ikhlas

Tuesday, April 16, 2019

HSI 9.20 Amalan Hamba / Ikhtiariyah Menurut Ahlus Sunnah


Halaqah yang Ke-20 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Amalan Hamba / Ikhtiariyah Menurut Ahlus Sunnah

Amalan Hamba terbagi menjadi dua

1. Amalan Hamba Iftiroriyyah yaitu Amalan hamba yang seorang hamba tidak bisa memilih seperti gerakan orang yang menggigil.


2. Amalan hamba Ikhtiariyah yaitu amalan hamba yang seseorang bisa memilih. Seperti Amalan-amalan ketaatan dan Amalan-amalan kemaksiatan.

Ahlus Sunnah Wal Jamaah meyakini bahwa Allāh yang Menciptakan amalan mereka bukan mereka sendiri yang menciptakan amalan tersebut, sebagaimana keyakinan orang Qodariyyah.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

“Dan Allāh yang Menciptakan kalian dan apa yang kalian kerjakan” (Ash-Shaffat : 96)
Dan Rasulullãh ﷺ bersabda:
إنَّ اللهَ صانِعُ كُلِّ صانِعٍ و صَنعَتِهِ

“Sesungguhnya Allāh Yang Menciptakan setiap pelaku & apa yang dia lakukan” (HR Al Hakim, Hasan didalam Al Mustadrak)
Dan Ahlus Sunnah meyakini bahwa para hamba merekalah pelaku dari apa yang mereka amalkan, Allāh yang Menciptakan keimanan & kekafiran dan seorang hamba dialah yang beriman dan dialah yang kafir. Allāh menciptakan ketaatan dan kemaksiatan dan hamba dialah yang taat dan dialah yg bermaksiat.

Allāh menciptakan shalat & puasa dan hamba lah yang melakukan shalat & dialah yang melakukan puasa, bukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menjadi pelaku itu semua, sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Al Jabriyyah. Allāh berfirman:
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Maka sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupaya hal-hal yang menyejukan mata mereka sebagai balasan atas apa yang mereka amalkan” (As-Sajadah : 17)
Di dalam ayat ini Allāh mengabarkan bahwa amal yang dilakukan para hamba adalah sebab mereka mendapatkan kenikmatan di Surga, menunjukkan bahwa pelaku amalan tersebut adalah hamba dan bukan Allāh.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan para hamba kudrah atau kemampuan sebagaimana firman Allāh”
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ..

“Allāh tidak membebani sebuah jiwa kecuali sesuai dengan kemampuannya” (Al-Baqarah 286)
Dan Allāh juga memberikan mereka Iradah /keinginan. Allāh-lah yang Menciptakan Iradah pada diri mereka dan Iradah mereka dibawah Iradah Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Allāh berfirman:
لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ, وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

“bagi siapa diantara kalian yang ingin istiqomah dan tidaklah kalian menghendaki istiqomah kecuali dengan kehendak Allāh Rabb semesta alam” (At-Takwir 28,29)
Ini semua menunjukkan tentang ucapan bathil nya Al Jabriyyah bahwa hamba dipaksa melakukan ketaatan atau kemaksiatan tidak ada pilihan bagi mereka, mereka tidak memiliki qudrah & iradah keadaan mereka seperti gerakan pohon yang tertiup angin mengikuti kemana arah angin tersebut.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah

*Materi audio ini disampaikan didalam Group WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy