yang dilakukan adalah kufur akan tetapi tidak langsung dihukumi bahwasanya orang ini adalah musyrik /orang ini adalah kafir.
Karena para ulama menyebutkan disana ada syarat²nya, ada syarat² yang harus terpenuhi & disana ada penghalang² yang harus tidak ada sehingga orang dihukumi sebagai orang yang kafir atau orang yang musyrik. 



Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA