ikhlas

Thursday, March 1, 2018

An-Nawaqidhul Islam 24 : Penjelasan Kaidah Keempat Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 1




Pembatal KeIslaman yang Ke-4

Berkata pengarang rahimahullahu

الرَّابِعُ*: مَنْ اعْتَقَدَ أَنَّغَيْرَ هَدْي النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَم أَكْمَلُ مِنْ هَدْيِهِ وَأَنَّ حُكْمَ غَيْرِهِ أَحْسَنُ مِنْ حُكْمِهِ كَالذِينَيُفَضِّلُونَ حُكْمَ الطَّوَاغِيتِ عَلَى حُكْمِهِ فَهُوَ كَافِرٌ.
Beliau mengatakan:

“pembatal yang ke-4 yaitu pembatal keIslaman ke-4 barangsiapa yang meyakini bahwasanya selain petunjuk Nabi ﷺ lebih sempurna pada petunjuk beliau ﷺ atau meyakini bahwasanya hukum selain beliau ﷺ lebih baik daripada hukum beliau ﷺ, seperti orang yang mengutamakan hukum Thogut diatas hukum Rasulullãh ﷺ “fahuwa kafirun” ( فَهُوَ كَافِرٌ ) maka orang yang demikian adalah orang yang kafir ”.

Ini adalah pembatal keIslaman yang ke-4 dari sepuluh pembatal keIslaman yang dibawakan oleh Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhaab. Apa yang dia lakukan berupa keyakinan ini telah mengeluarkan dia dari keIslaman.

Barangsiapa yang meyakini bahwasanya selain petunjuk Nabi lebih sempurna daripada petunjuk beliau.
Petunjuk Nabi ﷺ adalah wahyu dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla baik berupa Al-Qur’an ataupun berupa hadits² beliau

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ

إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ

[Surat An-Najm 3-4]
“Tidaklah apa yang beliau ucapkan wahyu

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ

Mengucapkan dari hawa nafsunya

إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ

Tidaklah apa yang beliau ucapkan kecuali adalah wahyu dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang di wahyukan kepada beliau”.

Petunjuk beliau ﷺ adalah wahyu dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla, baik berupa Al-Qur’an maupun hadits² Nabi ﷺ, keduanya adalah wahyu.

Di dalam hadits beliau mengatakan

أَلاَ إِنِّي أُتِيْتُ الْكِتَابَ وَ مِثْلَهُ مَعَهُ

“ketahuilah bahwasanya aku diberikan al Kitab (yaitu diberikan Al-Qur’an)

وَ مِثْلَهُ مَعَهُ

Dan yang semisalnya”.

Bersama dia yaitu hadits Nabi ﷺ, hadits adalah wahyu sebagaimana juga Al-Qur’an adalah wahyu dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Dan kita harus meyakini bahwasanya apa yang datang dari Rasulullãh ﷺ lebih sempurna daripada petunjuk selain Rasulullãh ﷺ & ini adalah wahyu dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla & Rasulullãh ﷺ ketika beliau berkhutbah Jumat beliau mengatakan

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ ﷺ

“Sesungguhnya kalam yang paling benar adalah kitabullah

ومن أصدق من الله الحديثا

Dan siapa yang lebih benar ucapannya daripada Allāh Subhānahu wa Ta’āla

وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ ﷺ

Dan petunjuk yang lebih baik adalah petunjuk Nabi ﷺ ”.

Beliau mengatakan «  َخَيْرُ » dan makna «  َخَيْرُ » adalah yang paling baik, yang paling ahsan / yang paling bagus. Kabar dari nabi ﷺ bahwasanya sebaik baik petunjuk adalah petunjuk beliau ﷺ.

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ ﷺ

“petunjuk yang paling baik yang lebih sempurna /yang paling sempurna adalah petunjuk Rasulullãh ﷺ ”.

Yang asalnya dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla & Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Dzat yang Al-Alim, Al-Hakim diantara nama Allāh adalah Al-Alim, Al-Hakim (Dia lah Yang Maha Mengetahui) mengetahui mashlahat, mengetahui mudharat mengetahui apa yang terbaik bagi hamba²Nya, mengetahui apa yang terbaik bagi laki-laki, apa yang terbaik bagi wanita & Allāh adalah Al-Hakim (Yang Maha Bijaksana) didalam hukum²Nya, didalam syariat Nya maupun didalam takdir yang Allāh takdirkan, Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Al-Alim Al-Hakim (Yang Maha Mengetahui & Dia lah Yang Maha Bijaksana).

Petunjuk dari Allāh adalah petunjuk yang paling sempurna

 وَاللهُ يَعلَمُ وَأنتُمْ لا تَعلَمُونَ

“Dan Allāh mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui”.

Allāh yang lebih mengetahui tentang maslahat bagi kita & apa yang me mudharat bagi kita

 أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

[QS Al-Mulk 14]
“bukankah yang menciptakan Dia lah yang mengetahui ”.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menciptakan kita & menciptakan alam semesta & Dia lah yang mengetahui apa yang terbaik bagi hamba²Nya. Allāh menurunkan syarat yang bijaksana yang sesuai di setiap tempat setiap zaman

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ

bukankah yang menciptakan Dia lah yang mengetahui

وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

Kewajiban seorang muslim adalah meyakini bahwasanya petunjuk Allāh & RasulNya lebih sempurna & lebih baik daripada petunjuk selain Allāh & juga RasulNya

Sumber : Halaqoh Silsilah Islamiyyah bimbingan Ustadz Abdullah Roy Lc. MA