ikhlas

Wednesday, December 18, 2019

HSI 10.75 Perang Uhud 3


Diantara kejadian yang terjadi sebelum perang Uhud ketika didaerah Asy Syaikhoini ada beberapa orang shahabat yang umurnya baru 14 tahun atau kurang yang menawarkan diri ingin berperang bersama Nabi & para shahabat yang lain, namun Nabi ﷺ menolak mereka semua karena dianggap belum cukup memiliki kekuatan untuk berperang kecuali dua orang, yang pertama Rafi’ bin Khodij karena beliau pandai memanah & yang kedua Samurah bin Junduq karena diketahui bahwa beliau lebih kuat daripada Rafi’.

Jumlah para shahabat muda yang ditolak oleh Nabi ﷺ saat itu mencapai 14 orang adalah diantaranya Abdullah bin Umar & ini adalah jumlah yang tidak sedikit, menunjukkan bagaimana Nabi ﷺ & para shahabat mendidik & mentarbiah anak² mereka menawarkan diri untuk meninggal dijalan Allāh padahal mereka masih muda belia tanpa ada paksaan dari seorang pun, semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan Taufiq kepada orang tua untuk bisa mendidik dengan didikkan para salaf.

Bergeraklah pasukan kaum muslimin ke Uhud & masing-masing menempati posisi sesuai dengan yang direncanakan. Nabi ﷺ mengatur pasukan mereka menjadikan gunung Uhud dibelakang mereka menempatkan 50 orang pemanah yang dipimpin Abdullah bin Jubair diatas gunung ‘Ainaini gunung yang berada tepat didepan gunung Uhud mereka ditempatkan disana untuk melindungi kaum muslimin apabila ada pasukan berkuda orang² musyrikin yang mencoba menyerang mereka dari belakang peran yang sangat penting sampai² Nabi ﷺ mengatakan kepada pasukan pemanah
إِنْ رَأَيْتُمُونَا تَخْطَفُنَا الطَّيْرُ فَلَا تَبْرَحُوا مَكَانَكُمْ هَذَا حَتَّى أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ وَإِنْ رَأَيْتُمُونَا هَزَمْنَا الْقَوْمَ وَأَوْطَأْنَاهُمْ فَلَا تَبْرَحُوا حَتَّى أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ

Apabila kalian melihat burung² mematuki kami maka janganlah kalian meninggalkan tempat kalian ini & apabila kalian melihat kami mengalahkan mereka & kami menginjak injak mereka maka janganlah kalian meninggalkan tempat kalian ini
HR Al Bukhari
Di dalam sebagian riwayat yang lemah disebutkan bahwa sebelum perang antara dua pasukan Ali bin Abi Tholib perang tanding dengan Tholhah bin Usman pemegang bendera orang-orang Musyrikin Ali pun berhasil membunuhnya, Hamzah ditantang oleh Siba’ bin Abdil Uzza untuk perang tanding juga & Hamzah pun berhasil membunuh nya, kemudian terjadilah perang yang dahsyat antara kaum muslimin dan orang-orang musyrikin & untuk memberikan semangat kepada kaum muslimin Nabi ﷺ mengambil pedang kemudian mengatakan

siapa yang mengambil dariku pedang ini

Maka masing-masing membuka tangannya & mengatakan

saya

Kemudian Nabi berkata

siapa yang mengambilnya dengan hak nya

Maka merekapun terdiam, kemudian berkata Abu Dujanah

saya yang akan mengambilnya dengan haknya

Maka Abu Dujanah pun mengambilnya & memecah pasukan musyrikin dengan pedang tadi

HR Muslim

Hamzah berperang saat itu dengan semangat kekuatan yang luar biasa, Wahsi (budak Zubair bin Mut’im) telah di janjikan oleh majikannya, apabila berhasil membunuh Hamzah dia akan dibebaskan, Zubair melakukan ini karena balas dendam kepada Hamzah yang telah membunuh Tuaimah bin Adi diperang Badr, Wahsi pun bersembunyi dibelakang batu besar & ketika Hamzah mendekat melempar tombak kecil nya ke arah Hamzah & membunuhnya, pada fase pertama ini juga terbunuh Muf’ad bin Umair pemegang bendera kaum muslimin (seorang dai) beliau terbunuh dalam keadaan tidak meninggalkan sesuatu apapun kecuali sehelai kain yang digunakan untuk mengkafani beliau, kain kafan yang bila digunakan untuk menutupi kepalanya terbuka kedua kakinya & kalau digunakan menutup kedua kakinya terbuka kepalanya, setelah itu Ali bin Abi Tholib (beliau lah yang memegang bendera muslimin)

Demikian yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Jember

*Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah (HSI) ‘Abdullāh Roy.

HSI 10.74 Perang Uhud 2


Diantara pelajaran yang bisa kita ambil dari musyawarah Nabi ﷺ dengan para shahabatnya sebelum perang Uhud

①. Seorang pemimpin hendaknya dia meminta pendapat kepada orang-orang yang dia pimpin

②. Seorang pemimpin sudah mengambil keputusan maka hendaklah dia bertawakal kepada Allāh & tidak ragu² supaya tertanam dalam diri orang² yang dia pimpin rasa percaya diri, 

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman

وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ..
[QS Ali ‘Imran 159]

bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan & apabila dirimu sudah berazam atau bertekad, maka bertawakallah kepada Allāh
Berkibarlah bendera perang satu bendera hitam & 3 liwa, Liwa yang pertama adalah Liwa Muhajirin dibawa oleh Mushab bin Umair yang nantinya akan diganti oleh Ali bin Abi Thalib setelah terbunuh nya Mushab. Liwa yang kedua adalah Liwa Al Aus yang dibawa oleh Usaib bin Khudair & Liwa yang ketiga adalah Liwa Al-Khodroj yang dibawa oleh Al Hubab bin al Mundzir.

Terkumpullah seribu orang, ada diantara mereka yang merupakan orang² munafik, kaum muslimin hanya memiliki 2 kuda & 100 orang saja yang memakai baju perang. Rasulullãh ﷺ sendiri memakai dua baju perang untuk menunjukkan bahwa bertawakal kepada Allāh bukan berarti meninggalkan sebab.

Pasukan kaum muslimin bergerak menuju Uhud melewati bagian barat dari Al Haroh As-Syarkiyah & ketika mendekati Uhud tepatnya di daerah As-Syaikhoini.

Abdullah bin Ubaid bin Salul memimpin orang-orang munafik menarik diri dari pasukan kaum muslimin bersama 300 orang munafik dengan alasan bahwa tidak akan terjadi perang.

Abdullāh bin Amr bin Harom berusaha untuk membujuk mereka untuk kembali untuk bergabung bersama kaum muslimin namun mereka tetap tidak mau. Banu Salimah dari suku Khodroj & Banu kharitah dari suku Aus hampir terpengaruh dengan kejadian ini & pulang ke Madinah namun Allāh Subhānahu wa Ta’āla menguatkan mereka , 

Allāh berfirman
إِذْ هَمَّتْ طَائِفَتَانِ مِنْكُمْ أَنْ تَفْشَلَا وَاللَّهُ وَلِيُّهُمَا ۗ
[QS Ali ‘Imran 122]

ketika dua golongan dari pihak kalian ingin mundur karena takut padahal Allāh adalah penolong mereka
Allāh menyebutkan tentang sebagian hikmah mundurnya orang² munafik sebelum perang tersebut yaitu untuk membersihkan barisan kaum muslimin sehingga tidak ada diantara mereka orang² yang kelak ketika perang justru membuat kekacauan barisan kaum muslimin & akan menurunkan semangat perang, 

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman
مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَىٰ مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّىٰ يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ ۗ
[QS Ali ‘Imran 179]

tidaklah Allāh meninggalkan orang-orang yang beriman seperti dalam keadaan kalian sekarang ini sehingga Allāh membedakan antara yang jelek dengan yang baik
Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Jember

*Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah (HSI) ‘Abdullāh Roy.

HSI 10.73 Perang Uhud 1


Perang ini terjadi pada tahun ke-3 Hijriyah setahun lebih satu bulan setelah perang Qubra tepatnya pertengahan bulan Syawal tahun ke-3 Hijriyah, sebab perang Uhud adalah

①. Karena Orang-orang Quraisy ingin membalas dendam atas kekalahan mereka diperang Badr, dimana tokoh² mereka yang terbunuh.

②. Untuk menyelamatkan rute perdagangan mereka ke arah Syam yang dikuasai kaum muslimin.

③. Untuk mengembalikan kehormatan & kemuliaan mereka yang sempat terkoyak setelah perang Badr.

Dinamakan perang Uhud dikarenakan perang ini terjadi di sekitar gunung Uhud sebuah gunung yang terletak 5.5 kilometer kearah Utara dari Masjid Nabawi tinggi nya kurang lebih 121 meter disebelah Selatannya ada gunung Ainain yang dikenal setelah perang Uhud dengan nama Jabal ar Rumah yaitu Gunung para pemanah. Antara Jabal Uhud dengan Jabal ar rumah ada lembah qonaah.

Orang-orang Quraisy sudah mempersiapkan perang ini sepulang mereka dari perang Badr, pasukan mereka mencapai kurang lebih 3000 orang, 200 pasukan berkuda , 700 orang diantaranya memakai pakaian perang lengkap, pasukan sayap kanan dipimpin oleh Kholid bin Warid & pasukan sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abi Jahl.

Pasukan ini terdiri dari orang-orang musyrikin Quraisy, orang² Kinanah & Tuhamah yg mereka masih loyal dengan orang-orang Quraisy, mereka juga membawa wanita, ada yg mengatakan jumlahnya adalah 14 wanita diantaranya adalah Hindun istri Abu Sufyan.

Sementara itu kaum muslimin sudah mengetahui akan datangnya pasukan musyrikin, Nabi ﷺ sempat bermimpi dan mimpi para Nabi adalah wahyu. Dan beliau ﷺ mengajak para sahabatnya bermusyawarah apakah mereka tetap tinggal di kota Madinah karena kota Madinah adalah kota yang sangat kuat untuk berlindung ataukah mereka keluar untuk menyambut pasukan Quraisy diluar Madinah & Nabi ﷺ lebih cenderung pada pendapat yang pertama, namun sebagian orang² Anshor mengatakan kami tidak senang kalau kami terbunuh di jalan jalan kota Madinah, kami dahulu dijaman jahiliyah tidak mau berperang didalam kota Madinah maka didalam Islām kami lebih tidak mau oleh karena itu sambutlah pasukan tersebut diluar kota Madinah

Akhirnya mereka saling menyalahkan satu dengan yang lain seraya berkata Nabi menawarkan satu perkara, kemudian kalian menawarkan perkara yang lain pergilah kamu wahai Hamzah kepada Nabi ﷺ dan katakan kepada beliau perkara kami mengikuti perkara mu

Datanglah Hamzah kepada Nabi ﷺ dan menceritakan apa yang terjadi maka Nabi ﷺ berkata :
Sesungguhnya tidak pantas bagi seorang Nabi apabila sudah memakai baju perang kemudian melepaskannya sehingga dia selesai berperang

Demikian yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Jember

*Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah (HSI) ‘Abdullāh Roy.

HSI 10.72 Dampak Perang Badr Kubro


Berita kekalahan orang² Quraisy & kemenangan kaum muslimin di perang Badr memiliki pengaruh yang besar terhadap Jazirah Arab baik di Mekkah, Al Madinah maupun ditempat² yang lain.

Kedudukan kaum muslimin di kota Madinah semakin nampak, orang² yahudi menjadi ciut nyali mereka & semakin terlihat kedengkian & permusuhan mereka terhadap kaum muslimin, mereka semakin marah mendengar hasil dari perang Badr yang sama sekali tidak mereka sangka, sehingga mereka pun tidak bisa menutupi kemarahan mereka yang meledak² didalam diri mereka seperti yang dilakukan oleh Bani Qoinuqo yang akhirnya ini menjadi sebab diusir nya mereka dari kota Madinah.

Diantara dampak Perang Badr banyaknya orang yang masuk Islām meskipun ada diantara mereka yang masuk Islām karena menjaga kepentingan² mereka, seperti orang-orang munafikin yang dipimpin oleh Abdullah bin Ubai bin Salud.

Orang-orang Quraisy yang berada di Mekkah hampir-hampir mereka tidak percaya dengan apa yang telah terjadi terbunuh tokoh² mereka & jagoan² mereka & mereka pun berniat untuk membalas kekalahan tadi sempat mereka mengutus Umair bin Wahab Al Jumahi untuk membunuh Nabi ﷺ secara sembunyi, Sofwan bin Umayyah menjanjikan kepadanya kalau dia terbunuh maka keluarganya akan di tanggung.

Pergilah Umair ke kota Madinah, namun ketika Umair sampai ke Masjid Rasulullãh ﷺ, Umar bin Khotob menangkapnya & membawanya kepada Rasulullãh ﷺ, Rasulullãh ﷺ kemudian bertanya kepada Umair tentang tujuan dia datang ke kota Madinah, Umair pun berdusta & mengatakan bahwa dia datang untuk menembus tawanan, maka Nabi ﷺ mengatakan kepada Umair tentang niat dia sebenarnya yaitu untuk membunuh Nabi ﷺ & beliau juga mengabarkan tentang perjanjian antara dia dengan Sofwan, ketika mendengar ucapan Nabi ﷺ ini, maka tahu lah Umair bahwasanya beliau ﷺ adalah Nabi yang di wahyu kan kepada nya, kemudian akhirnya dia masuk Islām & meminta ijin kepada Nabi ﷺ untuk mendakwahi orang-orang Mekkah supaya masuk kedalam agama Islām.

Dan diantara bentuk pembalasan orang-orang Quraisy adalah membunuh Khubaid & Zaid Ibnu ad-Datsilah yang merupakan dua orang tawanan pada peristiwa ar Roji’ (yang insyaallah datang keterangannya).

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Jember

*Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah (HSI) ‘Abdullāh Roy.

HSI 10.71 Perang Badr Kubro 7


Nabi ﷺ mengeluarkan 4/5 dari rampasan perang & dibagikan secara merata kepada para shahabat yang mengikuti perang Badr, baik mereka yang berperang melawan musuh secara langsung ataupun yg menjaga Rasulullãh ﷺ ataupun mereka yang mengumpulkan rampasan perang. 

Adapun yang 1/5 maka dibagi menjadi 5 bagian

① Untuk Allāh & RasulNya
Maksudnya adalah untuk kepentingan & kemaslahatan bagi kaum muslimin secara umum.

② Untuk keluarga Rasulullãh ﷺ /Ahlul bait

③ anak² yatim

④ Untuk orang-orang miskin

⑤ Untuk Ibnu sabil atau orang-orang kafir yang kehabisan bekal.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan :
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ
[QS Al-Anfal 41]

dan ketahuilah oleh kalian bahwasanya apa yang kalian dapatkan dari rampasan perang maka 1/5 nya adalah untuk Allāh & untuk Rasul & keluarga Nabi, anak² yatim, orang² miskin & Ibnu Sabil
Bahkan Nabi ﷺ memberikan bagian kepada para shahabat yang mereka tidak mengikuti peperangan karena tugas yang dibebankan kepada mereka di kota Madinah atau karena terluka atau patah tulang ketika perjalanan menuju ke Badr atau karena udzur² yang lain.

Dan diantara mereka yang tidak mengikuti peperangan & mendapatkan tugas dikota Madinah adalah
Utsman bin Affan yang disuruh oleh Nabi ﷺ untuk menjaga ruqayyah istri beliau yg sakit.

Dan pembagian rampasan perang ini terjadi di Sofro jalan menuju kota Madinah & diperjalanan itu Nabi ﷺ menyuruh kaum muslimin untuk membunuh 2 orang tawanan yang pertama
Uqbah bin Abi Muayyith & An Nadr bin Al Harits yang demikian karena keduanya dahulu mengganggu & menyakiti Nabi ﷺ.

Uqbah adalah orang yang telah menaruh kotoran Unta yang baru melahirkan diatas panggung Nabi ﷺ ketika beliau sedang bersujud.

Nabi ﷺ & juga para shahabat nya telah memperlakukan para tahanan tersebut dengan baik.

Zaid bin Haritsah telah menuju ke kota Madinah dengan membawa kabar gembira, kaum muslimin pun menyambut berita tersebut dengan gegap gempita sambil khawatir apabila kabar tersebut tidak benar.

Berkata Usamah bin Zaid

aku tidak percaya sampai kami melihat para tawanan, sungguh perang Badr ini adalah Yaumul Furqon yaitu hari pembeda antara yang benar dan yang batil

Karena perang ini menunjukkan bahwa aqidah lebih didahulukan daripada hubungan kekerabatan & seluruh kepentingan. Orang² Muhajirin mereka memerangi kerabat mereka sendiri & orang-orang Anshor janji mereka untuk melindungi Nabi ﷺ di kota Madinah tidak menghalangi mereka untuk terus berperang bersama Nabi ﷺ dengan dasar aqidah.

Oleh karena itu para shahabat yang mereka mengikuti perang Badr Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan keutamaan kepada mereka.

Nabi ﷺ berkata
لَعَلَّ اللَّهَ اطَّلَعَ إِلَى أَهْلِ بَدْرٍ فَقَالَ اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ فَقَدْ وَجَبَتْ لَكُمْ الْجَنَّةُ أَوْ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكُمْ

Allāh telah melihat kepada Ahlu Badr dan berkata kepada mereka kerjakanlah apa yang mereka inginkan sungguh telah diwajibkan atas kalian surga atau sungguh Aku telah mengampuni dosa kalian
Diriwayatkan oleh Al Imam Bukhori didalam shahih nya.

Mereka menduduki kedudukan yang tinggi diantara para shahabat & bahkan secara duniawi mereka diberikan gaji yang palingan besar dari negara di zaman Umar Ibn Khotob radiallahu.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Jember

*Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah (HSI) ‘Abdullāh Roy.