ikhlas

Monday, September 25, 2017

HSI 7.04 - Bahwasannya Kitab-Kitab ini Benar-Benar Turun Dari Allah


Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allāh adalah:
⑴ Beriman bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar;
• Turun dari Allāh.
• Merupakan kalamullāh dari Allāh bermulai.
⑵ Beriman bahwasanya Allāh telah;
• Berbicara secara hakikat dengan huruf dan maknanya.
• Berbicara sesuai dengan yang Dia kehendaki (dengan cara yang Allāh kehendaki) yang sesuai dengan keagungan Allāh ‘Azza wa Jalla.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنجِيلَ
“Dia telah menurunkan atasmu, Al-Kitāb (Al-Qurān) dengan haq, membenarkan kitab-kitab  sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan Taurāt dan Injīl.” (QS Āli ‘Imrān: 3)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
قُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنزِلَ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَالنَّبِيُّونَ مِن رَّبِّهِمْ
“Katakanlah: Kami beriman kepada Allāh dan apa yang diturunkan kepada Kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrāhīm, Ismā’īl, Ishāq, Ya’qūb dan juga asbāth dan apa yang diberikan kepada Mūsā, ‘Īsā dan para Nabi dari Rabb mereka.” (QS Āli ‘Imrān: 84)
Tidak boleh seseorang mengatakan bahwa:
⇒ Taurat yang asli adalah ucapan Mūsā.
⇒ Injīl yang asli adalah ucapan ‘Īsā.
⇒ Al-Qurān adalah ucapan Muhammad.
Orang yang mengatakan bahwa kitab-kitab tersebut adalah ucapan manusia maka dia telah kufur dengan ayat-ayat Allāh.
Allāh berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآَيَاتِ الله لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَالله عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ 
“Sesungguhnya orang-orang yang kufur dengan ayat-ayat Allāh, mereka akan mendapatkan adzab yang pedih. Dan Allāh adalah Zat Yang Perkasa dan memiliki siksaan.” (QS Āli ‘Imrān: 4)
Allāh menceritakan tentang ucapan sebagian orang kafir yang mengatakan:
إِنْ هَٰذَا إِلَّا قَوْلُ الْبَشَرِ 
“Tidaklah Al-Qurān ini kecuali ucapan manusia.” (QS Al-Muddatstsir: 25)
Para rasul dan malaikat hanyalah sebagai perantara dalam menyampaikan kalamullāh.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَإِنَّهُ لَتَنزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ (١٩٢) نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ (١٩٣) عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنذِرِينَ (١٩٤) بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِينٍ (١٩٥) 
“Sesungguhnya dia (Al-Qurān) diturunkan dari Rabbul ‘Ālamīn, turun dengannya Ar-Rūhul Amīn (Jibrīl) atas hatimu (Nabi Muhammad) supaya engkau menjadi pemberi peringatan. Turun kitab tersebut dengan bahasa ‘Arab yang jelas.” (QS Asy-Syuarā: 192-195)
Adapun firman Allāh:
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ
Yang Allāh sebutkan di dalam surat Al-Hāqqah ayat 40 dan Surat Takwīr ayat 19, yang artinya:
“Sesungguhnya dia (Al-Qurān) dalam ucapan Rasul yang mulia.”
Maka maksudnya adalah penyandaran ucapan kepada yang mengucapkan.
⇒ Di dalam Surat Al-Hāqqah, yang dimaksud “utusan” adalah Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
⇒ Di dalam surat At-Takwīr yang dimaksud “utusan” adalah malaikat Jibrīl ‘alayhissalām.
Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA.